Bang Izam

258 11 1
                                    

Malam yang luar biasa bersenandung adzan isya yang berkumandang di atas indahnya Bulan bercahaya, Terdengar sang Maha Besar dikumandangkan di berbagai penjuru Daerah sebagaimana biasanya. Berjalan diatas gelapnya malam dengan terangnya rembulan dengan udara dingin ku hirup, dan ku ingat besok adalah hari libur.

Apa daya saat kuberjalan ku melihat mereka sedang bergerombol dengan asap di tangan dan bibirnya digelapnya gang, "apa yang mereka lakukan?" ujar ku sambil hati ku bertanya-tanya, dan keluarlah Bang Izam dengan penampilan Muslim yang Bersih dan wangi dalam gelapnya Gang tersebut, "Hai Umar, apa yang kamu lakukan disini? ayo kita Sholat!" Ujar Bang Izam sambil tergesa-gesa, aku tambah bingung dalam gang itukan Cuma gerombolan pemuda-pemudi yang sedang merokok, pacaran dan ya begitulah orang-orang habiskan dimalam minggu. Dan ku Jawab pertanyaan Bang Izam "Hello Bang, kok keluarnya disitu?", "ahaha Kepo deh, Abang Cuma ketemu temen kelas abang disana untuk mengingatkan beribadah, yokk ahh caww" Ujar bang Izam sambil nada bercanda, dan kamipun meninggalkan area tersebut dengan jalan yang cepet ke Masjid Daarul Qolbi.

Bang Izam adalah kaka kelas saya dengan nama lengkap lailizami Arrasyid, dia adalah ketua OSIS disekolah SMKN 6 Bandung, dikenal dengan orang yang penuh canda tawa dan penuh cerita, dari wajahnya yang membawa hati ceria dengan sedikit senyum santai yang berwibawa, dia dikenal dikalangan ukhti karena Tampan dan menawanya, dan dikelas pun dikenal dengan sosok yang cerdas dan pandai, Kenapa saya panggil Abang dia soalnya orang Sumatra sama seperti saya.
dan saya sendiri Muamar Hadad, sering dipanggil Amar kalau ngga ya Umar. Aku ngekost di Bandung dan ku Hidup sendiri disini dengan modal seadanya yang diberikan Nenek kepada aku.
Setelah pulang dari Masjid dengan jama'ah yang semakin berkurang dan kaum tua berjuang keluar dari masjid, aku masih membuntuti Bang Izam, namun gelapnya malam membuat aku kehilangan jejak terhadap bang izam. Tapi tak apalah, rasa penasaran saya terjawab setelah melihat bang Izam sedang memasuki tempat Ngaji anak remaja dikostannya, ucapan "Alhamdulillah" selalu terucap ketika melihat dia sedang mensharingkan ilmu islam dikalangan remaja Subhanallah, walau tempatnya yang tak tergolong besar dan pesertanya pun tergolong sedikit.

Saya sendiri di kota adalah pendatang baru, soalnya asal saya di Sumatra Barat biasa anak Rantauan, ingin melanjutkan studi Teknik Sipil di SMKN 6 Bandung, dan SMK saya tergolong sekolah dengan siswa yang mendominasi dan Siswi yang meminoritasi, namun orang-orangnya memiliki kisah masing-masing. Disekolah inilah ku mengetahui banyak hal banyak pengetahuan dan sedihnya saya merasa prihatin atas segala tindakan pemuda-pemudi islam masa Kini.

Hi Youth, I'm NOT TIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang