Matahari perlahan menampakan semburat oranye dan merah muda. tanda sebentar lagi akan terbit di ufuk timur, momen kehidupan yang paling kusukai setelah matahari terbenam.aku menghentikan membaca untuk sesaat untuk melihat momen kehidupan dunia yang tak tergantikan ini, sesaat aku juga membayangkan apabila noah bisa disampingku, segaris senyum dibibirku menggantung sambil terus menatap semburat cahaya diujung sana.
From : Yours (Noah)
To : Mine(Jane)
Subjek : kejutan
Hei, bisakah kau naik ke atap sekarang :)Drrtt..Ponselku bergetar dimeja nakas, Sebuah pesan singkat dari Noah dipagi buta, membuatku mengusap mataku yang masih mengantuk dan terbangun dengan enggan."kejutan? Ke atap?" Aku tersenyum heran lalu membalas,
From : Yours (Jane)
To : Mine (Noah)
Subjek : kejutan?
Baiklah, seperti yang kau mau.
Oh ya, selamat pagi :)Kemudian aku langsung beranjak turun dari tempat tidur dan naik keatas rooftop rumah, saat kubuka.. pemandangan luar biasa dari matahari yang sedang berusaha terbit perlahan memancarkan sinar menembus langit biru gelap menjadi terbias cahaya yang indah.aku sangat takjub dengan pemandangan kejutan dari noah, tiba-tiba ponsel di kantung celana tidurku bergetar,
From : Yours (Noah)
To : Mine (Jane)
Subjek : kejutan
Selamat pagi ;)
Bagaimana kejutanku? Apa kau sukaFrom : Yours (Jane)
To : Mine (Noah)
Subjek : kejutan
Oh, Noah.bagaimana bisa .. Aku sangat menyukainya.terimakasih sayang
Bisakah hari ini kita bertemu jam 3, mungkin aku akan membalas kejutanmu ini :)From : Yours(Noah)
To : Mine(Jane)
Subjek : kejutan balasan?
Tentu, dengan senang hati sayang ;)Memori usang menyakitkan itu terputar lagi,
Darinyalah pemandangan ini kuketahui, sesekali ia bisa menjadi seseorang yang romantis dan dingin dalam satu waktu dan hanya diriku yang bisa melihat dan merasakannya.ya, itu adalah momen langka berjuta tahun yang lalu dan entahlah sekarang bagaimana, memori pikiranku bagai recorder portabel yang otomatis memutar sebagian sisa kenangan yang ia rekam.akupun kembali ke realita dengan membuka mata setelah mengingat itu semua, kulirik iPodku sudah pukul 06.00 pagi sebaiknya aku turun, atau ibu akan berteriak begitu ia merasakan hawa dingin dari atap menyeruak berhembus kedalam ruang tengah jika ia tahu aku yang membuka pintu atap. dan sesaat pula saat beranjak bangun aku menatap buku biru laut Peter smith,
"malam ini aku akan mencobanya" kataku pada buku itu dengan suara parau meyakinkan.
Ya, aku telah membaca sebagian dari buku itu, dan disana terdapat beberapa petunjuk dan tuntunan tata cara dari Si penulis kepada para pembaca yang ingin mencoba bermain-main dibawah alam sadar di seberang dunia pikiran realita atau yang ia sebut 'lucid dreaming'.
Aku kembali kekamar untuk meletakan buku di meja, lalu mencharger ponselku yang kehabisan daya.aku berniat untuk turun kebawah, saat akan membuka pintu tiba-tiba ada seseorang berdiri, "Jade! apa yang. . kau lakukan ?!" Tanyaku tersentak kaget melihatnya sudah berdiri didepan pintu membuatku terkejut.
"Wowh, kau sudah bangun?kupikir kau masih terlelap dengan mulut terbuka" katanya dengan terkekeh."aku hanya ingin mengambil iPodmu jane, ingat? kemarin malam aku mengatakannya" Tambahnya.
"Kau!, apa kau mengendap-endap ke kamarku ketika diriku masih tertidur, Jade" tukasku sinis sambil memicingkan mata.
"ti..tidak.apa kau bercanda, cepat berikan saja iPodmu" jawabnya aneh.
"tunggu disini", aku menyambar iPodku yang sempat kulempar keatas tempat tidur beserta headphonenya.
"Senja, dengan $1 atau kau bisa mendapati dirimu tidak memiliki uang saku dihari senin!" Kataku dengan penuh ancaman sambil menahan iPodku yang sudah ditangannya.
"Jane, aku bersumpah" katanya mengangguk.
👇
👇
👇
Akhir pekan yang membosankan seperti biasanya, aku kembali kekamarku saat jam dinding menunjukan pukul 19.00 Tidak terasa seharian sudah terlewati dengan cepat hanya dengan menjaga toko pastry ibu, mataku menyapu seisi kamar yang rasanya tetap saja membosankan. dengan wallpaper biru muda dengan garis tosqa yang ibu bilang untuk membuat ruangan terasa nyaman.seketika mataku melirik buku biru laut karya Peter smith, Oh ya aku hampir saja lupa untuk mencobanya."apa ini akan berhasil?" Tanyaku pada diriku sendiri.baiklah, hilangkan rasa takut lalu kendalikan, ini akan mudah dan berhasil kuharap.aku sedikit merapikan tempat tidur agar terlihat nyaman, kemudian membenarkan bantal-bantal.seingatku buku itu menuliskan,
Pertama kau harus merasa rileks, lalu katakan dalam hatimu untuk melakukan Lucid dream.kemudian pejamkan kedua matamu perlahan, tarik nafas hingga kau merasa lebih rileks dan bayangkan gradasi warna-warni atau landscape.bayangkan hingga dirimu tenggelam, dan tak lama kau akan merasakan getaran/tindihan/tarikan jangan Takut, berontak, atau terbangun nikmati setiap langkahnya atau kau akan gagal.
semua itu disebut 'sleep paralyzed' Kau akan merasa seolah tengah terbangun namun tak bisa bergerak atau lumpuh sesaat, hanya sementara.tenang dan tetap rileks.
Setelah semua itu kau akan memasuki fase dimana segalanya seperti gelap gulita, atau bisa juga seperti bayang-bayang tidak jelas yang mana disebut 'blackout', terakhir kau akan kembali bisa menggerakan tubuh perlahan dan membuka mata jika sudah sampai ditahap ini dan kau bisa melihat sekeliling sekitarmu tapi akan ada hal yang janggal.maka, selamat datang di Lucid dream, readers.Ketika bisa kembali menggerakan satu jari setelah lumpuh sesaat, lalu tangan.kemudian aku mulai membuka mata perlahan dan terbangun terduduk di tempat tidur
"apa itu tadi, tunggu.." Aku tersadar mengecek sekelilingku merasa bingung.
dimana aku, mengapa kamarku agak berkabut dan wallpaper menjadi sedikit lebih hijau muram.inikah lucid dream itu, aku bertanya-tanya keheranan.saat ingin bergerak agak terasa aneh dibagian kaki, kakiku?Mengapa hanya satu? Dimana yang satunya,
"tidakk!" Teriaku panik.
Nafasku tersenggal-senggal, aku membuka mata terbangun seperti..seperti kebingungan ditengah malam,
"apa itu tadi, aku.. Aku baik-baik saja.Oh Tuhan, terimakasih" sambil memeluk kaki didada dan memeriksa kedua kakiku.aku kembali bernafas normal dengan lega, sambil bersandar di dinding dengan kelegaan bahwa aku bisa terbangun dengan normal ke dunia nyata.
Baru pukul 20.40 setelah percobaan pertama lucid dream itu, tidak lama namun membingungkan diriku.aku jadi terjaga karena masih merasa bingung dengan percobaan pertama barusan, sebaiknya aku membaca buku itu lagi untuk mengetahui selanjutnya.Aku masuk halaman pertengahan bagian ke-VI, di akhir bagian keenam aku membaca kalimat akhir dimana Peter menulis
'Tulislah agenda perjalanan lucid dream berdasarkan apa yang kau rasakan, selamat bersenang-senang, readers'
*kau akan mengetahui dan mengingat apa yang telah kau lewati.
Mencatat? Seperti agenda atau diari, kurasa ada benarnya.Aku harus melatih diriku agar terbiasa, dan mencoba menggerakan diriku disana, dan mungkin mencoba hal-hal luar biasa.tidak boleh takut ataupun terkejut, harus yakin dan tetap sadar yang terpenting, ini adalah permainan pikiran yang memerlukan kesadaran didalamnya atau aku akan terbawa alur 'vivid dream'ku sendiri didalam sana dan semua permainan berakhir, aku hanya perlu bangun untuk sadar kembali ke dunia dimana diriku hidup sebenarnya.
Baiklah, aku menarik nafas dan akan mencoba kembali.aku kembali merebahkan tubuh mencoba menutup mata lagi.Sial, aku malah terlelap sehingga tak merasa bermimpi apapun, hingga tersadar sudah pagi saat membuka mata dengan mengerjap akibat sinar matahari yang menyeruak kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Introvert
FantasyDikisahkan seorang remaja biasa, Jane flinch, mengindikasikan dirinya adalah seorang Introvert akut, hidupnya perlahan suram saat dirinya gagal terdaftar di Universitas impiannya, bak domino runtuh perlahan kehidupan yang ia jalani semakin memburuk...