Tinggal

46 1 0
                                    

Dimana aku ? Apa aku masih mengalami Lucid dream, aku belum terbangun di dunia yang sebenarnya.aku mengecek diriku kembali seperti sebelumnya mencari kejanggalan yang ada untuk memastikan kembali.ruangan terlihat remang-remang seperti disinari lampu berwarna hangat keemasan, ini kejanggalannya.

tapi aku berada dikamar tidur seseorang yang tidak asing kurasa dan itu juga sebuah kejanggalan.karena tadi aku dikamarku, lalu di suite hotel Santorini, kemudian berpindah kesini.

aku berdiri lantainya agak dingin dan berkabut, dan saat berdiri dihadapan cermin yang bersandar di dinding, aku melihat pakaianku berubah juga.aku mengenakan hot pants, dan tanktop biru laut kurasa.ini jelas lucid dream, tapi bisa berpindah tempat seperti ini? Keren.

saat aku sedang mematutkan diriku dikaca tersebut dan menata rambut panjang coklatku, tiba-tiba aku dikejutkan oleh gagang pintu kamar yang terbuka.akupun langsung menoleh cepat, pandanganku terhenti memandangi sesosok laki-laki tinggi dengan t-shirt hitam dan celana jeans gelap serta rambut gelombang coklat gelap dan kacamata yang intens mahoni terkait ditelinga.

"N..Noah?" Ini kesempatanku yang kedua, pikiranku sudah memikirkannya tadi saat tahu bahwa ini kamarnya.ia berdiri dan perlahan berjalan mendekat kearahku 

"Jane..,"Panggilnya dengan suara dingin khas dirinya.

"Aku..aku .."  tanpa ragu.ia merengkuh tubuhku dengan cepat segera memelukku erat.

"sshsh...aku tahu" ucapnya lembut ditengkuk leherku dengan lembut, sangat menenangkan.

Aku merasakan kelegaan, bahagia, dan seperti menemukan 'Oasis' dipadang pasir, aku rindu sangat rindu pelukan hangat ini.sudah lama sekali rasanya dan baru sekarang aku merasakannya lagi, tak sengaja air mata hangat menyeruak.ia melepaskanku dari pelukannya.

Oh jangan dulu, batinku berharap.ia menatapku dengan intens dan aku menatapnya juga dengan lelehan airmata tertahan.

"kau menangis?" Aku menggeleng bohong.

"Sst..aku disini Jane.kau ingat kamarku? Hingga kau bisa sampai disini?," katanya pelan.aku hanya tersenyum ringan menahan malu melihat matanya lalu melihat kebawah.lalu ia mengangkat daguku menengadah "Dan kau ingat saat kita ingin...melakukan hal yang lebih jauh namun kau menolak, kemudian semua berakhir lalu kau pergi" ucapnya kepadaku masih intens agak sedih.

Ini sangat Noah, bagaimana bisa sangat nyata seperti ini yaTuhan, Aromanya.bahkan ia masih ingat saat aku menahannya untuk tidak melakukan lebih jauh setelah bercumbu.

"aku memiliki alasan untuk itu Noah" aku tidak bisa bicara banyak saat situasi seperti ini terlebih dihadapannya, aku membeku.

ia mendekati hidung nya yang terukir sempurna ke keningku 

"Ya, aku sadar akan batasanmu" ucapnya mengerti.Tunggu..ini sangat bukan noah, Noah keras kepala, dan tidak mau mengalah untuk apapun.ia menurunkan hidungnya turun ke hidungku, bahkan aku bisa bernafas bersamaan dengannya, aku semakin membeku.

"bukan, aku sangat ingin.tapi saat itu kita baru saja lulus dari SMA, Noah" tukasku jujur tak tahan lagi.pada saat itu aku sebenarnya sangat ingin, tapi kurasa belum saatnya dan ayah bisa menembak kepalaku.

"sangat ingin?" Tanyanya saat wajahnya tepat hanya 1cm dihadapanku sehingga hembusan nafasnya hangat terasa.

"Ya" ucapku didepan bibirnya yang penuh yang dulunya adalah miliku, tanpa menunggu ia menghempaskan ciumannya dibibirku yang terasa sama seperti waktu ia pertama kali menciumku di jembatan Angel's bridge, Malory park.dalam dan sangat lama, dan hangat terasa bibir bawahku dengan lumatan lembutnya.

"first time" kami mengucap bersamaan.Ya, Noah dan diriku pertama kalinya merasakan ciuman hangat dan dalam seperti yang dilakukan orang kebanyakan, dan ia melakukannya dengan sangat baik.aku tak ingin ini berakhir, aku berusaha mendekatkan hidungku ke bibir bawahnya.

An IntrovertTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang