One (5)

635 26 3
                                    

   Sinar matahari menyinari alam semesta ini, Alexis setengah sadar melihat asal dari cahaya itu. Oh.. seseorang telah membuka tirai jendelanya, seketika ia terbelalak dan terduduk "JUSTIN!!!!" ia berteriak kencang.
     "rupanya kau sudah terbangun" ucap Justin sesekali menghisap kopi dalam cangkir yang ia bawa.
     "men..mengapa aku bisa ada disini? apa yang kau lakukan padaku! kau pikir aku wanita murahan?" Alexis memaki-maki Justin yang tubuhnya ia tutup dengan selimut coklat muda bermotif bunga.
     "percayalah kita hanya berciuman semalam, lalu kita menonton film dan kau tertidur maka ku pindahkan kau dikamar ini. perlu kau tau, aku tak mungkin bermain dengan mayat" celoteh Justin sambil membalik-balik koran yang masih hangat di pagi hari, "kau saja masih memakai baju yang sama" imbuh Justin.
   Alexis menurunkan selimutnya yang sedaritadi ia dekap seperti seorang anak kecil yang memeluk sebuah boneka teddy, memang benar ia masih memakai pakaian yang sama. Ia menyelipkan rambutnya disela telinga, wajahnya berubah menjadi kemerahan.

***

   Alexis membuka pintu Apartemennya, ada seorang lelaki yang sedang duduk di tepi ranjang tidurnya dan memandangi sebuah bingkai foto. lelaki itu mendongak saat suara pintu terbuka.
     "hey kau darimana saja semalam kau tak ada di apartemen" ujar lelaki itu.
     "oh Joe kau membuat ku terkejut, sejak kapan kau disini?"
   Dia, Joe Bommar teman sekelas Alexis, lebih tepatnya sahabat baik Alexis. Joe selalu ada saat Alexis senang maupun duka, persahabatan mereka yang sudah mereka jalin selama kurang lebih 7 tahun membuat mereka lebih dari seorang sahabat, ya seorang saudara. Joe Bommar memiliki fisik tidak begitu tinggi, dan perutnya buncit, untuk mengurus bentuk tubuhnya atletis yang digemari hampir seluruh wanita di dunia ia tak sempat. bukan, bukan tak sempat namun baginya itu hanya buang-buang uang dan tidak penting. ia bukanlah dari kalangan keluarga kaya raya, hanya keluarga biasa namun hidupnya tak seterpuruk Alexis. prinsipnya, jika seseorang sungguh-sungguh mencintainya maka seseorang itu akan mencintai hatinya, bukan fisiknya.
     "sejak semalam, aku menginap disini. maafkan aku tak izin padamu, aku sudah berusaha menghubungi mu namun tak ada sambungan. ada apa dengan kau ini?"
     "ya tuhan.. maaf kan aku Joe, aku tak memakai ponselku lamaku. aku lupa memberitaumu nomor baruku" Alexis menepuk keningnya pelan.
     "Alexis kau tidak...." Joe menautkan kedua alisnya dan menatap Alexis tajam.
     "apa kau gila! aku tak akan melakukan hal itu Joe!"
     "baiklah baik... aku lapar, temani aku makan di rumah makan bibi Gwen aku yang teraktir" Joe menarik tangan kiri Alexis keluar dari apartemennya.
   saat dibukanya pintu apartemen, sudah berdiri seorang lelaki dengan cepat ia merebut pergelangan Alexis dari genggaman Joe. dan meninggalkan Joe ditempat.
     "Justin.." ujar Alexis lirih.
baru beberapa langkah Justin dan Alexis berjalan.....

To be continue...

ONE (JUSTIN BIEBER FANFICTION INDONESIA)Where stories live. Discover now