Chapter 23

10 1 0
                                    

Tahu Diri
.
.
.
.
.

Ryan sudah terlebih dulu berada di
Cinemax, Pria itu terduduk di sofa tengah menunggu Rita.

Seorang Ryan Gufron, pria dingin dan angkuh berbeda dari biasanya.
Bibirnya selalu tersenyum akan senang karena bisa bersama wanita itu.

Sedari tadi dia hanya menatap ponselnya menunggu balasan Rita.

***

"Rita suruh Ryan beli tiketnya duluan." ucap Sintya.

"Sebentar..." sahut Rita seraya jari jemarinya mengetik di keypad ponselnya.

Fajar yang duduk di samping kiri Sintya,
"Macet nih." ucapnya.

Sintya mengipasi dirinya dan Rita dengan koran yang ada di angkutan umum.

Membuat Rita yang duduk di samping kanan Sintya tersenyum puas.

***

Verona yang keluar dari studio 1, dia mendapati Ryan bersama tiga orang yang di kenalinya tengah terduduk di kursi yang berada di depan studio lantas menghampirinya.

Ryan yang melihat Verona lantas mengamit lengan Rita yang duduk di sampingnya.
Sintya dan Fajar hanya mengarah wajah Rita yang terkejut.

"Apa kabar?." ucap Verona yang ingin cipika-cipiki pada Ryan.

Akan tetapi, pria itu menolaknya.
Dia mengarah pada tangan Ryan lalu mengarah pada Rita.

Ryan lantas memperkenalkan Rita pada Verona.
"Oh, ya, ini Rita calon istri gue." ucapnya seraya mengarah Rita dengan memasang senyuman di bibirnya.

Rita membelalakkan matanya.

"Sayang, ini temen aku, Verona." ucap Ryan seraya mengarah pada Verona.

Rita mengarah Verona.

"Saya Rita." ucapnya seraya mengulurkan tangannya.

Alih-alih menerima uluran tangan Rita, Verona malah berlalu begitu saja.

Ryan yang melihat Verona pergi lantas mengulas senyuman lebar.

Fajar dan Sintya yang melihat tangan Ryan masih mengamit lengan Rita lantas berdeham.

Ryan mengarah dua pasangan itu lalu mengarah pada tangannya lantas melepasnya.

"saking senengnya ke lamaan." ucap Fajar.

Ryan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Dia mengarah Rita lalu tersenyum.

***

"Masih cantikan gue kemana-mana."

Wanita itu mengibas rambutnya yang panjang terurai. Dia mengambil ponsel yang berada di dalam tas.

Dia mulai menelphone seseorang.

"Halo, Tante."

When I Meet RitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang