Go Home!

2.8K 190 0
                                    

Thanks Sama semua Readers udah baca Cerita abal-abalku.

Happy Reading! ^_^

-_Author Pov_-

Setelah cukup lama menunggu kehadiran sesosok gadis yang ditunggunya, akhirnya muncul juga gadis yang ditunggu oleh Fandy. Fandy sangat terkesiap dengan sesosok gadis dihadapannya itu. Bagaimana tidak, gadis itu terlihat sangat cantik dan rupawan dengan dress berwarna maroon yang di kenakan olehnya membuat lekuk tubuh indahnya tersebut terbentuk oleh lapisan pakaiannyq. Namun dengan begitu Mey terlihat sangat feminim dan juga natural tanpa alat make-up yang tak digukanannya. Wajahnya memang putih bersih seperti itu tanpa ada bantuan dengan sentuhan bedak. Bibirnya pink ranum itu tak perlu menggunakan lipstik, melihat bibir tersebut Fandy nampak meneguk salivanya. Dia sangat bingung bagaimana gadis di hadapannya itu begitu menggoda imannya. Hidungnya yang cukup dikatakan mancung itu terpahat sempurna di wajah rupawan seorang gadis yang bernama Meyscha tersebut. Rambutnya di kuncir kuda di permanis dengan beberapa anak rambutnya di biarkan terjatuh di samping wajahnya. Dia benar-benar ciptaan tuhan yang paling sempurna.

Sedangkan dua orang laki-laki yang sedang bencengkrama di ruang malan itu terperangah kehadiran sosok gadis itu. Termasuk dengan Parksen yang telah jatuh cinta pada Mey saat pertemuan pertamakali mereka saat di hutan.

"Kau sudah selesai?" Tanya Fandy berusaha menghilangkan keheningan sejenak saat adanya sesosok manusia dihadapannya itu.

"Hmmm" Mey bergumam sambil mengangguk-anggukan kepala membenarkan perkataan Fandy.

Parksen yang sedari tadi menatap Mey dengan intens seakan makhluk dihadapannya ini adalah makhluk langka yang pernah ditemuinya dan dia tak akan membiarkan kesempatan emas yang dia punya. Parksen yang tersihir dengan pesona kecantikan alami. Mey mulai salah tingkah saat Mey membalas tatapan Parksen. Bagaimana Manusia ini di ciptakan sangat sempurna!

"Ayo kita ketaman" ujar Fandy riang sambil menggaet lengan Mey. Mey hanya pasrah saat dirinya sudah ditarik oleh manusia mesum di hadapannya.

Dalam perjalanan ke taman, Fandy mengendarakan mobilnya ke luar area hutan perbatasan kerajaan SilverMoon dengan Kerajaan RedMoon. Mobil yang di kendarainya melaju dengan cepat, mungkin di katakan sangat cepat untuk sebagian rata-rata orang.

Mey yang duduk di samping kursi pengemudi itu hanya menatap keluar kearah luar sana, di luar terdapat banyak pohon pinus yang berjejer rapi seakan itu adalah pagar pembatas wilayah. Di dalam mobil Mey maupun Fandy tak sama sekali berusaha untuk berbicara. Keheningan pun menyelimuti setiap sudut mobil itu. Mey sangat ingin membunuh rasa keheningan yang diciptakan oleh mereka berdua namun bibirnya tak mampu untuk berucap walaupun satu kata saja seakan nyangkut di pangkal tenggorokannya.

Setelah beberapa lama mereka telah sampai di taman. Taman yang dihiasi dengan bermacam-macam jenis bunga tersebut. Ada bunga mawar, tulip, baby breath dan ada juga bunga yang mengingatkan saat dirinya pertama kali di kagetkan dengan seekor serigala besar. Itu adalah pengalaman terburuk bagi Mey. Dia sangat ingat bagaimana serigala itu mengaum dengan suara dalamnya  yang dapat membuat tubuhnya bergetar ketakutan. Bagaimana serigala tersebut berbicara tanpa membuka mulutnya melainkan melalui mindlink.

"Aku ingin berbicara denganmu" Ucap Fandy dengan serius lalu dirinya melenggang pergi kearah hamparan bunga tulip yang sedang bermekaran.

"Apakah ini milikmu?" Tanya Fandy dengan mengeluaran crystal biru dari saku celananya.

"Ohhh ini!! Ini aku melihat cahaya berwarna biru di dalam danau. Aku penasaran dengan kilauan cahaya biru itu. Itu yang membuatku berada di dalam danau, jika tidak ada kamu aku yakin aku pasti sudah tidak mungkin berada disini. Yang ku bingungkan adalah bagaimana ada kilauan cahaya biru itu ada di danau itu juga yang membuatku tertarik. Aku yang masih penasaran dengan cahaya itu pun memutuskan untuk memastikan ada apa kilauan cahaya biru itu di balik danau yang terletak di tengah-tengah hutan. Ternyata itu adalah sebuah crystal yang sangat cantik" Cerita Mey sambil mendudukkan dirinya tepat di samping Fandy yang sedang duduk dengan jemarinya menautkan menjadi satu selayaknya berfikir.

The Wolf Rulling (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang