Dan hal kukangenkan adalah aku ingin bertemu dengan Akshale dan Jane, setelah saya tinggalkan tampaknya Akshale dan Jane sedang berselisih aku diberitahu oleh The Ummu, Jane yang denger-denger mah udah semakin dewasa dia mulai coba-coba pacaran, sedangkan Akshale tak ingin melihat dia seperti itu, soalnya dulu gara-gara dia pacaran dan dibuatnya sakit hati akhirnya dia menjadi pribadi yang tidak mencerminkan orang Muslim dan Pemuda yang baik, dan akhirnya dia di Penjara, yang membuat Akshale harus memohon kepada Ibunya dan ibunya harus berselisih dengan Ayahnya, Akhirnya Akshale sendiri sedang marah terhadap Jane.
Dan disore hari pun aku bertemu dengan Akshale. "Shale" kumenyapanya, "Eh Amar, kumaha damang Jang?, haha udah lama ngga ketemu" Ujar Akshale sambil senyum, "Haha Alhamdulillah gitu weh, ehh Mana Jones?" ujarku sambil bertanya, wajah dari Akshale pun mendadak cemberut "aku males membahasnya." Langsung dia pergi dari hadapan saya.
"kenapa dengan Akshale dan Jane?" kubertanya-tanya, ahh masalah biasa palingan"Kutemui Jane di Jalan, namun hal yang tak kusangka dia sedang merokok dengan kawannya di Halte bus, ada apa dengan Jane, kadatangi Jane. "Assallamualaikum Jane", Jane mendadak kaget, dan langsung mengumpatkan rokok ditanganya, "Ada apa denganmu Jane, apa yang membuat kamu seperti ini Jane" Ujar ku sambil terengah-engah, Ujar kawannya "Heh bencong, ngomongnya ngga usah lebay, dia ngerokok lah, diakan laki", dan kujawab "Oh Ngerokok, sekarang aja lo keliatan laki, Giliran lo kena penyakit baru kerasa yang bencong siapa?", dan Jane pun sedikit demi sedikit membuang rokoknya, dan datanglah cewenya yang ditunggu di halte bus, dan Jane pun berjalan dengannya, kawannya pun menghalangi saya, sambil ingin memukul saya, namun saya tahan pukulannya "Kalau mau mukul kamu pukul lah kelakuan salah kamu, aku tak salah makanya kamu tak akan bisa memukul saya!"Ujarku sambil nada Menganca, dan akhirnya dia minggir, dan kukejar Jane. "Hei Jane, kau ingat waktu dulu kau jatuh karena siapa? Perempuan, kenapa kau seperti ini lagi?", Jane langsung mendorong saya jatuh, "kau sudah cukup jangan banyak bicara dengan saya, ini urusanku Mar!" Ujar Jane sambil nada menggeretak.
"yasudah itu pilihan kamu, saya tak bisa memaksakan" Ujarku sambil menepuk-nepuk badan karena kotor.
Akhirnya aku bingung, dan aku berkonsultasi ke Kostan Bang Izam, "Bang aku punya masalah dengan dua Sahabat saya sedang berkonflik gara-gara Yang satu terjerumus ke area Pacaran, dan yang satu sedang memiliki masalah dengan Keluarganya. Dan aku ingin menjadi penengah dari mereka" Kata ku ke Bang Izam, "Haha okedeh, gini ya Abang percaya kalau yang pacaran mah Endingnya pasti nyakitin Hati kalau ngga Cewe pasti Cowo, bodohnya remaja mudah sekali terjerumus dalam sebuah cinta dan asmara, abang yakin dia bakal balik lagi kekalian, asalkan kalian terima dia kembali untuk keluarga pasti dia akan tidak merasakan sakit hati, yang ada hanya penyesalan telah menyia-nyiakan kalian, namun untuk masalah sahabat kamu yang satu lagi itu adalah cukup berat kamu harus berhadapan dengan Kepala Keluarganya udah gitu aja" Ujar bang Izam. Dan akhirnya aku mengucapkan "terimakasih" dan langsung aku pulang ke kostan.
Besoknya aku datangi Bapanya Akshale, dalam hal ini bapanya Akshale dalam keadaan tenang dan membaik soalnya Akshalenya sudah tidak kabur-kaburan, "Hei Pa, selamat siang, aku temennya Akshale" Ujar ku, "Iya Siang, Ada apa?" ujar bapanya, "Gini pa, bukannya maksudnya saya untuk menceramahi bapa, Akshale butuh banget peran orang tua untuk kelancaran masa depannya, intinya di Bapak jikalau dia ingin menggapai masa depan dengan mudah, maka Support lah dia sebagai anak terbaik bapa, dia tak ingin dirumah dalam kondisi konflik, dia ingin tenang melihat bapak dan Ibu duduk manis dengan indahnya bersuami-istri".
untuk saat ini bapanya merespon baik tanggapan saya, "Iya nak, maaf waktu bapa cukup keras terhadap kalian, bapa lagi emosi ya maaf, Astagfirullah", "mohon maaf bapakan Nonis ya?" Ujar saya terheran-heran, "Akhir-akhir ini bapa ingin mempelajari Islam lebih banyak agar keluarga kami menjadi kelurga besar Muslim, aku ingin muslim aku ingin melihat Akshale bahagia" Bapanya sambil menangis.Dan Akhirnya Akshale tiba sambil memeluk bapanya, tak kusangka dia menguping pembicaraan saya dan bapanya.
Akhirnya aku tinggalkan mereka dengan mengucapkan "Assallamualaikum", dan mereka jawab "Wa'alaikumussallam".. saaat aku keluar gerbang Akshale memanggil saya, "Amar, Terimakasih atas semuanya", kubalas dengan senyuman hangat dan kupergi meninggalkan keluarga yang tengah berbahagia. Terkang bahagia melihat mereka namun sempat juga aku menangis melihat, ingin seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Youth, I'm NOT TIRED
Historia CortaKisah Seorang Pemuda Islam yang berupaya membawa Nama Islam Kedalam kehidupan Para pemuda dengan Kendala Zaman dan Teknologi. Namun dalam Ketekunan dan Sabarnya Hati membuat dia menggoreskan Kisah Luar Biasa dalam Perjalanan Hidupnya, Yang membawan...