Chapter 15

35 18 0
                                    

Teman
.
.
.
.
.

Malem hari terasa angin sepoi-sepoi dari balkon rumahnya. Pria itu tengah melihat area tempat tinggalnya dengan lampu-lampu yang menerangi kota begitu cantik. Dia senang malam, dimana lampu-lampu menerangi kegelapan di malam hari.

Hembusan nafas dari pria itu. Mengingat wanita yang baru saja di temuinya. Aneh. Baik. Ceria. Itulah yang ada di diri wanita tersebut.

Dia menduduki kursinya kemudian meraih ponselnya yang berada di atas meja. Membuka galeri ponselnya. Bibir itu tersenyum saat melihat foto dirinya dengan wanita itu.

"Cantik." ucapnya tak sadar.

Dia menaruh ponselnya di meja lalu memukul kepalanya.

"aisshh...apa-apaan ini." ucapnya berdumel setelah sadar dangan ucapannya.

"Jangan sampe gue—"ucapnya terhenti.

Dia beranjak dari tempat duduknya. "Aissshh." dumelnya kini memasuki kamarnya.

***

Rangkulan pria itu membuatnya teringat. Wanita itu menghempaskan tubuhnya di kasur. Dia meraih ponselnya membuka galeri.

Pria itu berbeda dari dugaannya. Dia memang sedikit angkuh, namun...

Dia baik.

Sintya membuka pintu kamar membuatnya menaruh ponsel di bawah bantal.

"Lagi apa, Rit?." tanya Sintya. Dia terduduk disisi ranjang.

Rita terduduk, "seperti yang di lihat." jawab Rita.

Sintya beranjak dari tempat duduknya, "gue masak cumi saos padang, kalau laper makan aja." ucapnya

"Iya." ucap Rita seraya tersenyum.

"makan yang banyak. Badan lo kurus." imbuh Sintya lalu berlalu begitu saja.

Rita membaringkan tubuhnya lalu memejamkan matanya.

***

Pukul 08.00 wib. Rita membuka kedai kopi lalu mengelap beberapa meja. Sintya menyapu lantai kedai.

Suara motor terdengar, Sintya yang melihat motor terparkir di depan kedai lantas memperhatikannya. Seorang pria dengan jaket kulit hitamnya membuka helm itu. Sintya yang melihat wajah pria itu lantas menoleh kearah Rita.

Rita yang melihat Sintya menautkan alisnya.

Sintya berjalan menuju meja kasir.

Ryan memasuki kedai, Rita yang melihat Ryan mengumpatkan lap itu di belakang tubuhnya.

"pagi." sapa Ryan kepada Rita. Dia terduduk di salah satu kursi.

"Pagi." sapanya balik.

Rita menghampiri meja kasir, memberikan Sintya lap lalu berjalan menghampiri Ryan dengan membawa menu.
Rita menaruh buku menu itu, Ryan mengambilnya melihat menu.

"Kopi arabica." pesan Ryan.

Rita berlalu begitu saja. Sintya yang melihat Ryan lantas tersenyum.

When I Meet RitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang