Chapter 2

456 45 5
                                    

Bel pulang baru saja berdering. Sakura buru-buru mengemasi bukunya dan memasukkannya dalam tas punggungnya. Saat akan melesat keluar, seseorang mencegahnya. Gadis berambut pirang dan pacarnya.

"Ino, ada apa?" tanya Sakura, lalu memandang Sai yang tersenyum penuh kepalsuan padanya.

"Aku dan yang lain akan mengadakan pesta nanti malam. Kau harus datang!" jawab Ino "Tak ada alasan lagi kali ini!" sambungnya saat Sakura akan mengucapkan alasan yang selalu dia buat untuk menghindari pesta. Tapi bukan sekadar alasan sih. Biasanya saat ada event pesta, ibunya selalu meminta untuk menemaninya belanja. Sakura benci pesta, apalagi ada Neji yang selalu membuatnya dag-dig-dug-der.

"Tapi Ino, aku ada janji dengan otoo-san." padahal dia ingin mencari Sasuke di tempat mereka bertemu kemarin.

"Hhh.....sudahlah. Percuma mengajakmu, kau selalu sibuk. Akan kuberitahukan pada yang lain," Ino menyerah "ayo Sai-kun."

Setelah Ino dan Sai pergi, Sakura meloncat senang. Akirnya bisa bebas juga, pikirnya. Dia berjalan dengan bernyanyi gaje. Semua mata kini tertuju padanya. Dasar Sakura, dia tidak malu sama sekali. Saat dia melewati gerbang, mata emeraldnya menangkap sosok Neji yang berjalan dengan Hinata, sepupunya. Sontak, dia menghentikan langkahnya dan berhenti dari tindakan konyolnya.

"Halo Hinata-chan," sapanya seraya membungkuk "halo Neji-san."

"Hai Sakura-chan. Mau bareng?" pipi Sakura langsung memerah. Bagaimana tidak, pulang bareng Neji? Itu merupakan kesempatan yang sangat langka.

"M-maaf Hinata-chan. A-aku pulang sendiri saja. Duluan ya, jaa ne." Sakura berlari dengan detak jantung yang abnormal.

"Sakura-chan hari ini aneh sekali ya, nii-san." ucap Hinata pada kakak sepupunya yang berekspresi datar itu.
"Dia memang aneh dari dulu." jawab Neji datar *kejamnya Neji :-P

Sakura telah sampai di jalanan tempat kedai yang dia tempati berteduh kemarin. Kedai itu sangat ramai. Sakura mendekat dan membaca tulisan yang tertera di papan penanda.
★Hinoko Okonomiyaki★

"Jadi ini kedai okonomiyaki?" gumam Sakura. Ada rasa bimbang saat dia akan memasuki kedai itu. Disatu sisi dia ingin memeriksa apakah Sasuke berada di sana. Disisi lain, dia tak tahan dengan aroma udang serta kol dari okonomiyaki. Sakura bukan pecinta okonomiyaki. Dulu dia pernah kritis karena memakan okonomiyaki yang mengandung udang.

Masuk nggak ya? Kebimbangannya kini mencapai puncaknya. Dia mondar-mandir di depan kedai itu dengan tangan yang memainkan bibir bawahnya.

"Sakura-san. Ngapain disini?"

"Kyaaa..." Sakura terkejut saat wajah Sasuke muncul dihadapannya. Dia pun berbalik bersiap lari. Namun, tangannya ditahan oleh Sasuke. Pipinya kembali merona.

"Mau kemana? Tidakkah kau singgah dulu sebelum pergi? Kita makan okonomiyaki. Ayolah." perkataan Sasuke sukses membuat jantung Sakura berdetak abnormal.
Bagaimana bisa dia menolak ajakan cowok keren seperti Sasuke ini. Sakura mengangguk dan berbalik lalu mengikuti Sasuke yang menuju kedai sederhana itu.

"Nah, ini adonan okonomiyakinya." Sasuke membawa 2 mangkuk adonan okonomiyaki. Sakura tertawa memaksa. Dia pun menuangkan adonannya ke wajan di mejanya dengan berharap cemas. Semoga tak ada udangnya, pikirnya. Okonomiyaki yang melebar di wajan itu mendesis saat digoreng.
Hidungnya telah terkontaminasi aroma udang.

Sementara itu, Ino yang tidak jadi menyelenggarakan pesta karena banyak yang tidak bisa datang akhirnya memutuskan untuk pergi ke kedai okonomiyaki. Bersama Sai, kekasihnya serta Naruto, Chouji, Neji dan Hinata.

"Aah...kenapa kita tak pergi ke kedai ramen saja sih?" keluh Naruto yang menggandeng Hinata.

"Diamlah Naruto! Kau tidak bosan apa makan ramen terus!" Ino yang dasarnya sedang bad mood menjadi semakin kesal dengan Naruto.

"Saat seorang wanita berbicara ketus pada lelaki, itu tandanya......"

"Diamlah muka pucat!" Ino melayangkan tinjunya pada Sai yang merupakan kekasihnya.

'Ino menyeramkan sekali kalau marah.' pikir Naruto. Sai mengelus pipinya yang kini memerah.

"Wah, ramainya." kagum Naruto saat memasuki kedai okonomiyaki tempat Sakura menikmati kebersamaannya dengan Sasuke yang kini memakan separuh okonomiyakinya. Sedangkan Sakura hanya menusuk-nusuk okonomiyakinya dengan sumpit. Tanpa memakannya sesuap pun.

"Kenapa tak dimakan? Apa kurang matang?" Sasuke memeriksa okonomiyaki Sakura.

"Oh, tidak kok. Aku akan memakannya." untuk menghormati Sasuke, Sakura mengambil sebagian kecil okonomiyakinya yang tidak tercampur kol dan udang lalu memasukkan potongan itu ke dalam mulutnya. Enak juga, pikirnya. Dia pun mengambil bagian yang sama dan melahapnya seperti orang kelaparan. Dia seperti melupakan keberadaan Sasuke yang memandangnya dengan senyuman geli.

"Kita duduk dimana ya?" tanya Naruto yang kebingungan mencari tempat duduk. Dia memandang berkeliling. Matanya membulat saat menangkap sosok yang sangat dikenalnya berada di sebuah meja yang agak besar namun hanya ditempati 2 orang.

"S-Sakura." Sakura yang tadinya menikmati okonomiyakinya, terdiam dan berhenti memakannya. Sakura hafal betul suara menyebalkan yang memanggilnya tadi.
Perasaanku nggak enak nih, pikir Sakura lalu menoleh dan.....

"....."

Sepotong Okonomiyaki CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang