*
Selepas kejadian curhat colongan di atap sekolah waktu itu, Shilla dan Rio kembali menjadi dua makhluk asing bagi satu sama lain. Saat Shilla melempar senyum kearah Rio, pemuda itu membuang pandangan begitu saja dan enggan berada dekat dengan Shilla.
Shilla yang tidak mengerti hanya diam saja dan juga tidak mau tahu kenapa pemuda bertingkah seperti bunglon. Jadi, ia diam saja dan bersikap seolah ia juga tidak mengenal makhluk bernama Rio.
Tapi sikap Shilla tidak mungkin berbohong. Febby memperhatikan Shilla yang nampak gelisah.Sudah hampir 5 hari dan temannya itu tidak bisa berbohong lagi dengan berkata bahwa ia tidak apa-apa.
"Shilla?".
Tidak ada jawaban.
"Shill?"
Tetap tidak menjawab.
"Shilla!"
Shilla tersentak kemudian menatap Febby dengan raut gelisah sekaligus merasa bersalah.
"Kenapa Feb?" jawab Shilla. Febby menghela nafas panjang.
"Lo yang kenapa Shill?" Tanya Febby. Shilla tersenyum.
"Gue gak apa-apa kok" sahut Shilla.Febby mengernyitkan dahi.
"Lo gak bisa bohong lagi sama gue. Ini soal siapa?Rio?"
Kali ini Shilla tidak lagi bisa berbohong pada orang lain, juga pada hatinya.
Ia betul-betul hmm.. apa ya? Rindu? Mungkin?
*
"Jadi, namanya Ashilla. Aku mengenalnya.Sangat dekat.-B-"
Rio hampir saja mati saat menerima secarik kertas itu 5 hari yang lalu. Tidak mungkin dia kembali lagi. Tidak mungkin juga dia tahu tentang Shilla. Rio menggeram, dasar, cewek muka tembok. Apasih maunya? Tidak cukup memangnya meninggalkan Rio begitu saja?!
Rio juga tidak tahu bagaimana caranya menghadapi Shilla. Jadi, ia menghindar dan bersikap sebagai pengecut dan berharap bahwa B,tidak akan meneror Shilla. Memang agak seram sih bahasanya, tapi dia juga tidak mau Shilla celaka.
B sebenarnya tidak sejahat itu. Tapi mengingat betapa bahayanya para pemujanya, Rio juga memasukkan B di daftar para pemujanya. B kan juga mantan calon kekasihnya yang (mungkin) masih mencintainya.Rio tidak berharap tapi memang begitukan?
Jadi Rio hanya diam dan mengawasi Shilla. Dan bersikap biasa saja melihat senyum gadis itu. Padahal sebenarnya Rio senang sekali, tapi dia tahu posisinya dan Shilla kini terancam karena banyaknya mata yang mengawasi.
Rio hampir saja terjatuh dari kursi saat melihat sebuah email masuk.
From:
'Jangan takut begitu. Beberapa bulan lagi kita bertemu. Kaget?"
Briliana... Gadis itu, mau apa lagi?
*
Alvin melesakkan bola basket dengan mulus ke dalam ring. Melihat lawannya lemas tanpa daya seperti itu,rasanya tidak enak juga.Jadi, Alvin menghentikan permainan basketnya dan beralih menatap sahabatnya yang malah menatapnya tanpa minat.
"Kenapa?" hanya satu pertanyaan itu, tapi mampu membuat Rio terbelalak.
"Apanya?" Sahut Rio pura-pura bingung.
"Apanya yang apanya?" Balas Alvin.
"Apanya yang apanya apanya?"
"Apanya apanya apanya yang?"
"Dih,kok jadi najis sih Vin?"
Alvin tergelak lalu duduk dan menenggak air mineralnya, diikuti dengan Rio yang duduk disebelahnya.Lalu pemuda itu menghela nafas panjang sebelum akhirnya berkata dengan lirih.
"B, balik lagi Vin".
Alvin tahu benar siapa itu B. Briliana. Gadis manis itu meninggalkan Rio enam tahun yang lalu tanpa mengucapkan apa-apa. Juga tidak pernah memberitahu bagaimana kabarnya dan tidak menanyakan kabar Rio.
Alvin ingat sekali waktu itu saat B menjadi murid baru dan membuat Rio menjadi jatuh cinta pada dirinya lantas melupakan Alvin begitu saja. Alvin tidak suka pada B dan tatapan matanya yang memicing. Mengintimidasi bahwa Rio hanyalah miliknya.
Alvin tentu ingat pula ancaman B. Ha, gadis itu terlalu menganggap dirinya berharga padahal melebihi iblis jahatnya.
"Terus?Lo seneng?" Jawab Alvin.
"Gue rasa dia mau jahatin Shilla"Rio bergumam.
Shilla?O-oh, si anak baru? Yang 5 hari lalu jadi terkenal karena bolos bersama Rio dan di hukum bersama Rio membuat aransemen Rayuan Pulau Kelapa dan membuat hampir membuat seluruh teman dikelas jadi menunda waktu pulang? Rio suka si anak baru dari luar negeri itu?
"Lo...Khawatir?"Tanya Alvin.
Rio diam lantas berpikir, untuk apa ia khawatir?untuk apa ia cemas? Tapi semakin dalam Rio menyangkal rasa takut dalam dirinya, semakin dalam juga ia merasa bahwa apa yang ia takutkan memang benar.
"Enggak. Biasa aja". Sahut Rio datar.
"Gak ngaku" Balas Alvin.
'Apaansih?! Siapa juga yang suka sama dia".
"Kalau gak suka kenapa takut?"
"Siapa yang takut?"
"Lo. Rio yang bego sedunia. Lo yang takut".
"Gak pake bego berapa?"
"Goceng. Tapi dikaretin dua"
Mengingat urusan jadi tidak jelas karena berbicara dengan Alvin. Rio memilih untuk diam saja.Alvin memang bukan tempat yang cocok untuk curhat menye-menye tentang cinta. Tapi ia juga tidak mungkin bercerita pada Gabriel.Bisa-bisa kakaknya itu membawa Rio ke psikiater.
Memangnya Rio gila...
Atau lebih parah lagi, kakaknya akan berkata "Syukurlah, adikku yang perkasa ini sudah lepas dari percintaan segitiganya bersama lady boy thailand"
Memangnya dia pikir adiknya homo....
Kenapa sih Rio tidak pernah mendapatkan teman curhat yang baik?
"Jadi, Rio yang bijaksana," Suara Alvin membuyarkan lamunan Rio.
"Lo suka sama Shilla, dan harus jagain dia.Gue tahu lo galau belakangan ini gara-gara dia. Kalau lo gak takut lo pasti gak mungkin jauhin dia." Kata Alvin.
"Yaampun vin, gue gak suka,oke?"
"Oke lo gak suka sama dia. Tapi se-engganya lo harus jagain dia. B itu ambisius banget. Dan lo lakuin ini cuma sampe B dateng kesini. Setuju?"
Rio berpikir sejenak, hanya sampai B datang?Baik.
"Oke. Dan gue pastiin gue gak suka sama dia." Sahut Rio mantap sambil menjabat tangan Alvin.
Yang Rio tidak tahu, akan banyak lika-liku kejadian tak menyenangkan yang akan datang setelah ini..
*
Haiiiii! Yang ini gak lama kannn?!
agak aneh sih part ini tapi semoga suka yahhh:*
ayo yang mau ngasih pertanyaan untuk para cast cerita ini bisa di comment!
Btw, follow ig aku yah: xxlovezee
Terus aku cumamau kasih tau cerita ini bakal ada spin-offnya judulnya "Moment with Gabriel"
Tapi nanti yah kalau cerita ini tamat MWAAHAHAHAHA
Byee
Oh iya, B itu bacanya (bi) bukan(bhe) wkwkwk

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, My Rio...
Novela JuvenilDi bulan desember tahun pertama dia masuk sekolah, Shilla jatuh cinta.. "Nama gue Rio" begitu katanya.. Awalnya, Shilla ragu untuk menatap mata hitam kelam milik Rio.. Lalu kemudian laki-laki itu menawarkannya perlindungan.. Sesuatu yang belum p...