One (7)

587 27 0
                                    

    Justin dan Alexis berada dalam sebuah mall mewah di kota Los Angeles, hari minggu, pantas saja mall itu dipadati oleh orang-orang yang menghamburkan uangnya untuk membeli barang-barang mahal. Alexis tak pernah ke mall itu sebelumnya, ia tak berminat dan tak akan pernah berminat.
     Alexis berjalan di sebelah kiri Justin, tiap langkahnya ia ditatap oleh berpuluh pasang mata yang tajam. entahlah, Alexis bingung mengapa mereka memandangnya seperti itu, karena ia tak pantas berada di mall itu atau.... karena ia tak pantas jalan di dekat pria tampan?
      "Mr bieber, mengapa mereka memandangku seakan-akan aku adalah orang yang menjijikan?" tanya Alexis pada Justin.
semakin lama tubuh Alexis semakin mendekati Justin dan menyembunyikan separuh tubuhnya di belakang Justin.
      "tenanglah, mereka iri karena tak bisa berada diposisimu saat ini" jawab Justin menolehkan wajahnya ke kiri hingga hidungnya dan hidung Alexis hanya berjarak 2cm. sepertinya ia sengaja melakukan itu untuk membuat orang-orang disekitanya menjeritkan sumpah dalam hati.
     Justin memasuki salah satu toko pakaian di susul Alexis di belakangnya. mereka telah disambut oleh seorang pria tua berparas asia berumur sekitar 55 tahun berpakaian tuxedo lengkap dengan dasi kupu-kupu.
      "selamat siang Mr bieber" sapa lelaki tua itu dengan menjabat tangan Justin ramah, tak lupa ia tersenyum pada Alexis.
      "Lee hari ini aku tak tahan dengan suasana dalam mall ini, kau tau apa yang harus kau lakukan?" ucap Justin tenang serta membolak-balik dasi merah marun yang terletak di meja sebelah kanannya.
      "ba...baiklah... Mr bieber"
Lee meninggalkan mereka, Alexis hanya mengernyitkan dahi dan sesekali meminum green tea frappucino starbucks yang baru sekali seumur hidup ia nikmati.
tak lama kemudian, sensor kebakaran berbunyi nyaring. semua orang berhamburan panik lari kesana-kemari. sedangkan Justin hanya diam bak seperti patung, Alexis sangat panik, ia menjatuhkan tas yang baru iya lihat di toko itu.
      "Justin kebakaran...." ucap Alexis menarik-narik lengan justin panik. namun tidak untuk Justin wajah yang tetap tenang, tatapan dingin, dan tangan kanan yang masih bertengger dalam saku celana kainnya. para pelayan toko panik berlarian kesana kemari, berteriak seakan-akan nyawa mereka benar-benar dipertaruhkan. Justin mencegah tangan salah satu pelayan yang hendak lari keluar toko.
      "kau tetap disini" ucap justin yang pandangannya masih fokus ke depan.

"Justin benar-benar gila, disini telah terjadi kebakaran namun dia tetap tenang? astaga makhluk apa yang telah ada di hadapan ku ini Tuhan" batin Alexis.

      "Justin kita harus pergi Justin" Alexis tetap panik dan menarik lengan Justin seperti seorang anak yang meminta ayahnya membelikan koleksi boneka baru.

tak lama kemudian alarm kebakaran berhenti, Alexis berhenti merengek dan melihat sekelilingnya bingung. disusul datangnya kembali pria tua yang diketahui bernama Lee.
      "sudah kulakukan apa yang kau inginkan Mr bieber, tak ada orang dalam mall ini kecuali anda, asisten anda dan beberapa pegawai yang berhasil ku cegah saat akan pergi meninggalkan mall" jelas Lee.

     "apa? Justin yang menyuruhnya membunyikan alarm kebakaran? untuk apa? dan bagaimana mungkin? dan dia menyebutku apa? asisten justin? apa kau tau aku ini temannya pak tua! dasar pria tua enak saja berbicara" umpat Alexis dalam hati.

     "terima kasih Lee" ucap Justin seraya menggandeng Alexis meninggalkan toko, ditengah langkahnya Justin berhenti dan berbalik badan menghadap Lee "aaah.. asal kau tau Lee, dia adalah kekasihku" Justin mendekap pundak Alexis lebih dekat dengannya, Alexi tersedak minuman yang baru saja ia seruput.
Lee hanya menunduk tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Justin kembali pergi meninggalkan toko itu dengan senyum kemenangan.

     "siapa Justin ini? mana bisa ia berbuat sesuka hatinya, disemua tempat?" batin Alexis kesekian kalinya.


to be continue....

ONE (JUSTIN BIEBER FANFICTION INDONESIA)Where stories live. Discover now