Chapter 11

1.7K 57 2
                                    

"Btw,tadi Aldrich mantan gue tiba-tiba nge-line gue gitu Feb.Kok feeling gue gak enak yah"

DAMN.

Febri terpaku di tempatnya,ia pernah mendengar bahwa Clarisa dan Aldrich pernah berpacaran mereka berdua putus entah karena apa.Yang Febri tau Clarisa lah yang memutuskan hubungan itu dan ternyata di saat sudah dewasa justru Febri dan Aldrich merupakan partner kerja.

Aldrich Robert Maynard,anak dari Zach Robert Maynard sekarang Aldrich memimpin Robmay Company mengantikan ayahnya.Aldrich tipikal cowok yang baik,ia bahkan tidak sedingin Febri.

"oh" kata Febri datar

Clarisa hanya melirik Febri lalu ia memasang earphone yang sudah ia sambungkan ke iPod nya,gadis itu kemudian menikmati kesibukannya sendiri.Di sisi lain Febri masih terus mencerna kalimat Clarisa tadi,ia berpikir untuk apa Aldrich me-line Clarisa lagi?agar ia bisa dekat kembali dengan Clarisa?atau ingin menjatuhkan Febri lewat Clarisa?

Febri akhirnya mengikuti kegiatan Clarisa yakni mendengar lagu melalui earphone yang sudah di sambungkan ke iPod miliknya.

Tak ada percakapan antara Clarisa dan Febri selama perjalanan ke Makassar,Clarisa yang asik dengan ponselnya dan Febri yang asik mengecek pekerjaannya.Sebenarnya Febri ingin memulai berbicara pada Clarisa tapi ia mengurungkan niatnya karena gadis itu terlihat sibuk

***

Setelah menempuh perjalanan ±2jam akhirnya mereka kini sudah sampai di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar.Di Makassar kini sudah jam 09.14 ㏂ namun di sekitaran Bandara sudah ramai,maklum Bandara ini juga termasuk dalam Bandara Internasional makanya aktivitas di Bandara ini cukup padat.

Febri dan Clarisa langsung menuju ke mobil yang akan mengantarkan mereka berdua ke hotel,sedangkan barang-barang Febri dan Clarisa akan di antarkan ke hotel nanti.

"Feb,ternyata Aldrich lagi di Makassar juga yaampun gimana yah dia sekarang?meet up yuk sekalian kenalan" kata Clarisa saat mereka sudah berada di dalam mobil

"Aldrich Maynard?gue udah kenal" jawab Febri mencoba agar suaranya tetap terdengar tenang

"Loh kok bisa?dia sekarang gimana Feb?ih gue pengen ketemu deh" seru Clarisa sambil tetap fokus pada ponselnya

"Dia partner gue,dia biasa aja gak ada perubahan" kata Febri cuek

"Ih di tanya baik-baik malah jawabnya gitu,males ah sama loe.Kerjaannya ngambek mulu" seru Clarisa

"Tau gimana rasanya jadi gue gak sih Sa?yang loe kasih harapan terus di jatuhin?" batin Febri

Setelah menempuh perjalanan selama 1jam lebih,mereka akhirnya sampai di hotel yang akan di tempati.Febri dan Clarisa langsung di sambut oleh pihak hotel tersebut,kamar Febri dan Clarisa berbeda.Febri di kamar VVIP1 dan Clarisa di kamar VVIP2,mengapa kamar mereka terpisah?karena Febri takut nanti muncul berita yang tidak-tidak jika mereka berada dalam satu kamar.

"Jika ada yang ingin di bantu,bapak dan ibu bisa menekan tombol yang ada di nakas.Jika ingin memesan makanan bisa langsung menelfon di telfon yang di sediakan,saya permisi Pak Bu" kata salah satu staf hotel tersebut yang mengantar Febri dan Clarisa

Febri hanya menganggukan kepalanya,ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam saku yang ada di jasnya.Ia terlihat menelfon seseorang sedangkan Clarisa masih berdiri di samping Febri

"Kalo ada apa-apa ke kamar gue aja atau telfon gue,nanti semua barang-barang loe di anter ke kamar" Febri mengusap kepala Clarisa lalu mencium puncak kepala gadis itu

Febri memang tak bisa marah kepada Clarisa entah mengapa,tiap kali melihat Clarisa yang seperti ini ia tak tega melihatnya.Apapun kesalahan yang di lakukan oleh Clarisa ia pasti akan memaafkannya kecuali jika kesalahan itu sudah teramat fatal di mata Febri

C  L  A  R  I  S  ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang