Chapter 14

33 19 0
                                    

Celah Kecil
.
.
.
.
.
.

Kelakson terdengar dari dalam ruangan itu. Rita dengan cepat membawa tasnya bergegas keluar.
Ryan mengarah ke wanita yang kini berjalan menghampirinya.

"Kecepetan loh dari yang di janjikan." ujar Rita yang sudah ada didekatnya.

Di balik helm yang di kenakannya. Terukir senyuman di bibir pria itu.
Rita menduduki jok belakang, tempat penumpang. Ryan menyodorkan helm untuknya lantas helm itu di pakai olehnya.
Pria itu mulai menyalakan mesinnya lalu melajukannya.

Sepanjang jalan, Ryan fokus pada jalan sedangkan Rita melihat sekeliling yang ada di jalan raya.
Tak ada pembicaraan diantara mereka.
Lajuan yang kenceng membuat Ryan rem mendadak akibat lampu merah. Sontak, Rita memukul tubuh Ryan.

"kaget gue." ujar Ryan.

Seorang anak kecil tengah mengedarkan tisu kebeberapa pengendara. Rita yang melihatnya lantas memanggilnya dengan aba-aba menggerakkan tangannya.
Anak kecil itu menghampiri Rita.

Rita mengambil 3 tisu lalu menyodorkan uang 50ribu pada anak kecil itu.
Anak kecil itu menatap uang 50ribu lalu menatap Rita. "Kak, engga ada uang pas?."tanyanya.

Rita membuka kaca helmnya, "kembaliannya buat kamu aja." jawabnya seraya tersenyum.

Anak kecil itu tersenyum, "makasih kak." ujarnya lalu dia berjalan menuju trotoar.

Lampu hijau, pria itu melajukan motornya.

Saya bersyukur. Saat saya seusianya, saya tidak terlantar.

***

Rita yang melihat monas lantas membuka kaca helm, "boleh mampir sebentar?." tanyanya.

Ryan memberhentikan lajuan motornya. Dia membuka kaca helmnya, "kemana?." tanya Ryan.

Rita menunjuk tempat yang ingin di tujunya, Ryan melihat monas yang di tunjuk wanita itu.

"Oke." kata Ryan.

Pria itu melajukan kembali motornya.

***

Di super market, perempuan itu tengah melihat list barang yang akan di belinya.

Risa melihat Gibran tengah mengambil beberapa mie instan lantas menghampirinya dengan mendorong trolinya.

"Gibran." panggil Risa.

Gibran yang melihat Risa lantas tersenyum. "Belanja, Ris." tuturnya menahan kecanggungan.

Risa melihat isi troli Gibran membuatnya mendengus, "mau mati apa?." serunya kesal.

Gibran membelalakkan matanya, "Mati?." ucapnya bingung lantas dia mengarah trolinya.

Risa menaruh kembali mie instan itu di tempat semula.

"Ris, Jangan." erang Gibran.

Tangan kanan Risa meraih tangan pria itu, menggenggamnya. Sedangkan tangan kirinya mendorong troli.

When I Meet RitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang