Adrijal mengajari Amanda dengan penuh kesabaran, walaupun kadang kesel pasalnya sudah lebih dari 30 menit Amanda tidak mengerti bahkan paham atas apa yang telah di intruksikan Adrijal.
"Gue lempar bolanya ke lu, tarus lu pasing ke gue ya" intruksinya kepada Amanda, gadis itu pun mengangguk dan segera mengambil posisi kuda-kuda.
Shutt
Bola dilemparkan kepada Amanda tetapi lolos begitu saja dari sela-sela tanganya yang terbuka.
Adrijal pun menghampiri Amanda jengkel "Tanganya tuh dirapetin ga kaya gini, ya pantesan aja tuh bola ngolong"
"Coba lagi ya" sambung Adrijal
Amanda pun mengangguk."Satu , dua ,ti--ga"Adrijal pun melemparkan bolanya kembali.
Shutt
Dug
Bola pun mengenai lengan Amanda yang telah siap, tetapi bola tersebut mendarat tidak tepat dan benar, bola tersebut hanya mengenai sebelah tanganya.
"Adawww" ringis Amanda sambil mengibas- ngibaskan tangan kananya yang terasa perih.
Dengan sigap Adrijal berlari menghampiri Amanda yang terlihat kesakitan.
"Kenapa?" tanyanya"Pake nanya lagi lu, sakit tau"
"Mana sini liat" Adrijal pun menarik tangan kanan Amanda.
Adrijal mengusap tangan Amanda yang terlihat kemerahan dikulit putihnya itu membuat Amanda meringis kecil.
"Ihsss sakit baget gila tangan gue"keluhnya ketika Adrijal mengelus tanganya yang merah."Cuma merah doang ko, awalnya emang begitu, tapi lama-lama juga biasa" ucapnya lalu melepas tangan Amanda.
"Emang main voly ga bisa pake kaki apa?" satu toyoran berhasil mendarat didahinya.
"Hehe, udahan ah main volynya cape gue" ucapnya sambil menduduki tribun yang berada disekitar lapangan.
Adrijal pun menyusul untuk duduk disampingnya.
"Gue ke toilet dulu ya, lu jangan kemana-mana tungguin disini" perintah Amanda"Males, gue mau keruang osis" elaknya.
"Ihh bentar doang ko, ya ya ya?" bujuknya, Adrijal pun menyerah dan mengangguk malas, entah kenapa ia selalu saja menuruti permintaan bed girl dihadapanya itu, ia selalu saja mengikuti apa yang diinginkan gadis itu mulai dari keinginan sekecil apapun.
"Oke tapi kalo lu lama gue tinggal ya""Selow Ga akan lama"
Amanda pun pergi meninggalkan Adrijal dilapangan indor, ia berjalan melewati lorong sekolahnya untuk menuju ke toilet wanita, tetapi baru saja ia ingin memasuki toilet tersebut tiga orang wanita tiba-tiba saja menghadang jalannya.
"Minggir lu gue mau lewat" Titah Amanda, tetapi sama sekali tidak didengarkan oleh 3 sekawan itu.
3 wanita yang memakai pakaian sangat sempit dan rok yang sangat pendek serta wajah yang dibaluri makeup yang sangat tebal itu menatap Amanda sinis. Dan ia adalah Dina dkk sang pemandu sorak sekolah Harapan.
"Harga lu berapa semalem? Sampe most wanted sekolah ini alias ketos mau - maunya deket sama lu"Amanda yang mendengar nya tertawa meremehkan.
"Sorry ya harga tubuh gue mahal ga akan ada yang bisa ngebeli itu, Ga kaya lo 10ribu 3 hari full"ejeknya membuat Dina naik darah."Lu tuh ga pantes sama cowo baik-baik dan cowo paling pinter disekolah ini, jadi ya jangan ngarep ketinggian ya"
"HELLo, lu pikir lu pantes, dengan tubuh lu yang sering dijamak oleh laki-laki kaya gini?, oohh sadar ya kalo ngomong itu disaring, Mirror please" ucapnya sambil menatap Dina dari atas sampai bawah dan kembali lagi keatas mengejek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And Cool Boy
RandomNamanya adalah Adrijal Ahmat Nur Rizky, ia seorang laki-laki yang sangat cerdas di sekolah SMA Harapan, ia seorang laki-laki yang terkenal akan setumpuk prestasi yang diraihnya mulai dari Academik atau pun Non Academik, ia sangat tampan, cool, baik...