Pagi yang sangat dingin, membuatku malas untuk bangun, tapi aku harus cepat pergi ke sekolah.
"Tidak! Aku bisa-bisa telat!" Sambil melihat jam yang menunjukan pukul 07.25 AM, sekolah dimulai jam 07.30 AM.
Aku berlari sekuat tenagaku, aku tak peduli seberapa banyak keringatku yang jatuh. Untunglah aku masih bisa mengejar waktu.
Mata pelajaran pertama yaitu matematika, mata pelajaran yang sangat aku benci dari semua mata pelajaran yang ada. Seperti biasa, aku tidak bisa konsentrasi dan hanya bisa melamun.
"Nagisa! Coba kau kerjakan no.2 sekarang! Jangan melamun terus!" Teriak Sensei Kenji.
"Ah! I.. iya Sensei, gomennasai"
Bagaimana ini, aku tidak mengerti sama sekali cara menghitungnya.
"Gomen Sensei, aku tidak bisa mengerjakannya" jawabku menunduk.
"Sekarang kamu keluar dari kelas, bersihkan taman sekolah sampai bel pulang sekolah!" Perintah Sensei.
Tidakkk, sepertinya hari ini adalah hari terburuk bagiku, aku hampir telat dan ditambah lagi di hukum. Ahhh menyebalkan!
"Nagisa, ganbatte!" Teriak teman sekelasku lalu tertawa terbahak-bahak, mungkin mereka sedang mengejekku.
Tiba-tiba dia datang lagi, ahhh..
"Nagisa, apa yang kau lakukan?" Tanya Ryuu.
"Kau tidak lihat aku sedang apa?" Jawabku dingin.
"Kau pasti dihukum, mau aku bantu?"
"Ti..tidak usah, nanti kau malah ikut dimarahin sensei"
"Tak apa" Lalu dia mengambil sapu lidi yang ada di tanganku.
"Ryuu.."
"Ya, kenapa?"
"Sebenarnya.. apa yang kau mau dariku? Kau sangat baik padaku, apakah ada maksud tertentu dari semua ini?" Tanyaku dengan tegas.
"Tidak, aku tidak mengharapkan apapun darimu, tapi aku mau jujur"
"Jujur apa?"
"Aishiteru Nagisa! Aku sudah lama menyukaimu, tapi baru sekarang aku bisa dekat denganmu" Kata Ryuu mengagetkanku.
"A..a..apa yang kau katakan? Aku tidak mengerti" aku sangat gelisah, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Ayolah kau pasti mengerti, hhmmm, kau mau jadi pacarku kan?"
"....."
"Jawab dong, Nagisa!"
"Akan ku pikirkan, beri aku waktu" jawabku penuh kebimbangan.
"Oke, aku beri kau waktu 3 hari!"
"I..i..iya"
Sungguh tak ku sangka, aku tak mengerti. Orang yang baru saja ku kenal, tiba-tiba menyatakan perasaan padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen Ne, Gomen Ne
RomanceKisah kehidupan anak gadis yang ceroboh dan selalu melamun. tiba-tiba datang seseorang yang membuat dia bahagia. tapi apakah gadis itu juga bisa membuat seseorang itu bahagia?