Pohon Buah Rambutan

400 12 0
                                    

Keesokan harinya Amanda terbangun dipagi hari dengan keadaan yang bisa dibilang sangat kacau, mata yang sangat sembab, wajah masih penuh lebam dan membiru, bibir yang pucat dan bahkan lagi rambut serta pakaian yang sangat berantakan, ia pun bergegas menuju kamar mandi sangat kecil yang berada dirumah bi Asih, semalam ia dikasih nasihat yang sangat berguna dan dapat dijadikan pegangan hidupnya dari bi Asih, dan sebenernya hari ini ia sangat sangat tidak ingin bersekolah dalam kata lain Bolos tetapi bi Asih memarahinya agat tetap bersekolah, yap walaupun ia adalah pewaris tunggal sekolah itu, sekolah yang Amanda jadikan tempat kegiatan belajar mengajar adalah sekolah yang dibangun dan dirintis oleh ibunya sampai sekolah itu menjadi seperti sekarang yang meraih banyak prestasi dan penghargaan yang sangat mendominasi dalam bidang academik dan sekolah itu sekarang sudah berbalik nama atas namanya sendiri, tetapi tidak ada seorang pun yang tau akan hal itu disekolahnya kecuali kepala sekolah yang tak lain dan tak bukan adalah pamannya sendiri, dan itu adalah faktor utama kenapa ia tidak pernah dikeluarkan atau di DO dari sekolah itu walaupun Amanda selalu melanggar peraturan serta tata tertib sekolah.

Amanda tidak menggunakan motornya untuk pergi kesekolah, motornya ditinggal dirumah bi Asih dan ia lebih memilih menaiki kopaja kesekolahnya, ia sangat suka berdesak-desakan saat dikopaja, sesaat ia tidak merasa sendirian, karna itulah ia lebih memilih menaiki transportasi umum ketimbang menggunakan fasilitas yang ia miliki.

Sesampainya ia disekolah, semua orang mencibirnya, semua mata memandangnya heran, ya bagaimana tidak baju kusut, rok kusut bahkan wajahnya pun kusut, ia terlihat sangat kacau hari ini ya walaupun setiap harinya memang seperti itu tetapi hari ini lebih menakutkan lagi, Amanda tidak menghiraukan tatapan-tatapan aneh yang dilontarkan orang-orang kepada, ia berjalan santai menuju kelasnya. Ketika telah sampai dikelas semua penghuni kelas pun menatapnya tak kalah aneh, tetapi ya seperti tadi ia sama sekali tidak menghiraukan itu, ia menuju bangkunya lalu menduduki dengan nyaman seraya menenggelamkan wajahnya dilipatan tangan yang ditaruh diatas meja, beberapa saat ia pun tertidur dengan pulasnya.

KRinggggg

Bel masuk pun berbunyi menandakan bahwa pelajaran akan segera dimulai tetapi Amanda tetap dengan posisinya bahkan ia malah semakin terlelap dan terbuai dialam mimpinya, sampai seorang guru datang, guru itu adalah pak budiman yang terkenal kiler disekolahnya semua murid takut akanya, tetapi tidak dengan Amanda ia malah selalu menggusik ketenangan hati pak budiman.

"Selamat pagi anak-anak" sapa pak budiman seraya pergi kebangkunya tetapi matanya tertuju kepada seseorang yang berada dipojok sebelah kanan dekat jendela ia tahu dan hafal itu pasti Amanda, karna ia sangat geram pak budiman pun mengambil sepidol yang berada diatas meja lalu melempar sepidol tersebut kearah Amanda dan tepat saja lemparanya mendarat dengan sempurna dikepala Amanda yang masih menenggelamkan wajahnya.
Amanda pun meringis lalu berdiri dan menggebrak mejanya marah, ia bertanya-tanya siapa yang berani menganggu tidur nyenyaknya.
"Anjirrr.. , siapa yang berani ganggu tidur gw?" ucapnya seraya menunjuk penasaran murid yang menempati seisi kelas, sampai aksinya berhenti ketika suara terdengar.

"Saya" ucap pak budiman, sontak Amanda pun menoleh kearah suara tersebut, ia tertegun betapa kagetnya dia ternyata itu adalah pak budiman.
"Kenapa mau marah?" sambungnya pak budiman pun sedikit menurunkan kacamatanya lalu menatap Amanda tajam dengan alis yang terangkat.

"Hehe, sory pak, dikirain siapa" cengirnya, Amanda menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal lalu ingin kembali duduk tetapi niatnya terhalang oleh pak budiman.

"Siapa yang ngijinin kamu duduk? Keluar kamu dari kelas saya" usirnya, Amanda yang mendengar itu pun tersenyum senang, lalu bergumam 'Alhamdulilah' sambil mengelus dada lega, tanpa basa-basi ia pun melenggang keluar kelas dengan santainya.

Adrijal melihat Amanda yang berbeda hari ini pun menjadi penasaran. Dan akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti Amanda.
"Permisi pak sama ijin ke toilet" ujarnya yang mendapat anggukan pelan dari pak budiman, ia pun berlari kecil mencari sosok Amanda dan arhirnya Adrijal menemukanya yang saat ini berada dibelakang sekolah sambil bersandar dibalik pohon dan melipat sebelah kakinya.

Bad Girl And Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang