prolog

292 26 0
                                    

Hy ini cerita pertama aku
Maklumin ya kalo garing, jangan lupa votenya

Author pov

"Kok lu belom siap siap sih ca" caka menghentikan langkahnya ketika melihat caca yang sedang duduk di tepi ranjang dan masih menggunakan piyama.
"Emangnya mau kemana?"
"Ayahkan janji mau mengajak kita keliling london pagi ini" sahutnya dengan semangat. Ia berjalan menuju caca yang masih termenung di tepi ranjang.
"Mereka ingkar"

Caka hanya mengernyit lalu meninggalkan caca yg masih dalam keadaannya. Lalu ia menemui orang tuanya yg terlihat sangat sibuk dengan kertas kertas yang berada di tangannya.

"Yah kita jadi pergikan?" tidak mendapat respon.
"Bun kita jadi pergikan?" dia tidak juga mendapat respon. Sampai ia sedikit marah dan berteriak "YAH BUN AKU BICARA PADA KALIANNN".
"Oh iya maaf mungkin kita bisa pergi besok" ucap bunda lalu kembali berkutik dengan kertas kertasnya. Dengan gusar caka meninggalkan ke dua orang tuanya yang sedang sibuk dengan urusannya masing masing.

"Udah gua bilangkan" suara caca menghentikan langkah caka.
"Mereka bilang besok" caka ikut duduk di tepi ranjang caca.
"Terus lu percaya" kata caca yang hanya di bales dengan anggukan dari caka. "Caka berapa kali sih mereka bilang besok itu semuatuh palsu mereka ga pernah bisa nepatin omongan mereka" lanjut caca kali ini dengan nada lebih tinggi. Dan lagi lagi caka hanya diam tak membuka mulut."ka gua mau balik ke indonesia aja".

"Kenapa?" tanya caka dengan membelalakan matanya."Ayah sama bundakan masih ada janji mau ngajak kita keliling london"
Mau sampe kapan gua nungguin mereka nepatin janji mending gua balik ke indonesia ngabisin waktu liburan di sana, ikut atau ga ikut mereka ke indonesia ga ada hubungannya sama kebahagiaan gua. Well lu mau ikut ga?". Caka masih saja terdiam dan terlihat sedang berpikir.
"Balik kapan?"
"Besok"
"Secepat itu?" tanyanya kaget yang hanya dibalas dengen kedikan bahu dari caca. "Tanpa izin?" lanjutnya.
"Gua coba minta izin nanti malem" jawabnya lalu di beri anggukan dari caka.

****
Caca pov

"Bun yah aku mau ngomong" mereka tak menghiraukan omongan ku dan masih saja berkutik dengan kertas kertasnya yang mungkin mereka nilai lebih berharga di banding aku dengan caka.
"Bunda ayah" tetap tidak di hiraukan.
"Bunda ayah aku sama caka mau pulang ke indonesia" kali ini aku mencoba dengan nada sedikit tinggi. Lalu mereka mebelalakan matanya kaget ke arah ku.
"Maksud kamu?" tanya bunda sambil mengernyit ke arah ku.
"Iya kita mau pulang"jawab caka yang tiba tiba muncul di belakang ku. "Kita mau pulang besok kalau bunda sama ayah masih banyak kerjaan bunda sama ayah ga mesti ikut kok" sambung ku.
"Kalian serius"tanya ayah. Yang di jawab dengan anggukan kita. "Yasudah kalau memang itu yang kalian mau ayah bakal pesenin tiket pesawat kalian maaf ayah ga bisa ikut ke indonesia ayah bakal nyusul kalo kerjaan ayah sudah selesai" sudah ku duga ayah tidak akan menahan kepergian kami apalagi ikut kami ke indonesia. Aku hanya menganngguk lalu bergantian menatap ke arah bunda.
"Bunda juga ga bisa masih ada-" perkataan dunda aku potong.
"kerjaankan yap bisa kita mengerti" sanggah ku dengan cepat memang itu sudah ku tebak.

Aku dan caka kembali ke kamar masing masing kami langsung packing.

****
Caka pov

Berat rasanya meninggalkan london karena orang tua ku di sini dan janji yang entah kapan akan mereka tepati. Tapi benar juga kata caca mereka cuman bisa berjanji tanpa menepatinya, jadi untuk apa aku di sini aku juga tidak mau terus terusan menonton kesibukan mereka yang terus berkutat dengan kertas kertas putih yang berada di meja. Ya aku putuskan hari ini aku ikut caca (kembaran ku yang keras kepala tapi selalu benar dalam mengambil keputusan) pulang kembali ke tanah air ku.

"Kaaa?" suara caca menyadarkan ku dalam lamunan ku. "Ayo kita berangkat lu dah siap kan?" aku terkejut saat melihat caca yang ternyata sudah berada tepat di samping ku. Kapan dia mengetuk pintu kamar ku bukankah aku sudah pernah bilang padanya bahwa aku sangat benci dengan orang yang masuk kamar ku tanpa mengetuk pintu dulu. Tapi bukan caca namanya kalau tidak melanggar aturan.

Aku menyusul caca dan berusaha menyamai langkahnya. "Ayah siapa yang nganter kita ke bandara?" tanyanya pada ayah.
"Bunda aja ya ayah mau buru buru meeting" kata ayah tanpa melirik kami dia sedang sangat sibuk dengan kertas kertasnya.
"Bunda juga ga bisa bunda mau meeting juga" benar saja perkiraan ku.

Terdengar sekali caca menghembus nafas panjang lalu ia berkata "well, yasudahlah masih ada taksi. Kita bisa naik taksi ke bandara". Lalu ia berlari keluar aku ikuti menyusulnya, aku yakin dia sangat sedih di dalam hatinya walaupun dari perkataan ia barusan menggambarkan kalau dia tak apa apa.

"Oh.. Sayang kami akan sangat merindukan kalian. Uang jajan kalian akan kami-" aku tak mendengarkan kelanjutan dari kata kata bunda lagi.

Kami sudah berada di dalam pesawat sekarang aku tak menyangka waktu liburan kami tahun ini akan menjadi seperti ini. Aku melirik caca sesekali terlihat dia meneteskan air mata bohong jika dia tak merasa berat meninggalkan ayah dan bunda di london. Tapi ini yang terbaik menurut kami, pesawat kami sudah mulai landas waktu liburan kami masih sisa 1 minggu yang seharusnya kami habiskan untuk keliling london tapi itu semua gagal karena pekerjaan. Oke lupakan london lupakan liburan bye london iam coming indonesia.

Well, gimananih ceritanya garing ya maklum deh ya kalo garing. Oke jangan lupa vomentnya ya

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang