Peran Orang Tua

71 6 0
                                    

Pagi itu kawanku menyapa hangat "Assallamualaikum Mar, Kumaha damang?" ujar Akshale, haha saya mah ketawa aja "Walaikumu'ssallam, ahaha ngga ngerti".Dengan nada meledek mereka menjitakku "jawab ehh, ditanya apa kabar teh!" kata Mecca. "ih Jones sakit, ehh Jane maksudnya, iya Alhamdulillah sae" ujar ku sambil mengeluh dan Bercanda sedikit.
Mereka mengajakku untuk mengamen dijalan setelah pulang sekolah, dan ku tanya "untuk apa Sel?", Ujar Akshale dengan nada bijak "Jika hasilnya luar biasa, kita pake buat membantu para Piatim-Piatu di Panti Asuhan", dan kujawab dengan Nada semangat "Siap Komandan".
Setelah bell sekolah berbunyi, Akshale dan Jane yang ditunggu-tunggu ternyata tak datang juga, Setelah hampir lama Jane Akhirnya tiba juga dengan wajah yang cemberut, "Kenapa dengan wajahmu Jane" ujar ku, Jane Menjawab "Akshale tak diizinkan oleh bapanya, katanya itu terlalu merendahkan keluarganya". Umar pun sedikit kecewa, akhirnya Jane dan Umar pergi ke suatu Taman yang ramai oleh pengunjung disore Hari, akhirnya mereka mengeluarkan senjata mereka Yaitu Biola dan Gitar Akustiknya, dan bermain dengan sedikit tak bersemangat, namun dalam pendapatan mereka mendapat Rizky yang banyak, dan mereka sedikitnya tersenyum dengan tetap berpenampilan Profesional, akhirnya Duit terkumpul untuk disumbangkan ke Panti.
Tiba nya dipanti kami berdua dengan kurang bersemangat namun kami mencoba respek dengan keadaan saat ini, "Mar, kamu sumbangkan uang tersebut kepada panti ini ya" Ujar Jane dengan nada lembutnya, "Oke siap Jane, sesudah ini kita kerumahnya Akshaleuntuk menceritakan" Ujarku sambil bersemangat...
Tibanya dirumah Akshale dan aku panggil dia dengan teriakanku didepan gerbang rumahnya, lalu anjing menggong-gong keras, Jujur aku takut dengan anjing, padahal ya Umat muslim itu tak harus memelihara anjing, selama masih ada yang lebih baik lagi, tak harus hewan haram itu Ujarku dengan keras, sudah lama tak kerumah Akshale dan kurang tahu menahu tentang Kabar keluarganya, Akshale sendiri adalah pribadi yang pendiam dalam keterbukaan tentang keluarganya.
Tak lama kemudian keluarlah bapanya Akshale dengan wajahnya yang tak ramah, "Siapa kalian, temannya kah?" dengan nada yang membuat tegang, "Iya pa, ada Akhsale?",dengan Nada marah bapanya Akshale "OH JADI KALIAN YANG MENGAJAK ANAK SAYA SEPERTI GELANDANGAN DIJALAN DENGAN MENGAJAK DIA BERMAIN MUSIK DIJALANAN, KALIAN SEPERTI MENGHINA KELUARGA KAMI?", dan Jane jawab dengan nada ketakutan "tidak pak.. tidak, dia sendiri yang mengajak kita", "kalian bohong, beraninya kalian seperti itu" bapanya dengan nada menggeretak, kujawab dengan Nada sedikit tegas "kami sudah jujur Pak, dia yang mengajak kami pa, dia sendiri bermaksud baik jika hasilnya besar akan disumbangkan", "jadi kamu berani menaikan suara kamu kewajah saya? Kau melawan?" Ujar bapanya dengan mata melotot. Akshale pun keluar dengan membawa Tas dengan isi yang berat di bahunya, "Itu benar pa, saya yang mengajaknya, saya ingin berbuat baik terhadap Masyarakat yang tak mampu, karena kami sudah berkecekupun, satu Hal pak aku ingin memberikan yang terbaik untuk AGAMA SAYA!" dengan air mata yang sedikit keluar diwajah Akshale, dan dengan nada tegas, dan dia berlari ke arah kami, "Akshale kau kemana?" ujar bapanya sambil teriak, "aku ingin Bebas pa" ujar Akshale. Dan kami berlari dengan kencang ke arah kendaran umum..
"ada apa Shale dengan bapamu" sambil berdesakan di Angkutan umum ujar Jane, "Hehe ntar saja Jane kuceritakan setelah aku kerumahnya Umar" dengan nada santai Akshale, "Jadi kamu mau menginap dikostan aku Shale?" ujarku sambil bertanya-tanya, "iya aku mau kekostan kamu hehe, Aku muak dirumah" Ujar Akshale, "kenapa muak, kan dirumah kamu banyak fasilitas yang asik" Ujarku sambil aneh dengan Akshale, "hehe kata aku juga ntar saja aku ceritakan, Jane kamu ikut menginap?" dengan tertawa sedikit kalem Akshale, "haha iya aku usahain deh demi kalian, tapi aku harus kerumah dulu, izin ke mamah dan papah" dengan nada bercanda dari Jane.
Setelah sampainya kekostan dan waktu sudah lebih dari adzan Magrib, dengan keadaan kostan laki-laki yang sedikit berantakan, kubereskan semua, karena kedatangan tamu dirumah aku harus menyiapkan makanan pula dan Minuman, dilanjut sholat Magrib yang telat beberapa menit setelah Adzan, akhirnya kusiapkan semua dengan penuh dedikasi untuk tamu, ujarnya Akshale "Mar tak usah repot-repot, aku kesini hanya ingin menghabiskan waktu bersama teman baikku saja, tak membuat kamu repot rusuh hehe(tertawa kecil), kalem saja, aku udah nyiapkan banyak makanan di tas", "Shel biarpun kamu sahabat tetapi aku harus menghormati tamu jikalau sudah mau berkunjung dan bersilaturahmi kerumah Umar hehe" Ujarku sambil nada yang rendah hati.
Tak lama kemudian terdengarlah suara motor dengan suara yang besar datang kerumahku, yaitu Mecca dengan membawa makanan dan tas yang besar, aku keluar dari kostan melihat dia, dan Jane hanya senyum "aku diizinkan hehe, dan lumayan lah dikasih uang jajan sama Ibu, yu kita berkumpul dikostan mu", dan aku hanya tersenyum dan membukakan pintu selebar-lebarnya untuk kawanku yang satu ini.
Mereka tertawa dan senangnya hati saat mensharingkan cerita dari masing-masing temen dan Akshale pun menceritakan keluarganya yang setiap hari selalu tidak Kondusif antara bapa dan ibunya yang selalu bertengkar dan berujung ke Akshale yang selalu tertekan oleh keadaan keluarganya yang hampir setiap hari bertengkar, Ayahnya yang teguh dengan Agamanya sedangkan ibunya yang muallaf terus mempertahankan ke Islamannya, Ayahnya yang selalu membanggakan hartanya dan kemewahan hidupnya, ibunya tak jauh seperti Akshale dia adalah sosok yang sederhana, makanya selalu diributkan oleh Ayahnya, dia selalu tak suka terhadap orang yang tampil seadanya, seakan-akan dia menjatuhkan Nilai besar dalam keluarganya.
Akhirnya Akshale lebih baik kabur dari rumah, agar dia ingin mendapat ketenangan bersama saya dan Jane, karena dia percaya kami adalah orang yang membawa suasana hatinya.
Dan saat itulah dia menanyakan "bagaimana tadi mendapatkan Rizky banyak?", Jane sangat bersamangat dalam menjawabnya "oh iya atuh, kamu sih ga ikut, lebar loba nu galeulis di tamanya", "kau ini tak berubah Jane, Jagalah pandanganmu terhadap mereka, tadi taman mah akhwat tak berhijab dan baju yang terbuka saja, kamu Istigfar Jane" ujarku dengan cemberut, "Eh da akumah bercanda ai kamu, ngga bisa diajak bercanda deh, Astagfirullah" kata Jane yang menyindir aku, "haha iya-iya jangan diulangi lagi deh, tetap semangat.. duitnya pasti udah dong ya di kepantikan".
Malampun larut, dan besokpun Hari Minggu. Mereka belajar mandiri dikehidupan kostan ku, ujarnya Akshale "Kau Luar biasa mandiri jika kau hidup sendiri disini, pekerja keras kau Mar", "haha sudah biasa jika aku di Padang mungkin lebih berat dari ini, cape iya karena terbiasa apalah hidup ini menjadi Happy dan itulah aku" Ujar saya, "luar biasa, aku suka dengan kedewasaan kamu Mar" Ujar Akshale dengan penuh kekaguman.
Akupun mendapat pengetahuan tentang masalah Dari setiap teman baik saya disini, dan yang ku ketahui adalah peran orang tua sangat berpengaruh besar terhadap kemajuan setiap individu anak dalam bimbingan mental, Rohani maupun Jasmani, karena orang tua yang luar biasa adalah orang tua yang selalu membimbing anaknya kejalan yang lurus, dengan penuh kasih sayang tanpa ada paksaan secara fisik atau secara batin yang membuat mereka harus menanggung rasa ketakutan yang pernah orang tuanya lakukan jikalau itu tak baik untuk fikirannya hingga harus menghancurkan harapan masa depannya. Seperti kisah Jane yang terlalu diacuhkan oleh orang tuanya hingga dia berani untuk terus berkeluyaran dan berani dalam melanggar aturan agama dan Negara yang hampir merenggut masa depannya, dan kisah Akshale yang salalu mendapatkan tekanan batin oleh bapanya yang harus dikekang dia dirumah dan tak diberi kebebasan terhadap dia.

Hi Youth, I'm NOT TIREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang