Aku terdiam menatap keluar jendela saat pelajaran di kelas sedang berlangsung, di luar hujan sangat deras dan anginnya sangat kencang. Kejadian tadi mengganggu pikiranku, guru pun menegurku dan memerintahkanku menutup jendela dengan tirai agar memperhatikannya saat ia menerangkan pelajaran.
Tak lama kemudian, bel pulang sekolah berbunyi. Aku segera memasukan buku dan alat tulisku ke dalam tas, kemudian merogoh tasku untuk mengambil payung, tapi tidak kudapati payung dalam tasku. Sementara Misaki tidak pulang karena ada ekskul, aku juga tidak bertemu Ryuu, terpaksa aku pulang sendiri tanpa menggunakan payung. Aku pun berlari menerobos hujan yang sudah tidak terlalu deras, tetapi semakin lama hujan kembali deras. Dengan napas yang tersenga-senga, aku berhenti berlari, sementara Halte bis masih jauh. Tiba-tiba di belakangku ada seseorang yang memayungiku, mungkin karena melihatku berhenti di saat hujan deras seperti ini.
"Kau bodoh ya?" Katanya dengan nada yang agak tinggi.
"Ehh..?" Aku terkejut saat menoleh ke belakang, cowok yang tidak kukenal sama sekali tiba-tiba menghinaku bodoh.
"Cepatlah pulang, pakai saja payungku." Ia pun langsung berlari meninggalkanku dan menerobos derasnya hujan.
"Ehhh.. tunggu!" Teriakku, tapi dia sepertinya tidak mendengar.
Aku terdiam memikirkan sesuatu, bagaimana caranya aku mengembalikan payung ini padanya? padahal aku tidak tahu siapa dirinya.
*****
"Aku pulang!" Aku membuka pintu, lalu meletakkan payung dan sepatuku yang basah di rak.
Rumah terlihat sepi karena tidak ada yang menjawabku, aku berjalan menuju kamarku. Aku melihat selembaran kertas di atas meja belajarku, ternyata dari ibu. Ia pergi ke kampung halaman selama 3 hari untuk menjaga nenek ku yang sedang sakit, lalu memintaku untuk menjaga rumah sampai ayah pulang, untunglah ayah pulang kerja cepat hari ini. Aku pun segera mandi dengan air hangat karena bajuku sudah sangat basah.
Karena ibu tidak ada di rumah, ayah membantuku menyiapkan makan malam. Kami pun makan bersama, tapi terasa sepi jika ibu tidak ada di rumah. Setelah makan malam, aku kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas. Tiba-tiba Ryuu menelponku, aku sama sekali tidak ingin mengangkat teleponnya. Aku pun mematikan handphoneku dan kembali mengerjakan tugasku.
Tugasku akhirnya selesai pukul 21.30, aku membaringkan tubuhku di tempat tidur, kemudian mengaktifkan handphoneku. Saat handphoneku kembali aktif, nada dering chat terus menerus berbunyi. Aku pun membuka aplikasi chatku, ternyata Ryuu spam chat di handphoneku.
"Nagisa?"
"Kamu sibuk ya?"
"Kamu marah?"
"Teleponku kenapa tidak diangkat?"
"Maaf tadi sore aku tidak bisa menemanimu pulang."
"Maaf banget.."
Aku berpikir keras, padahalkan hari ini dia tidak ada ekskul. Aku pun menjawab chatnya itu.
"Hhmm.. sama cewek tadi lagi?"
Aku segera mematikan handphone dan lampu kamarku, aku terlalu lelah untuk memikirkannya, lebih baik aku tidur saja.
*****
"Aahhh.. baterai handphoneku tinggal 22%." Keluhku di hadapan Misaki.
"Kau tidak membawa charger handphonemu?" Tanya Misaki.
"Aku kesiangan, mana sempat memikirkan itu!"
"Ya salahmu sendiri, kenapa tidak mengisinya dari semalam."
"Misaki.." Aku menarik-narik seragamnya.
"Apa? Manjanya mulai deh, Lagipula aku tidak membawa charger handphoneku juga." Misaki tertawa melihat wajahku yang cemberut.
"Bukan itu.."
"Ehh?" Misaki terus menatapku penuh tanya.
Tiba-tiba ada seseorang yang mencariku, ternyata cowok yang kemarin meminjamkan payungnya padaku. Dia pun kemudian menghampiriku.
"Kamu tidak apa-apa kan kemarin?" Tanyanya dengan penuh perhatian.
"Ehh iya, tidak apa-apa. Oh iya, ini payungmu." Aku merogoh tasku untuk mengambil payung miliknya.
"Tidak usah, untukmu saja." Katanya sambil tersenyum.
"Arigatou.."
"Namaku Hikaru Daiki, douzo yoroshiku." Ia pun memperkenalkan dirinya.
"Eh.. Namaku Nagisa Mizuno dan ini sahabatku Misaki, yoroshiku."
"Yoroshiku." Ujar Misaki.
"Hmm.. Aku balik dulu ke kelas ya, Bye bye." Kata Daiki dan langsung berlari keluar kelas.
"Cakep juga." Kata Misaki seperti tertarik padanya.
"Kamu suka dengannya?"
"Eh.. enggak kok enggak, hehe." Jawabnya.
"Misaki, aku mau lihat pr mu dong."
"Belum ngerjain?"
"Udah kok, cuma mau nyamain jawaban, hahaha." Jawabku.
******
Pulang sekolah, aku tidak ingin pulang terlebih dahulu. Aku ingin pergi ke suatu tempat yang aku sukai, yaitu atap sekolah ini. Saat sore hari selalu terlihat matahari senja yang sangat indah, warna langit yang oranye membuat hatiku tenang. Aku menatap pemandangan di atas sana dan merasakan sejuknya angin sambil meminum susu strawberry yang ku beli di kantin. Sedikit mengingatkanku pada Ryuu yang sangat suka susu strawberry. Saat itu, Ryuu menemukanku yang sedang menangis di atap sekolah.
"Minum ini." Ryuu menyodorkan sebuah susu strawberry padaku, tetapi aku menggeleng.
"Ambil saja, Aku tahu kamu pasti mau kan? ya walau sudah ku minum sedikit." Tangannya masih menyodorkan susu itu dan mendekatkannya ke wajahku.
"Kamu mengejekku?" Tanyaku yang masih terisak.
"Bercanda kok." Jawabnya lalu tersenyum.
Senyumannya masih teringat jelas diingatanku, sebenarnya aku sangat merindukannya. Tapi kenapa aku membuat masalah ini menjadi semakin rumit, kalau saja aku tidak menghindarinya pasti sekarang senyuman itu akan ku lihat hari ini. Aku hanya berpikir, apakah aku bisa menemukannya sekarang dari atas sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen Ne, Gomen Ne
RomanceKisah kehidupan anak gadis yang ceroboh dan selalu melamun. tiba-tiba datang seseorang yang membuat dia bahagia. tapi apakah gadis itu juga bisa membuat seseorang itu bahagia?