Jangan lupa like and comment, guys.
^-^Happy Reading^-^
-_Author Pov_-
Sinar matahari sudah mulai berwarna orange menandakan sang surya kembali ketempatnya dengan awan yang mulai menghitam di atas sana. Bahkan beberapa koloni burung tampak melewati jelaga oranye di langit.
Gadis cantik itu melangkah riang ke arah taman di belakang, di sana terdapat beberapa jenis bunga cantik yang bermekaran. Gadis itu menghirup aroma bunga dengan menikmati semilir angin senja.
Dirinya pun duduk di bawah pohon besar dan rindang yang terdapat di taman itu. Taman penuh bunga itu memiliki 1 pohon -yang entah tau apa jenisnya- besar.
Gadis cantik itu meratapi bunga lily di hadapannya yang sedang mengatupkan bunganya. Dengan seiringnya semilir angin berlalu-lalang menimbulkan banyak jenis bunga di taman itu bergerak dengan riang, seakan mereka menyemangati orang yang menatap mereka dengan tatapan kosong.
Entah kemana pikiran gadis itu pergi. Mungkin pikirannya terombang-ambing mengikuti udara di sekitarnya. Dia gundah, resah dan bingung dengan apa yang semua terjadi padanya.
Tadi pagi saat melarikan diri dari lelaki mesum itu dia segera lari entah ke mana saja. Yang dia tahu, dia hanya mengikuti kemana saja kakinya berpijak namun bukan kembali untuk ke kamarnya. Ia sedikit takut dan juga merasa bersalah pada Fandy. Ia merasa takut pada lelaki tersebut karena lelaki itu benar-benar seorang yang sangat-sangat mesum. Mungkin dapat di bilang mesum tingkat dewa. Dan dia merasa bersalah karena dia telah menendang titit-nya yang bagi kaum adam itu adalah benda berharga nan pusaka. Tidak dapat di beli dimana pun.
Pada saat gadis cantik itu celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang namum pada kenyataannya dia berada di dalam hutan dan tidak memungkinkan adanya seseorang di tengah hutan ini. Yang mungkin dia rasakan dia masih berada di terotori nya kerajaan SilverMoon, mungkin ini adalah perbatasan dari kerajaan SilverMoon.
Dia kembali mengingat kejadian 2 hari yang lalu sebelum peristiwa peperangan di mulai.
Flashback
Angin yang cukup besar membuat beberapa dahan dan ranting dari pohon itu saling bergesekkan menimbulkan suara derit yang memekakkan telinga pada siapa saja yang mendengarkan. Awan di atas awalnya berwarna biru, sebiru lautan luas namun sudah di gantikan oleh awan hitam sepekat malam. Padahal saat ini mungkin masih di bilang siang saat ini mungkin sekitar pukul 12 siang. Namun yang anehnya saat ini bagaimana langit yang hitam itu menggantikan langit biru dalam beberapa menit? Ahh mungkin hari ini mulai memasuki musim penghujan. Suara teriakan dari dahan itu menambah seram di hutan ini serta suara hewan-hewan saling bersahutan.
Gadis itu sama sekali tak mengingat bagaimana dirinya sekarang sudah sampai di sini. Yang ia ingat hanyalah, ia sudah sampai di sini dalam posisi berdiri tegak dengan kedua mata tertutup di lapangan sangat luas. Mungkin dapat di katakan 3 kali lipat lapangan sepak bola mungkin bisa di bilang jika sekarang dirinya berada di dalam hutan gelap nan ridang penuh dengan pepohonan besar yang memberitahukan jika pohon tersebut memiliki umur yang jauh lebih tua di bandingkan umur dirinya. Suara burung gagak pun semakin memberikan kesan menyeramkan.
"Mey" suara pelan nan merdu khas perempuan itu mengalun di sekitar gadis yang baru saja di sebutkan namanya. Mey melihat sekitarnya namun tidak ada yang aneh. Saat mengingat kembali suara itu membuat bulu kuduknya berdiri.
Matanya mencari kesegala arah untuk menemukan di mana gerangan suara tersebut berasal. Badannya yang semakin lama semakin menggigil akibat angin yang mulai mengencang. Ia tahu pasti sebentar lagi akan turun hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf Rulling (END)
WerewolfSebuah cerita yang menceritakan tentang Wolf Rulling. apasih Wolf Rulling itu. Mari baca.. Happy Reading ^_^ -- Meyscha Laurent Garwine-- -- Fandy Derren Eissenberg --