chap 6

74 12 5
                                    

Hy come back
Vote ya. Baca cerita aku yang satu lagi ya. Comlicated problem

"Elu ngapain di sini" tanya orang di hadapan ku.

"Gue yang harusnya nanya lu ngapain ke sini?" bentak ku.

"Eh ricky udaah dateng ayo ky masuk" suara caka tiba tiba muncul di belakang ku. Dia menarik ricky untuk masuk. Dan aku masih bengong di depan pintu.

Kenapa ricky sama caka jadi akrab?
Pertanyaan itu yang dati tadi berputar di kepala ku.

Kenapa juga caka ngundang ricky ke rumah?

Ricky pov

Aku sangat terkejut ketika melihat siapa yang membukakan pintu untuk ku. Dia caca ngapain dia di sini. Apa dia juga di undang untuk movie marathon di rumah caka oleh caka.Tapi tadi di sekolah caka bilang ia hanya mengundang aku dan arya.

Ya aku memang sudah menjadi akrab oleh caka. Jadi caka mengundang ku untuk movie marathon di rumahnya. Dan aku fikir itu bukan tawaran yang buruk mengingat besok adalah tanggal merah jadi aku menerimanya dengan senang hati.

Jadi di sinilah aku sekarang duduk di sofa ruang keluarga rumah caka. Dengan memainkan ponsel di tangan ku.

"Lu kok udah dateng ky cepet amat" aku terlonjak kaget. Ketika tiba tiba saja suara caka muncul dari belakang ku.

"Lah lu bilang jam 7 di rumah lu yaudah gue dari rumah jam 6 lewat" jelas ku.

"Kan gue ga ada bilang ga boleh ngaret" jelas caka.

Betul juga aku hampir lupa akan kebiasaan ngaret orang indonesia. Mengingat sudah dua tahun aku tinggal di jepang bersama kakek ku. Di sana aku sudah terbiasa untuk hidup tepat waktu. Kakek dan nenek selalu mengingatkan ku untuk menghargai waktu. Dan aku mengingatnya sampai sekarang.

"Hidup gue selalu tepat waktu bro" ucap ku dengan nada percaya diri.

"Taulah orang jepangkan ga pernah belajar ngaret" ucap caka sembari berjalan membawa minum daan beberapa toples berisi cemilan di nampan.

"Siapaa orang jepang?" aku dan caka terkejut ketika secara tiba tiba ada pertanyaan yang datang dengan suara keras. Secara bersamaan aku dan caka menolehkan kepala kita menuju asal suara di belakang tepatnya di tangga.

Ada caca di sana sedang berdiri membawa novel yang tebal bisa ku tebak novel itu mencapai 500 halaman mengingat tebalnya yang menyamai kamus 100 milyar ku di rumah. Caca yang sedang berdiri ingin menuruni tangga terlihat dia habis dari lantai 2.

Sebenarnya aku masih bingung dengan semua ini. Aku melihat caca di rymah caka seperti sudah hafal dan sudah sering kesini. Dia terlihat sangat hafal dengan rumah caka. Setiap kali ia ingin ke ruang ruangan yang ada di rumah caka terlihat sekali dia tanpa sungkan akan memasuki rumah ini. Aku sempat berfikir apakah arya juga befitu bila bermain ke sini. Tapi sepertinya tidak mungkin karena bersikap seperti itu untuk ukuran teman terlihat kurang sopan apalagi dia perempuan.

"Eh ca gue kira ga bakal mau turun" ucap caka sambil melambaikan tangan ke arah caka mengajak caka duduk bergabung di antara kami.

"Gue bosen di kamar. Tadi waktu gue keluar kamar gue denger percakapan kalian tentang orang jepang jadi gue ke sini" caca turun dari tangga dan menghampiri kami lalu duduk di bangku samping caka. "Jadi siapa orang jepang itu?" tanya dia ketika dia sudah duduk dengan nyaman di tempatnya.

"Ricky" jawab caka singkat. Dan aku masih diam menunggu reaksinya ketika mengetahui bahwa aku memiliki keturunan jepang.

Caca menaikan satu alisnya lalu mengernyitkan dahinya dan menghentikan aktivitasnya mengunyah makanan sejak dia turun dia memang langsung mengambil alih satu topless berisi cemilan memangkunya dan memakannya sedikit demi sedikit. Dengan melihat ekspresi caca terlihat sekali ketidak percayaaannya terhadap pernyataan yang di berikan caka.

"Really?" dia membelalakan matanya ke arah caka.
"Elo?" ia berganti menatap ku sambil menunjuk ku dengan jari telunjuknya.

Tidak lama setelah itu ia terlihat menormalkan kembali ekspresinya dan kembali duduk menyenderkan punggungnya dengan rileks.

"Ga sangka orang jepang ada yang sejelek lo" ucapnya ketika ia sudah rileks.

Gantian dengannya kini aku yang ia buat kaget. Tak ku sangka ia akan mengucapkan kata kata seperti itu. Menurut ku dia salah karna aku tidak kalah jauh ganteng dari padah orang jepang bukan aku yang terlalu percaya diri tapi keadaan memvuktikan. Buktinya saja cewe cewe jepang masih banyak yang mengejar ku ingin menjadikan ku miliknya. Kalau aku orang paling jelek di jepang seperti apa yang caka bilang sudah bisa di pastikan kalau cewe cewe jepang itu tak akan susah susah mengejar ku jangan kalian sangka mendapatkan aku ini mudah. Aku bukanlah tipe cowo yang mau saja dengan semua cewe dan menerimanya dengan senang hati lalu menghianatinya pula dengan senang hati. Menurut ku pacaran itu urusan hati dan itu tidak sebecanda itu.

"Dan ga sangka juga cewe cewe jepang seleranya rendah" jawab ku dengan tenang.

"Maksud lo?" jawabnya menengok ke arah ku dan menaikan sebelah alisnya.

"Ya cewe cewe jepang banyak banget yang ngejar gue waktu gue di sana" ucap ku percaya diri.

"Gue rasa mereka yang punya masalah sama matanya" balasnya cuek terlihat dia memutar bola matanya.

"Ga sangka banyak banget orang yang punya masalah mata di negara maju kaya jepang" ucap ku datar dan masih tetap menatapnya walau dia tidak menatap ku dan memilih menatap ke arah lain.

"Ga sangka lu jadi orang kepedean banget" jawabnya cuek. Dia memutar bola matanya dan mendengus kesal. Aku suka ekspresinya.

"Bukan gue yang kepedean tapi emang faktanya kalo gue ganteng" ucap ku sambil tersenyum lebar.

"Yayaya emang itukan yang di bilang cewe cewe yang mempunyai masalah mata itu" ucapnya. Caka yang berada di sampingnya hanya terdiam tidak mau ikut campur akan masalah kita.

"Dan bakal gue pastiin lo juga teasuk kategori itu" ucap ku yang sukses buat dia berhenti dari aktivitas menyemilnya dan menengok ke arah ku memberikan tatapan tajamnya.

"Maksud lo gue akan masuk ke kategori cewe cewe lo itu dan bakal ikut ngejar ngejar lo gituh" ucapnya panjang lebar dengan nada kesalnya.

"Ya emang itu yang gue maksud" ucap ku percaya diri lalu menyilangkan ke dua tangan ku di dada.

"PD banget ya lo ga akan ya gue ga bakal pernah ngelakuin hal sebodoh itu" ucapnya bisa ku dengar dari nada bicaranya bahwa emosinya sudah meluap luap.

"Bakal gue pastiin kalo cepat atau lambat lu bakal ngelakuin hal bodoh itu" ucap ku lalu menyunggingkan seringaian ku. Ucapan ku lagi lagi sukses membuatnya berhenti dari aktivitasnya bahkan kali ini tidak hanya berdiri dia menaruh makanannya dan bangun berdiri tegak.

"In your dream" ucapnya lalu melangkah melewati ku tapi itu belum berhasil karena tangannya yang di tahan oleh caka.

"Kemana?" tanya caka kepadanya.

"Kamar" jawabnya singkat lalu menepis tangan caka secara kasar dan berlari menaiki tangga. Aku di buatnya terkekeh melihat kelakuannya itu.

"Udah gue sangka bakal begini" ucap caka sambil masih terus melihat ke arah tangga. "Lu sih ky" lanjutnya sembari melihat ku dan menyikut tangan ku. Aku semakin terkekeh.

"Lucu juga ya becandain tuh orang" kata ku sambil masih terus tertawa kecil.

Sebenernya masih ada pertanyaa yang mengganjal di pikiran ku. Aku ingin menanyakan pertanyaan ini ke caka. Ya tentu saja ini masih mengenai gadis itu.

***

Hyyyyy vote ya sorry banget late update bantu promosiin cerita ke dua aku dong complicated problem.
Oke vote ya author mengharapkan banget nih.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang