Chapter 7

316 31 0
                                    

Sasuke merasa sangat gagal saat ponsel pintar Sakura mendarat di telinganya. Padahal tinggal sedikit lagi, pikir Sasuke kesal.

Dipandanginya wajah imut dengan surai pink dan bibir mungil yang merah ranum itu. Sakura, kau berbuat apa di kayangan, sehingga mereka membuangmu ke bumi? Pikir Sasuke dengan mata yang terpatri ke wajah Sakura yang serius mendengarkan orang diseberang berbicara.

"Hah?" pekik Sakura terkejut membuat Sasuke tersadar dari imajinasi liarnya yang mengagumi sosok cewek dihadapannya.

"Oke, sebentar lagi aku pulang. 20 menit lagi yah, aku....." ucapan Sakura terputus seiring nii-chan nya berbicara tegas padanya.

"Suruh dia menunggu dulu! Aku..." ucapannya terputus lagi.

"Tapi nii-chan...." rajuknya, "aku ada urusan sekarang." Sakura terlihat frustasi dengan kakaknya yang berbicara seenaknya itu."Pokoknya nggak mau! Aku sedang sibuk!" Sakura menutup sambungan teleponnya dan mendengus kesal. "Dasar kepala merah! Seenaknya saja kau menyuruhku pulang!" Sakura mengomel pada ponselnya.

"Heheh.....kau kenapa?" tanya Sasuke seraya terkekeh. Sakura lupa bahwa ada Sasuke dihadapannya.

"I-itu, Gaara-nii memintaku pulang. Tapi aku kan masih menikmati makan malamku." Sakura mengambil sebagian kecil okonomiyakinya lalu memakannya. Okonomiyaki Cinta yang dimakannya terasa berbeda begitu masuk mulutnya. Dia tahu, tidak ada udang di dalamnya.

"Terima kasih atas okonomiyakinya. Ini sangat enak, Sasuke-san." ucap Sakura, "Oh ya, tadi kau mau bicara apa?"

Sasuke sesaat mengingat apa yang akan dibicarakannya. Namun, Sasuke mengurungkan niatnya. Saatnya belum tepat Sakura, batinnya.

"Tidak ada kok, kau makan saja okonomiyakinya." Sasuke menyunggingkan seulas senyum pada cewek manis dihadapannya. "Kau bisa memanggilku dengan suffix kun agar lebih akrab." pipi Sakura merona saat Sasuke mengatakan hal yang sebenarnya sangat Sakura inginkan. Memanggilnya dengan suffix kun. Jantung Sakura berdetak lebih cepat dari biasanya. Entah apa artinya semua ini. Setiap hal yang berkaitan dengan Sasuke, sukses membuatnya blushing. Hanya dengan memikirkan cowok berambut emo itu saja mampu membuatnya melayang ke alam imajinasi. Apalagi berhadapan dengannya. Dia merasa ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya, saat Sasuke menyodorkan potongan Okonomiyaki Cinta yang diambilnya dari piring Sakura. Sasuke ingin menyuapkan itu? batin Sakura senang. Tanpa ragu, Sakura menerima suapan itu dan mengunyahnya dengan pipi yang semerah tomat.

"Kau harus cepat menghabiskannya. Kau kan sudah ditunggu seaeorang." ucap Sasuke menyuapkan Okonomiyaki Cinta pada Sakura.

Tanpa mereka sadari, benih cinta semakin kuat bertumbuh. Namun, cinta itulah yang justru menempatkan mereka dalam kesalahpahaman yang larut.

"Tadaima!" Sakura memasuki rumah dengan hati yang ditumbuhi ribuan bunga. Sasori yang kebetulan lewat ruang depan, menghampiri adiknya dan langsung meraih leher adiknya lalu menguncinya dengan lengan kurusnya.

"Nii-chan! Baka! Lepasin dong! Sakit tauk!" sekuat tenaga Sakura melepaskan tangan anikinya.

"Heh, temanmu sudah menunggu dari tadi tau!" Sasori menjitak kepala Sakura lalu menyeretnya menuju ruang keluarga.

"Ini masih pukul 6 kali! Shikamaru bilang, dia datang pukul 7! Ngigo kali loe!" untuk kakak yang satu ini, Sakura tak pernah menganggapnya kakak. Karena Sasori yang kekanak-kanakan itu seperti teman dan juga musuh bagi Sakura.

"Tau ah! Lihat aja sendiri!" Sasori melepaskan cengkramannya yang hampir menghabiskan pasokan oksigen Sakura. Tak lupa sebagai penutup, dia menjitak kepala gadis berambut seperti warna arum manis itu dengan gemas.

"Dasar kepala tomat!" Sakura mengelus kepalanya dengan mendongkol. Dia kemudian memasuki ruang keluarga tanpa pintu itu dengan masih memandang punggung kakaknya yang kian mengecil.

"Maaf kau menungguku lama Shika....." Sakura menghentikan kalimatnya saat matanya menangkap sesuatu yang sangat tak ingin dia lihat.

"K-kau, kenapa......" saking terkejutnya, Sakura sampai lupa bernapas. Kenapa? Kenapa ada dia disaat aku sudah dekat dengan orang lain? Batin Sakura. Jantungnya berdenyut sakit. Kenapa Gaara-nii tak bilang padaku tadi? Kenapa dia merahasiakannya? Lagi-lagi Sakura melayang dengan pikirannya sendiri.

"Sakura, kau tak apa?" tanya orang yang kini berada di dekat Sakura.

"Eh, emm...a-aku baik kok" jawab Sakura.

"Ada apa kau kesini?"

"Shikamaru menyuruhku datang ke rumahmu pukul 7 malam. Karena tak ada kerjaan, aku datang lebih awal, sekalian main. Tak apa kan?" ucap cowok itu lalu tersenyum. Sakura yang tadinya memandang biasa saja, kini agak terkejut. Dan pipinya sukses merona. Dia, tersenyum? Itulah yang ada dipikirannya kini. D-dia berubah? Sikapnya padaku, tatapannya lain dari biasanya. Sakura merasakan hal aneh pada cowok dihadapannya yang tiba-tiba melembut padanya, tidak ketus dan tidak angkuh seperti dulu. "Sakura?"

"Eh, ehmm.....b-boleh kok. T-tunggu disini ya." Sakura menjauh sesegera mungkin dari ruang keluarga. Dia mengatur detak jantungnya yang abnormal. Kenapa aku menjadi begini ya? Dia, kenapa bersikap baik dan lembut padaku? Batinnya dengan memegangi dada kirinya yang berdenyut sangat cepat.

Kami-sama, ada apa ini? Tolong bantu aku, Sakura memejamkan matanya berharap Tuhan menolongnya mengurai benang kusut yang ada dihadapannya.

to be continued.... ;-)

maaf jika gaje, ide nya lagi nol. Arigato ya, :-D

Sepotong Okonomiyaki CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang