Tetes air buramkan kaca jendelaBahkan ilalang terpikat deru angin tak ada hentinya
Sampaikan irama elegi pirau bersahaja
Kabut gemuruh sinis tertawa
Tetes air membawa perahu kertas kian memudar
Tetap terima takdir dengan tegar
Kemanapun arus yang terpencar
Yakin muara nanti ada sinar
Tetes air basahi pelupuk mata
Tenangkan diri mengubur kecewa
Bukankah roda dunia berputar melawan masa
Sudahlah tak perlu putus asa
Kesuksesan menanti mereka yang berusaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Deru Waktu
PoetryHal apa yang bisa kukenang selain aksara? Juga nyata tak lagi ada artinya. Kau hidup dalam bait puisi yang terangkai. Kau akan mati dalam senandung yang kusyairkan. #50 Puisi - 20 Desember 2017