One (6)

650 24 4
                                    

Sebuah pukulan mendarat di pipi kiri Justin, ia tersungkur ke tanah dan meringis kesakitan sembari mengusap sedikit darah di sudut bibirnya.
"Joe! apa yang kau lakukan?!" Alexis membantu Justin untuk berdiri, "Go Away!"
"ahh ternyata lelaki ini yang membuatmu berubah, Alexis. kau bukan lah Alexis! kau bukan Alexis yang ku kenal" Joe berjalan menjauh meninggalkan Alexis dan Justin.

Alexis membersihkan luka disudut bibir Justin, "maafkan aku Justin.. kau jadi terluka"
"tidak.. ini bukanlah salahmu, justru aku yang bersalah membuatmu bertengkar dengan kekasihmu" ucap Justin.
"dia sahabat ku, Joe" Alexis bangkit dari tepi ranjangnya, meletakkan baskom yang digunakan membersihkan luka Justin dan mengambil segelas air. "omong-omong ada apa kau kesini?" Alexis memberikan gelas itu pada Justin.
"terima kasih. kedatanganku kesini untuk mengajakmu jalan-jalan, dan memberikan ini untukmu" Sebuah kertas panjang berwarna putih, rupanya cek. "ah iya... kau tak usah memikirkan hutang ibu mu, semua sudah ku urus" imbuhnya.
"ap..apa kau bilang? bagaimana bisa kau tau tentang hutang ibuku?" Tenggorokan Alexis seketika sulit untuk menelan ludah, ia tersentak, kaget.
"jangan panggil aku Justin Bieber jika aku tak mengetahui sesuatu" bisik Justin nakal ke telinga Alexis.
mendengar pernyataan yang baru saja Justin ucapkan, reflek Alexis memeluk Justin yang terduduk di sebelahnya "terima kasih banyak Mr Bieber, aku berhutang nyawa padamu"
Justin hanya tersenyum nakal menikmati pelukan Alexis.
"wohoo.. maaf Justin aku hanya.. senang mendengar kabar ini" Alexis tersenyum manis, jantung Justin berdebar cukup kencang.
'mengapa aku suka sekali melihat senyumnya, ya.. senyuman yang ku buat" batin Justin dalam hati.
"Justin.. hello?" tangan Alexis mengayun-ayun di depan mata Justin, seketika lamunan indah Justin buyar begitu saja.
"gantilah bajumu, aku akan menunggumu dibawah" ucap Justin berjalan menuju pintu apartemen Alexis.
"tap..tapii.. kita mau kemana?"
"15 menit" Justin tetap berjalan lalu membuka pintu Apartemen tanpa menoleh ke arah Alexis.
"okay.. okay... baiklah"

***

Mereka berjalan-jalan ke taman kota Los Angeles, canda tawa tak lepas dari mereka. Justin membelikan Alexis sebuah es krim stroberi kesukaan Alexis dari kecil. lagi-lagi Alexis tersipu melihat kelakuan manis Justin, ia selalu tau apa yang Alexis suka.
Mereka duduk di bangku sekitar taman untuk melepas lelah, tak terasa hari sudah mulai gelap.
"Oiya Justin.. bagaimana bisa kau tau aku dan memberikan pekerjaan 'gila' itu padaku"
"aku pernah bertemu denganmu sebelumnya, di perpustakaan floks university"
*
saat itu, Alexis sedang merapikan rak buku sebelah barat perpustakaan kampusnya. hari itu Alexis bertugas menjadi penjaga perpustakaan, dari kejauhan sosok lelaki memperhatikannya. ia duduk di salah satu bangku di perpustakaan. tangannya membuka sebuah buku berjudul "a successful businessman" tapi tak sedetik pun ia melirik buku yang ia pegang satu jam terakhir. matanya hanya tertuju pada gadis itu, Alexis.
justin mendatangi tempat penjaga perpustakaan, ada seorang wanita lagi rupanya. pasti teman si gadis itu, batin Justin.
"who is that girl?" tanya Justin pada seorang penjaga perpustakaan lainnya.
"Alexis"
Justin mendapat jawaban singkat namun puas, ia meninggalkan perpustakaan itu dengan senyum kemenangan.
*
"Kau dengan tujuan apa datang ke sana?" tanya Alexis.
"aku salah satu donatur di sekolahmu" jawab Justin enteng. "kau lapar? hari sudah malam, kau pasti lapar ayo kita makan lalu ku antar kau pulang" sambung Justin.
"baiklah.."

To be continue...

ONE (JUSTIN BIEBER FANFICTION INDONESIA)Where stories live. Discover now