Prologue

613 129 2
                                    

Pagi menerang ditambah suara burung berkicauan membuat seorang anak laki-laki berumur 14tahun itu berlari kecil menuju taman yang berada dibelakang rumahnya.

Ayunan putih menjadi tempat favoritnya. Ayunan itu berayun pelan,anak itu melihat ke arah langit-langit yang mendapati beberapa burung gereja berterbang ria.

Seorang anak perempuan berjalan mendekatinya , anak itu tampak seusia dengannya. Dengan gaya rambut yang digerai sebahu ditambahkan dengan  bandana kelinci yang membuat anak perempuan itu semakin lucu.

Anak perempuan itu memberhentikam ayunan yang sedang berayun.
Dengan cengiran lebar,membuat anak laki-laki tersenyum padanya.

"Ryan,kamu ngapain disini?."tanya anak perempuan itu yang sudah duduk disampingnya.

Ryan Gufron nama lengkap anak laki-laki itu , dia beranjak dari ayunan.

"Verona,kita main didalem rumah aja yuk." ajak Ryan kepada Verona.

"Ayuk." sahut Verona.

Kedua anak itu berdiri bersisian lalu Ryan memegang uang koin 500 rupiah, "Kamu mau pilih yang mana?."

"Aku garuda." jawab Verona.

"kalau simbol yang muncul berarti dia harus ngasih mainannya." ucap Ryan.

Anak laki-laki itu mulai melemparkan uang koinnya diudara lalu menangkapnya dengan kedua tangannya. Ryan membuka tangan kanannya, Verona mendekatkan diri untuk melihat koin itu.

Koin itu bersimbol garuda,membuat Verona tertawa senang.
"Kamu harus ngasih aku mobil bis yang kamu beli dibelanda."

Ryan berjalan masuk lalu diikuti dengan Verona.

Verona,membaringkan tubuhnya ditempat tidur,melihat langit-langit kamar itu.

"Ryan,sepertinya Mrs.Anny tidak akan mengajari kita hari ini?."ucap Verona.

Ryan yang tengah mengambil box mainannya menoleh,"Sepertinya begitu."sahut Ryan kemudian mengambil mainan busnya.

Verona menungkurepkan tubuhnya menghadap Ryan. Lantas,anak laki-laki itu memberikan mainan busnya pada Verona.

"Aku ingin masuk sekolah umum."ucap Ryan yang terduduk menyenderkan punggungnya pada besi tempat tidurnya.

Verona menoleh kearah Ryan.
"Apa kamu bosen HomeSchooling bersamaku?."tanya Verona sedih.

"Tidak."sanggahnya cepat.
"Hanya saja,aku merasa kesepian. Pasti kamu merasakannya juga kan?."

Verona mengangguk.
Dia kembali membaringkan tubuhnya seraya menatap langit-langit.
"Nanti,saat umurku 16tahun. Aku ingin masuk sekolah umum bersamamu."ucapnya.

"Wah,aku engga sabar memakai seragam putih abu-abu nanti."ucap Ryan seraya tersenyum.

•••

4 tahun kemudian.

"Happy Birthday,Verona."ucap Ryan dengan kue tart yang ditahan kedua tangannya.

5maret adalah hari bertambahnya usia Verona. Gadis itu meniupkan lilinnya.

Kebersamaannya selama 18tahun terjalin begitu erat,hingga membuat semua para seluruh seangkatan dengan dengannya kalau kedua anak manusia itu memiliki perasaan yang lebih dari seorang teman.

Karena disitu ada Verona pasti ada Ryan.

Semua teman sekelasnya bertepuk tangan karena melihat sweetnya Ryan dan Verona.

Lantas,Ryan menggenggam tangan Verona. Membawa gadis itu ketempat favorit mereka berdua.

Dibelakang gedung sekolah. Ryan dan Verona berdiri dibawah pohon yang begitu rindang. Tak lupa,uang koin 500rupiah dia keluarkan dari saku celananya.

"Kamu pilih apa?."tanya Ryan.

"Aku Garuda."jawab Verona cepat.

"Kalau simbol yang dipilih muncul duluan berarti—"ucap Ryan terpotong.

"Dia yang akan mempunyai pacar duluan."ucap Verona cepat.

Ryan melemparkan koinnya diudara lalu menangkapnya. Saat koin itu sudah ditangan Ryan,Verona melihat dengan dekat pada tangan Ryan.

Ryan membuka tangannya lalu saat melihat hasilnya membuat dia terkekeh.

"simbol 500."ucapnya pelan.

Verona tertawa,"Berarti kamu yang bakal duluan punya pacar."ucapnya.

Ryan tertawa renyah,"mana mungkin."

Saat itulah Aku terakhir bersamanya.

When I Meet RitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang