Chapter 13

1.6K 44 1
                                    

1 minggu kemudian..

Febri masih berada di Jakarta ia rencanannya akan kembali esok hari ke London.Ada hal yang perlu kalian ketahui semenjak kejadian meninggalnya kakek dari Azriel,Febri dan Clarisa sudah tidak pernah lagi bertemu. Febri sudah berkali-kali menghubungi gadis itu namun hasilnya nihil setiap pesan yang di kirim oleh Febri tak pernah mendapat balasan dan setiap telfon Febri selalu di reject oleh Clarisa,ia tak tahu mengapa tiba-tiba Clarisa menjauhinya padahal mereka baik-baik saja saat 1 minggu yang lalu.

"Feb loe inget kan hari ini ada meeting?meetingnya 1jam lagi di mulai." Derien masuk ke dalam ruangan Febri,kebetulan Febri sedang berada di -cabang perusahaannya yang ada di Jakarta

Febri hanya mengangguk lesu sambil memandangi ponselnya berharap ada balasan dari Clarisa,"gue salah apa sih?sampe dia jauhin?" Batin Febri

"Gimana Clarisa Feb?udah di bales?," Febri menggeleng kembali

"Perasaan loe baik-baik aja kenapa tiba-tiba lost contact gitu?." Febri menggidikkan bahunya lalu mengacak-ngacak rambutnya

"Eh itu rambut loe udah bagus monyet malah di rusakin lagi!." Kata Derien

"Apa dia balik ke Londom yah Der?bareng sama Azriel mungkin?," tanya Febri

"NAH!kenapa gak coba nanya ke Azriel coba?atau Danu atau siapa kek." Derien mencoba memberi saran pada Febri

"Ok gue coba telfon." Febri dengan cepat menelfon Azriel sesuai dengan saran Derien

Sejak lost contact dengan Clarisa,Febri menjadi kurang fokus mengerjakan semua pekerjaanya lelaki itu juga jadi sering lembur di kantor karena menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk.Kejadian itu juga berdampak pada kesehatannya sudah 2x Febri di suruh suntik vitamin minggu ini bahkan pernah di suruh beristirahat total seharian karena terlalu kelelahan.

"Halo Ziel,Clarisa mana yah?." Kata Febri pada Azriel melalu telfon

"Loh gue kan udah di London jadi gatau Clarisanya dimana loe gak sama dia?," jawab Azriel melalu sambungan telfon

"Gak makanya gue tanya loe yaudah makasih Yel." Febri memutuskan sambungan telfonnya dengan Azriel

"Belum ke London?," tanya Derien pada Febri

"No,Azriel sendiri ke London arghhh." Febri menyisir rambutnya menggunakan tangan lalu memakai jasnya kemudian keluar dari ruangan yang di ikuti oleh Derien

***

Febri merapikan kancing jasnya menggunakan kedua tangannya sambil berjalan kembali menuju ruangannya,meeyingnya sudah selesai makanya ia ingin kembali ke ruangannya.Ruangan Febri terletak di lantai paling atas perusahaan ini,ruangan itu kedap suara di lengkapi dengan kaca yang sengaja di buat sedemikian rupa agar tak kelihatan apa isinya dari luar.Febri memilih dekorasi yang lebih sederhana untuk ruangan khususnya di Jakarta ini berbeda dengan yang di London di perusahaannya yang di sana ruangannya terlihat lebih mewah dan minimalis dengan warna dominan hitam dan putih.

"Siapkan jet pribadi saya,malam ini saya mau kembali ke London dan panggilkan saya Tari saya mau bicara dengan dia." Kata Febri pada Derien dengan formalnya

"Lah katanya besok?duh si Febri kalau galau plin-plan." Batin Derien

"Iya Pak." Kata Derien pada Febri

Derien segera mengurus apa yang di perintahkan oleh Febri yang pertama ia memangil Tari dan menyuruhnya untuk ke ruangan Febri setelah itu barulah ia menyiapkan keberangkatan Febri yang super mendadak itu.

Sedangkan Febri masih berada di ruangannya bersama Tari lelaki itu menatap Tari dengan tatapan tajamnya serta dahinya yang berkerut yang tandanya ia benar-benar serius saat ini,perempuan di depannya sesekali menundukkan kepala di tatap seperti itu oleh Febri

"Saya tahu ada kecurangan yang terjadi dalam perusahaan di Jakarta ini jangan kalian pikir karena saya tak ada di sini kalian bisa seenaknya bertindak tanpa memberitahu saya." Suara Febri memang tidak di tinggikan tapi justru itu lebih membuatnya terkesan menakutkan

"Jangan karena Tino yang menjadi pengganti saya kalian laluberpikir bisa menggodanya lalu mengambil uang perusahaan dalam jumlah yang tak sedikit!." Tari menunduk ketakutan

"Berikan data keuangan perusahaan selama Tino yang menggantikan saya sertakan semua pengeluaran maupun pemasukan,30 menit dari sekarang data itu sudah harus saya lihat dan ingat bawa kemari jangan kirim lewat email." Tari hanya mengangguk menyetujui perkataan Febri

"Silahkan keluar dari ruangan saya dan tolong beritahu Tino panggil dia kemari," Tari permisi pada Febri lalu berjalan keluar dari ruangan lelaki itu

TOK TOK TOK

"Masuk." Pintu ruangan Febri akhirnya terbuka menampakkan sosok lelaki yang tingginya sedikit di bawah Febri dengan jas berwarna hitam yang di pakainya,Febri menyuruh Tino untuk duduk ekspresi Febri datar tak ada ekspresi kemarahan atau apapun itu

"Saya langsung ke poin utama,anda saya pecat dan anda harus membayar semua kerugian perusahaan selama anda menggantikan saya.Oh iya,silahkan menunggu surat dari pengadilan Pak Tino saya sudah melaporkannya kepada pihak berwajib," Tino tak bergeming di tempatnya mendengar ucapan Febri tersebut

"Tapi Pak,apa salah saya?." Febri tertawa mengejek mengapa lelaki ini tak menyadari sama sekali kesalahannya?

TOK TOK TOK

"Masuk." Tari kembali sambil membawa tumpukan berkas catatan keuangan perusahaan di tangan kirinya

"I--ini Pak," Tino kembali mematung melihat Tari membawa berkas keuangan perusahaan,perempuan itu duduk tepat di samping Tino

"Hebat sekali kalian berdua baru 3 tahun menjabat sudah merugikan perusahaan hampir 10 miliar rupiah sepertinya saya harus memberikan penghargaan soal itu."

"Tari dan Tino kalian adalah pasangan yang serasi,sebagai pasangan yang serasi karena soulmate mu itu Tari sudah saya pecat itu artinya agar kompak saya juga memecatmu silahkan menghabiskan waktu kalian di hotel dengan bersenang-senang dan tolong keluar dari ruangan saya sebelum kalian berbuat hal yang lebih di ruangan saya yang masih suci ini." Tika dan Tino tak berkutik di hadapan Febri mereka segera pergi dari ruangan Febri lalu entah menghilang kemana mungkin membereskan barang-barang mereka di ruangan mereka?entahlah.

Febri keluar dari ruangannya yang sudah terkunci otomatis semenjak Febri keluar,lelaki itu ingin kembali ke rumahnya untuk beristirahat sejenak sebelum berangkat

Mobil Febri sudah terparkir dengan rapi di parkiran khusus untuk CEO perusahaan dan partner perusahaan yang mengunjungi perusahaan,supir pribadi Febri sudah menunggu di dalam mobil keluaran terbaru lelaki itu.

Di dalam mobil Febri mencoba menlonggarkan dasinya dan membuka jas yang sejak tadi sebenarnya ingin ia lepaskan.Ia mengambil ponselnya yang ada di kantong celananya lalu membuka foto serta video kebersamaannya dengan Clarisa,Febri sungguh sangat-sangt merindukan gadis itu.Sangat-sangat merindukannya.

"Kamu dimana sih Sa?aku perlu nyari kamu kemana hah?seminggu loh kita gak komunikasi dan ketemu.Aku salah apa?maafin aku kalo aku punya salah,i will always love you no matter what," batin Febri

'Menunggu itu melelahkan dan mencari itu juga melelahkan tapi aku lebih memilih mencari di banding menunggu,mencari itu lebih berpotensi menghasilkan sesuatu yang baik di banding menunggu yah menurutku seperti itu.Jadi,aku akan mencari mu Clarisa aku tahu hatiku akan menunjukkan dimana kau berada saat ini.' - CalzoumFebriPratama

---
Lagi bosen banget jadi nulis chapter ini aja,mungkin aku cuma mau bikin 16chapter aja buat cerita ini hehe
Vote and comment jan lupa mwah♥

C  L  A  R  I  S  ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang