One (3)

679 29 0
                                    

   Alexis merapikan gulungan rambutnya di depan cermin, sesekali ia membolak-balik tuhuhnya. gaun itu begitu ketat hingga membentuk lengkukan tubuh Alexis. ponselnya berdering, Justin Bieber.
     "haruskah aku menunggumu lebih lama lagi? ayolah sudah satu jam aku menunggumu ditepi jalan apartemen mu"
Alexis berlari kecil menuju jendela dalam kamarnya, dilihatnya keluar jendela terdapat Justin Bieber yang menyenderkan tubuhnya disamping lamborghini merah tua. ia terlihat sangat tampan malam ini.
Justin mengangkat kedua bahunya dan memasang wajah "sampai kapan aku menunggu?" pada Alexis. segera Alexis menggunakan kode tubuh pada Justin bahwa tak lama lagi ia akan turun dari apatermennya.
   Alexis kembali menatap kaca, ia menyapukan beberapa lapis lipstick pada bibirnya. kau begitu sempurna Alexis Jenner, ucapnya percaya diri.

***

   suasana dalam mobil begitu terasa kaku, tak ada percakapan antara mereka. Justin hanya menatap jalanan tanpa menoleh pada Alexis, padahal ia berharap Justin melontarkan pujian untuknya. sesekali Alexis mengusap kedua bahunya yang memperlihatkan kulit mulusnya itu, udara malam ini cukup menusuk tulang punggungnya.
     "kau kedinginan huh?" tanya Justin masih tetap menatap jalan dengan wajah datarnya.
     "yaa.. sedikit"
mendengar perkataan Alexis, Justin mengatur suhu dalam mobilnya agar tidak terlalu dingin.
     "jika masih terasa dingin kau bisa gunakan jas ku sementara" Justin mulai membuka kancing jasnya satu persatu.
     "tidak Mr Bieber tidak perlu" ucap Alexis menghentikan langkah Justin melepas jasnya.
Alexis berpikir, mana mungkin pria seperti Justin tak punya kekasih. Ia sangat tampan, kaya raya, dan... manis. bahkan hanya dengan melihatnya tersenyum saja, para wanita pun akan tunduk padanya dan membuat seluruh pria di dunia ini sirik dengan segala sesuatu yang dimiliki Justin.
   Mobil Justin berhenti di depan restoran mewah ditengah kota Los Angeles, Justin membukakan pintu dan menggapai tangan Alexis dan berkata...
     "omong-omong kau sangat cantik hari ini Miss Jenner" seketika jantung Alexis bergedup kencang, ia merasakan seluruh tubuhnya kaku dan darah mengalir deras dalam nadinya.
     "kau..kau... juga tampan Mr Bieber" puji Alexis.
     "panggil saja aku cukup dengan Justin"
     "baiklah, begitu juga kau cukup memanggilku Alexis"
Mereka berjalan dan terus bercakap-cakap, sesekali Justin tersenyum pada orang-orang yang menyapanya hampir semua orang dalam restoran ini berpakaian formal, tak heran memang restoran ini dikhususkan untuk orang-orang kaya. tapi ada satu hal yang mengganggu pikiran Alexis, mengapa semua orang di restoran ini mengenal Justin? bahkan setiap langkahan kaki Justin pelayan selalu membungkukan badan padanya.
     "Mr Bieber, tempat yang ada pesan sudah siap mari ku antarkan" seorang pelayan menghentikan langkah mereka.
     "Justin.. mengapa mereka semua mengenalmu?" tanya Alexis dengan nada suara yang sedikit berbisik.
     "bagaimana tidak aku adalah pemilik restoran ini" langkah Justin terhenti dan menatap Alexis sombong, Alexis hanya menautkan kedua alisnya seperti tak percaya dengan yang Justin katakan.
     "ekhem.." Justin berdehem memberikan isyarat pada Alexis untuk melihat kearah belakangnya.
   Alexis memutar tubuhnya, terpampang foto Justin dengam bingkai yang sangat besar dibawah lukisan tersebut ada sebuah nama Justin Bieber. Persetan! si tampan Justin Bieber benar-benar dikelilingi oleh harta.
   disebelah lukisan tersebut ada sebuah lift, ya.. restoran ini memiliki 2 lantai utama dan 1 lantai bawah tanah sebagai area parkir. lift tersebut terbuka, sesosok wanita cantik mengenakan gaun warna merah marun melangkah anggun, tubuhnya seksi dan kulitnya eksotik serta potongan rambut sebahu membuatnya semakin sempurna.
     "demara..." ucap Justin hampir tak terdengar suaranya seraya menatap wanita itu tanpa berkedip.

To be continue....

ONE (JUSTIN BIEBER FANFICTION INDONESIA)Where stories live. Discover now