Chapter 18

94 10 2
                                    


Selama tiga hari ini Sakura berdiam diri selepas petang di dalam kamarnya. Dia menonton video tutorial membuat okonomiyaki di YouTube. Setelahnya dia akan ke dapur dan mempraktikkannya sembari melihat tutorialnya lagi. Percobaan pertama berakhir rasanya yang tidak bisa didefinisikan. Selain itu, keberadaan Sasori—kakaknya—yang merusuh di dapur membuat perempatan imajiner terbentuk di kepalanya. Ingin rasanya menendang lelaki biang kerusuhan itu hingga ke Kirigakure. Biar saja kehujanan dan flu. Sasori yang tidak berdaya lebih baik daripada Sasori yang aktif hingga menumpahkan baskom berisi adonan yang dibuat Sakura penuh cinta.

Percobaan kesekian pun dia lakukan. Dia kini menambahkan bacon panjang yang ditata di pinggiran cetakan stainless steel berbentuk menyerupai hati dan menuangkan adonannya di tengah-tengahnya. Cheesy, tapi Sakura mau memberikan okonomiyaki berbentuk hati itu pada Sasuke.
Ingin menunjukkan perasaannya lewat makanan yang dijual di kedai milik sang pemilik hati.

Adonan itu mendesis saat dituangkan di wajan datar, mengisi ruang-ruang cetakan yang kosong. Sakura mengamati adonan yang perlahan berubah konsistensinya. Menjadi lebih padat. Saat dirasa sudah bisa dibalik, dia melepas cetakan silikon yang melingkupi adonan dan menyingkirkannya untuk diletakkan bersama peralatan kotor lainnya. Dengan dua spatula, dia dengan hati-hati membalik adonan yang perlahan matang. Saat terbalik sempurna, bagian yang di atas berwarna kecoklatan. Dia hanya harus menunggu sisi lainnya matang juga hingga siap dihidangkan.

Beberapa menit terlewat, dan Sakura memeriksa bagian bawah okonomiyakinya. "Sempurna." Gumamnya yang kemudian mengangkat makanan itu untuk diletakkan di piring yang sudah dilapisi kertas penyerap minyak. "Sekarang, aku harus menyiapkan garnish agar okonomiyakinya semakin cantik dan menggugah selera. Semangat Sakura, sedikit lagi kau akan menghasilkan okonomiyaki lezat dan cantik."
Irisan kubis dan wortel yang sudah siap, dia letakkan dalam mangkok dan menuangkan mayones di atasnya. Mencampur tiga bahan itu hingga sayurannya terbalut sempurna oleh mayones. Dia menyiapkan tomat yang sudah dipotong kecil-kecil juga kubis mayones tadi di wadah kecil yang diletakkan di atas piring saji.

Cantik. Pikirnya yang kemudian menata di meja makan. Melangkahkan tungkai menuju kamar sang kakak dan memanggil dengan keras karena tahu kakaknya pasti menyumpal telinganya dengan musik bervolume agak keras. "Kak Saso, okonomiyaki buatanku udah jadi. Coba kau cicipi dan berikan penilaian." Sakura mengamati kakaknya yang sedang merebahkan diri di sofa yang menghadap televisi. Lelaki itu memegang konsol game dan mulutnya aktif mengunyah permen karet.

"Hmmm...nanti kubilang nggak enak aja deh, biar kau bikin lagi. Kapan lagi bikin dirimu kecapekan di dapur." Sasori menghindar kala adiknya bersiap menerjangnya. Alhasil mereka berlarian di dalam rumah. Suara langkah kaki yang cepat dan bersentuhan dengan lantai kayu mengganggu ketenangan Gaara yang sedang mengerjakan tugas desain dari sang dosen.

Mengumpat kecil, dia beranjak dan keluar dari kamarnya hanya untuk menangkap dua setan kecil yang berkejaran di dalam rumah. Kenapa kakaknya bertingkah sangat kekanakan dan meladeni si bungsu? Sasori tak seharusnya didekatkan dengan Sakura. "I swear if I heard that footsteps sound again, I will throw your fucking PlayStation to trashbin! Aniki!" Langkah itu melambat dan tak terdengar lagi. Gaara tersenyum miring dan kembali ke kamarnya. Dia bisa menyelesaikan tugas melelahkannya dengan tenang.

Sedangkan Sasori sudah kelabakan menyembunyikan PlayStation miliknya sembari menatap Sakura jengkel. Mau tak mau mengekor gadis itu menuju dapur dan duduk manis di meja makan yang tersaji okonomiyaki berbentuk hati dengan saus dan hidangan pendamping yang dia hindari. Mayones bukan gayanya. Dia tak akan memakan mayones yang membalut kol dan wortel mentah itu. Itu seperti racun bagi mulut sucinya yang mendamba makanan gurih dan bertabur MSG.

"Kasih review jujur. Atau kuadukan pada Gaara-nii."

"Kau kalau sama Gaara jadi gadis penurut dan manis. Sedangkan kalau bersamaku seperti ingin menelanku hidup-hidup. Pilih kasih!" Sakura memutar bola mata. Lelah dengan kelakuan sang kakak yang kini mencebik dan berpura-pura merajuk. Dikira imut? Amit-amit!

Sepotong Okonomiyaki CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang