5

21 3 0
                                    

Pagi ini rangga berniat menjemput clarissa untuk berangkat bersama, tetapi karna ia belum tau dimana rumah clarissa ditambah lagi dengan Rangga dan Einasya yang telat bangun membuatnya serba buru buru. Melihat kesamping, Einasya sedang sibuk menata rambut nya sendiri rangga yang melihat hanya geleng geleng

Rangga menoleh lagi "Ei." Yang siempunya nama hanya menggumam, Rangga melanjutkan "rumah clarissa dimana?"

Einasya buru buru menoleh pada rangga "gatau bang, tapi nanti ei tanyain" Rangga hanya mengangguk, "untuk apa bang?" Lanjut Einasya

Rangga sempat kesulitan untuk menjawab "erhm, gak mau tau aja"

"Boong!"

"Ga"

"Lo gak inget gue bisa apa?"

"Kali ini beneran Ei"

Einasya hanya mengangguk lalu kembali sibuk menata rambutnya.

*

Berjalan beriringan menuju kelas, Rangga merangkul hangat bahu Einasya. Ei melihat seseorang dari kejauhan semakin mengeratkan pegangannya pada lengan Rangga.

"Sayang" sapa seseorang

"Hai, morning" balas Rangga senang, orang tersebut melayangkan tangannya menuju rambut Rangga berniat merapikan tetapi Einasya dengan tangkas menepis tangan orang tersebut "Jangan pegang pegang rambut abang gue, cowo rambutnya berantakan itu dapet point plus dimata cewe!" Ketus Einasya

Rara hanya memutar bola matanya, "tapi harusnya point plus nya di mata aku Ei, kan aku cewenya"

"Gue adeknya, mau apalo?" Tantang Einasya cepat, rara lagi lagi hanya menghela nafas berat "tapi kan aku cuma mau Rangga keliatan rapi"

Einasya melepaskan pegangannya pada lengan Rangga, lalu mulai melangkahkan kakinya selangkah. Posisinya Einasya tepat didepan Rara "lo baru cewenya ra, jangan sok ngatur ngatur! Gue aja yang adeknya jarang ngatur. Kalo lo gasuka sama abang gue yang berantakan lo bisa putus!"

"Ei!"

"Apa? Mau belain dia? Sono!" Ucap Ei meninggalkan Rangga dengan Rara

Rangga menghela nafas "Ra, maafin ei ya"

Rara mengangguk "dimaafin, tapi kenapa dia gapernah bisa terima aku?"

Rangga tersenyum hangat, lalu mengelus puncak kepala Rara lembut "dia cuma butuh waktu" suara Rangga sangat menenangkan "sarapan bareng yuk Ra, Rangga laper" Rangga mengaitkan jari mereka kemudian berjalan menuju kantin.

Tling!

EINASYA
•LEPASIN TANGAN LO SAMA JALANG ITU ATAU KITA MUSUHAN!!

Rangga hanya tersenyum, lalu mulai berucap dalam hati 'sebenernya kekuatan kamu itu apa?'

*
Einasya membanting tas nya pada sebelah Clarissa, Clarissa sedang sibuk dengan earphone di telinganya bukan tak dengar bahkan Clarissa sempat menoleh kemudian kembali menenggelamkan kepalanya.

Einasya geram sendiri melihat Clarissa sangat cuek bahkan tak perduli dengan sekitarnya "Clarissa!"
Clarissa menoleh, lalu mengangkat satu alisnya "Gue kesel cla!"

Clarissa melepas earphone dari telinganya, "kenapa?"

Einasya hanya menjawab "tunggu, bentar lagi kita bakalan liat drama korea" Clarissa hanya menggidikan bahunya tak mengerti maksud dari Einasya "tuh liat"

Rangga baru saja sampai kelas, tetapi tidak sendiri ia bersama Rara kekasihnya. Clarissa hanya menatapnya datar, lalu beralih pada tangan mereka yang saling menggenggam

"Jangan cemburu cla" bisik Einasya, Clarissa tak menanggapi.

Rangga dan Rara berjalan ke arah Clarissa dengan Einasya.

"Cla kenalin, dia cewe gue namanya Rara" Rangga mengenalkan Rara pada clarissa, ternyata respond nya tak seperti yang setiap orang harapkan.

Rara mengulurkan tangannya bersiap salaman "rara" Clarissa hanya menatap tangan tersebut lalu beralih menatap wajah Rara.

Clarissa bangun dari duduknya "Clarisa emerald" lalu pergi dari kelas.

"Tadi itu siapa ngga?" Tanya Rara menatap Rangga yang ada disampingnya

Rangga menoleh lalu tersenyum "Clarissa, anak baru pindahan dari new york" jawab Rangga

Rara menatap buku yang ada didepannya "dia sombong"

Rangga menggeleng cepatt "Gaa! Dia baik tapi emang sikapnya dingin" Rara hanya manggut manggut

Tring!
Tring!

"Ra udah masuk, mau aku anter kekelas?" Tanya Rangga "Gausah" jawab Rara sembari tersenyum manis

Cup!

Rara mengecup pipi Rangga sekilas, sontak Einasya langsung bangkit dari duduknya menuju Rara yang dibelakang kelas

Einasya terlihat murka "Siapa lo berani cium Rangga?"

Rara berusaha menjawab walaupun takutnya bukan main "sorry"

Einasya berdecih "Gue yang adenya gak berani nyium dia, lo berani beraninya nyium dia Rara!"

Rangga mencengkram pergelangan tangan Einasya cukup kuat "Ei berenti!"

Einasya mencoba menepis tangan Rangga yang mencengkram tangannya "lepas Rangga! Lo lebih belain dia, padahal dia yang salah Rangga!" Lirih Einasya tapi penuh dengan tekanan

Rangga melepaskan cengkramannya pada lengan clarissa, terdapat bekas merah disana mungkin Rangga mencengkram nya terlalu kuat

Rangga menoleh pada Einasya "Ei maaf, ta-"

Einasya menepis tangan Rangga yang hendak memegang lengannya "gue gabutuh lagi rasa kasian lo!"

Einasya menatap Rara penuh benci "Pergi lo sebelum gue bunuh lo disini!"

"Ei"

"Gue benci lo Rangga!"

Einasya kembali duduk pada tempatnya, Clarissa menoleh kebelakang memberikan tatapan sedingin es pada Rangga.

Clarissa memegang bekas kemerahan pada lengan Einasya "sini biar gue yang obatin" Einasya hanya mengangguk mengerti

Clarissa menoleh kebelakang "Rangga, sini lo harus tanggung jawab!"

Rangga bangkit menuju tempat duduk clarissa, clarrisa memberikan bukti lengan Einasya yang sudah mulai berubah kebiruan "beliin es batu bawa ke uks gue mau kompres lebamnya" Rangga mengangguk segera mencari es batu, sementara Clarissa dan Einasya berjalan menuju uks

"Cla"

"Apa? Sakit ya?"

"Ini? Gada apa apanya sama sakitnya hati elo tadi waktu dia nyi-"

"Gapapa"

"Gue tau lo sakit"

"Gue gabisa sakit"

"Gamungkin!"

"Gue gak punya hati Ei"

Einasya hanya tertawa, mana mungkin manusia takpunya hati?

Ayey part 5 selesai. Selamat datang dihubungan rara rangga Dan selamat datang dengan kejudesan einasya.

Thankyou. janganlupavote.

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang