Percaya

377 13 0
                                    

Adrijal menarik Amanda ke halaman belakang sekolah ralat taman belakang sekolah, disana terdapat bangku taman dan banyak pepohonan cukup besar menutupi teriknya matahari di bangku itu.

"Ngapain disini?" tanya amanda bingung.

Seketika seringai nakal muncul diwajah cantiknya.
"Mau ngajak mojok ya?"godanya

"Pede banget lu"

"Hukuman lu sekarang adalah lu harus ngumpulin daun-daun kering yang berserakan itu sebanyak-banyaknya, PAham?" tegasnya dengan menekankan kata 'paham' membuat amanda menggelengkan kepalanya.

"Udah buruan kerjain, atau lu mau bersihin toilet cewe disekolah ini selama seminggu?"mendengar itu Amanda menggeleng lagi.

"Kapan- kapan aja deh hukumanya, tiba-tiba perut gw pusing nih" elaknya dan berhasil mendapat sentilan didahinya.

"Ga ada alesan, buru kerjain atau--"

"OKE" dengan sangat terpaksa Amanda mengumpulkan dedaunan kering yang telah jatuh dari pepohonanya sedangkan Adrijal, ia menunggu dengan berduduk santai sambil membaca bukunya yang entah sejak kapan ia bawa. Membuat Amanda mendengus sebal.

Setelah beberapa saat
"Ehh ketos yang sok ganteng tapi emang beneran ganteng, nih gue udah dapet banyak daunnya, sekarang tugas gue udah clear kan?" ucapnya sambil menaruh dedaunan kering diatas bangku taman tepatnya disamping Adrijal.

Pemuda itu mengerutkan dahi.
"Lu pikir ini banyak?, coba sekarang lu hitung ada berapa itu daun!"

"Satu, dua ,tiga,--- delapan, sembilan, sepuluh yeyy" hitungnya pada dedaunan kering tersebut dan diakhiri tepuk tangan gembira.

"Udah banyak kan?"

"Baru sepuluh lu bilang banyak?"

"Yaaa"

"Cari lagi!"

"Gamau"

"Kan gue bilang cari yang banyak"

"Lebih dari 1 itu udah banyak, lu pinter tapi bego ya"

"Cari lagi atau---"

"Licik lu ngancem anak dibawah umur" satu toyoran mendarat didahinya.

"Udah cari buruan gausah banyak omong" Adrijal pun melanjutkan membaca, sedangkan Amanda masih saja mengerutu sambil memunguti dedaunan yang berserakan disekitarnya.

"Jal lu gamau bantuin gue apa?"ucapnya sambil berkacak pinggang

Adrijal menurunkan bukunya lalu menyahut "Engga"

"Oke kita buat penawaran" ucapnya lalu beralih duduk disamping Adrijal yang kembali lagi dengan bukunya.

"Penawaran?"

"Yaa, kalo lu bantuin gue nanti dapet tanda tangan spesial dari gue, gimana?"tawarnya

"Ga penting"masih dengan bukunya

"Oke dapet pelukan terima kasih dari gue gimana?"

"Ogahh"

"Gue Cium dah" godanya sambil menusuk- nusuk pipi Adrijal dengan jarinya yang lentik.

"Kaga ntar gue rabies lu mau tanggung jawab, udah buruan kerjain biar cepet selesai"ucapnya tanpa mengalihkan pandanganya.

'Emang susah menggoda sang ketos" gerutunya.

Setelah mengumpulkan banyak dedaunan sehingga taman saat ini terlihat sangat bersih tanpa ada sampah dedaunan satu pun, Amanda merebahkan tubuhnya di bangku taman sebelah Adrijal yang masih asik dengan dunianya.

Bad Girl And Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang