Chapter 16

111 15 1
                                    

Neji termenung menatap layar ponselnya yang menampilkan ruang chatnya dengan Sakura. Gadis itu meminta putus dengannya melalui chat? Candaan macam apa ini? Sakura pasti hanya mengerjainya kan? Mana mungkin gadis itu melakukannya? Sakura pasti sedang mengerjainya. Dia bercanda kan? Dia harus menemui Sakura atau dia benar-benar akan menghancurkan barang-barang di kamarnya jika tak segera keluar. Amarah menguasai tubuhnya yang seketika memerah. Membuat sang ayah mengernyit heran ketika anak lelakinya itu melangkah mantap menuju pintu keluar hingga menimbulkan derak di lantai kayu yang pagi ini dia bersihkan menggunakan pembersih beraroma sitrus.

____
Sasori yang menyambut Neji. Kakak dari pacarnya itu mempersilakan Neji menunggu sebentar sementara dia memanggil adiknya. Sakura keluar dengan wajah tertunduk dan mengajak Neji untuk ke taman terdekat karena dia tidak menyiapkan apapun. Kunjungan dadakan itu membuatnya tak bisa menyiapkan beberapa camilan. Neji tak meneleponnya terlebih dahulu untuk memberitahu bahwa dirinya akan berkunjung. Lagipula, orang tuanya sedang berada di rumah. Akan sulit untuk berbicara berdua mengingat hebohnya keluarga pinknya. Sasori pasti akan membuat rusuh.

Mereka duduk berdua di ayunan. Sakura tak berani menatap Neji. Dia memperhatikan anak laki-laki yang sedang bermain pasir didampingi pengasuhnya.
"Maaf." Itu yang pertama dia ucapkan pada Neji.

"Aku...punya salah? Kenapa minta putus? Maaf kalau aku jarang ada waktu untukmu." Neji menghela nafas lelah. Pikirannya bercabang. Lesnya terbengkalai demi bertemu dengan Sakura sore ini. Bagaimana kata pamannya nanti jika dia gagal masuk universitas yang ditentukan keluarga?

"No. Kamu nggak ada salah apapun. Dan jangan meminta maaf untuk masalah les dan pendidikanmu. Di sini aku yang harusnya meminta maaf karena mengajakmu mengakhiri hubungan ini tanpa penjelasan."

"Dan...bisa kau jelaskan sekarang?" Neji melirik Sakura yang menghela nafas beberapa kali. Nampak gusar dan tertekan.

"Neji, kau mengajakku berpacaran ini karena kasihan padaku atau benar-benar cinta?"

"Apa maksudmu?" Neji terganggu dengan pertanyaan sampah yang dilontarkan Sakura.

"Aku...hanya ingin memastikan."

Neji tak menjawab. Dia juga bingung dengan apa yang dia rasakan. Dia nyaman berada di dekat Sakura. Dulu saat Sakura mengejarnya, dia tidak risih, cenderung kasihan karena dirinya yang sulit ditaklukkan dan sulit menerima orang lain masuk dalam hidupnya. Jadi, saat dia mulai terbiasa dengan Sakura karena Sakura selalu berada di sekitar Hinata, dia memutuskan mengajak gadis itu menjalin hubungan. Melihat wajah Sakura yang agak bingung dan senang saat dia mengajak berpacaran, membuat perasaan Neji senang dan lega. Kalau ditanya dia cinta atau hanya kasihan, Neji juga tidak tahu. Dia terlalu bingung.

"Aku...juga tak tahu." Jawab Neji tatap lurus pohon cemara di depannya. "Aku nyaman bersamamu." Tambahnya.

"Neji, maaf. Aku jatuh pada orang lain. Aku tak seharusnya seperti ini mengingat kita sedang dalam hubungan. Tapi...aku juga tak tahu harus bagaimana. Aku--"

"Sejak kapan?" Potong Neji.

"Eh?"

"Sejak kapan kau suka pada laki-laki lain?" Sakura sedikit takut dengan nada bicara Neji yang terkesan dingin.

"Sejak dua bulan lalu."

"Kita belum menjalin hubungan ini ya?" Sakura mengiyakan. "Lalu kenapa kau menerimaku menjadi kekasihmu?"

"Karena aku merasa debaran ini menggila saat bertemu denganmu. Kau tahu, debaran yang sama sejak dulu. Makanya aku menerimamu dan setuju untuk menjalin hubungan. Tapi nyatanya debaran ini sudah tak sama lagi. Maaf..."

"Jangan meminta maaf." Neji membenarkan ikatan man bun nya yang sedikit melonggar. "Siapa laki-laki itu? Apa satu sekolah dengan kita?"

"Tidak. Dia pemilik kedai okonomiyaki dekat sekolah." Neji hanya berdeham merespon Sakura. Sejujurnya dia sakit hati karena dicampakkan Sakura begini. Harga dirinya seolah terinjak. Tapi, mau bagaimana lagi kalau urusan perasaan dan hati tak bisa dipaksakan. Tapi tetap saja dia sakit. Dadanya nyeri entah kenapa.

Sepotong Okonomiyaki CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang