3. Aira

596 29 1
                                    


Sepulangnya Stevy dan Ryan, Aira meminta pegawainya untuk menjahitkan baju yang mereka pesan sambil menyerahkan hasil pengukuran badan mereka yang sudah dilakukan Melly. Dia juga mengingatkan agar pegawainya selalu teliti bahkan terhadap hal - hal kecil.

"Mba, mas gantengnya sudah pulang?" tanya Melly sambil menenengok kiri dan kanan seperti sedang mencari.

"Mas ganteng siapa?" kening Aira berkerut bingung.

"Mas Ryan, tunangan Mba Stevy tadi." Melly tersenyum secerah matahari pagi.

"Kamu ini, Mel. Ingat, dia sudah ada yang punya."

"Selama bendera kuning belum berkibar, mas ganteng masih milik bersama" ucap Melly diiringi tawa. Mau tak mau menular kepada Aira.

"Oh iya Mel, hari ini aku pulang cepat ya. Papaku ulang tahun. Kamu jangan lupa datang."

***

Lima belas menit sebelum acara dimulai, Aira mengecek ulang dekorasi halaman belakang rumahnya yang tiba - tiba disulap menjadi tempat pesta, syukuran lebih tepatnya. Karena di acara ulang tahun papanya, Dias yang ke-53, orang - orang yang diundang hanyalah keluarga besar dan beberapa rekan dekat.

Aira mulai dengan meja makanan dan minuman yang sudah tersusun rapi. Semua makanan sudah tersaji, alat makanpun sudah tersusun. Kursi dan meja untuk para tamu juga sudah rapi dan siap ditempati. Di setiap meja, ada sebuah vas kecil yang berisi bunga hidup, memberikan kesan segar bagi mata yang melihat. Lampu - lampu taman sudah dinyalakan, sinarnya memantul samar di permukaan air kolam renang.

Malam ini Aira terlihat lebih cantik dari biasanya. Wajah kecilnya yang biasa terlihay polos, semakin cantik dengan make up minimalis. Eyeliner hitam membuat matanya terlihat lebih besar. Bibir kecilnya diwarnai soft pink, senada dengan gaun yang dipakainya.

Dibandingkan dengan adiknya, Aira memiliki tubuh yang lebih kecil. Sepertinya darah Jawa dari mamanya lebih dominan daripada papanya yang blasteran Jerman. Kulit Aira yang kuning langsat juga sedikit berbeda dengan kulit Celine yang putih.

Kalau orang bilang Celine adalah foto copy Dias Antonio verai perempuan, maka Aira adalah gabungan dari Dias Antonio dan Dewi Sinta.

Puas dengan dekorasi yang dikerjakannya, Aira tersenyum senang.

"Kak, kok malah senyum - senyum sendiri? Ayo siap - siap temani mama terima tamu." Seperti biasa, Aira hanya bisa pasrah ketika Celine menarik tangannya.

*****

Semua orang bergantian memberikan ucapan selamat pada Dias. Dimulai dari istri, kedua anaknya, keluarga dan beberapa rekan yang sudah datang.

Awalnya Dias menolak ketika istri dan kedua anaknya berniat untuk mengadakan syukuran, karena menurutnya dia sudah terlalu tua untuk hal - hal seperti ini. Tapi karena dua orang anaknya terus merengek, terutama Aira, Dias akhirnya luluh.

Sudah sekitar setengah jam acara berlangsung ketika 3 orang anggota keluarga Hermawan datang dan menghampiri Dias. Melakukan hal yang sama seperti tamu lainnya, memberi ucapan selamat kepada tuan rumah yang berulang tahun.

"Selamat ulang tahun, Om" ucap seorang lelaki dengan kemeja biru muda dan celana hitam. Anak tunggal keluarga Hermawan.

Biasanya dia tidak tertarik dengan pesta dan semacamnya. Namun kali ini, dia sendiri yang meminta ikut orang tuanya karena ada sebuah tujuan, menemui putri pertama keluarga Antonio.

Beralasan mengambil makanan, dia pamit kepada orang tuanya setelah melihat sosok yang dicarinya tengah berdiri mengantri untuk mengambil kue.

"Hai, Cantik" ucapnya setelah berdiri di samping Aira. Cukup pelan, tapi juga cukup keras untuk didengar Aira.

Aira menolehkan wajahnya ke samping. "Adit?"







The Wedding OrganizerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang