I

82 10 3
                                    


"Ah... bagaimana ini? Aku belum mendapatkan buruan apapun. Kalau aku pulang dengan tangan kosong, Lily akan membunuh."keluh seorang pemuda yang terlihat sangat lelah.

Dia mendekati sebuah pohon besar dan duduk bersandar. Lalu dia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya kuat-kuat.

"Jangan menyerah, Cal! Kau pasti bisa! Kalau kau tak bisa..."

Tubuh pemuda itu, Cal langsung merinding.

'Lily akan membunuhku.'lanjutnya dalam hati.

Saat Cal sedang menghitung panahnya, sesuatu menarik perhatian matanya.

'Berkilau? Apa yang berkilau itu?'

Karena penasaran, Cal bangkit dan berjalan menuju benda yang berkilau itu. Saat mendekati semak-semak, Cal tiba-tiba saja menunduk dan bersembunyi. Dia memegang erat busurnya.

'Apa yang dilakukan elf di sini?'

Dengan perlahan, berusaha untuk tidak membuat suara, Cal bangkit dan mengintip sedikit. Seorang gadis elf sedang berjongkok di tepi danau. Rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya akan elf.

Dengan perlahan dia mendekati gadis itu sambil terus bersembunyi. Tiba-tiba saja, dia berhenti saat mendengar teriakan gadis itu.

"Si Lei sialan itu. Menggunakanku sebagai kelinci percobaannya. Lihat apa yang telah dilakukannya padaku."

Gadis dengan rambut perak dan mata hijau jamrud bertelinga lancip itu menatap pantulannya di air danau. Lalu tiba-tiba saja, dia terjun ke dalam danau dengan pakaian lengkapnya. Cal langsung panik melihat tindakannya dan keluar dari tempat persembunyiannya. Dia berlari mendekati tepi danau.

"Nona elf! Apakah kau baik-baik saja?"

Tidak ada sahutan dan tidak ada tanda-tanda bahwa gadis itu akan naik ke permukaan. Tanpa pikir panjang, Cal melepaskan tali tabung panah dan meletakkannya bersama busurnya di atas tanah. Saat dia akan terjun, gadis elf itu tiba-tiba muncul.

"Ah... rasanya lega setelah berada di air dingin."

Cal yang melihat bahwa gadis itu masih bernapas langsung merasa lega dan terduduk. Kakinya terlihat gemetar. Dia meletakkan tangan kanannya di dadanya.

"Syukurlah, anda masih hidup nona elf."

Gadis elf itu akhirnya sadar bahwa ada seseorang di tepi danau. Gadis itu keluar dari danau dan mendekati Cal. Dia terlihat khawatir.

"Apakah kamu baik-baik saja? Kamu terlihat sedikit pucat."

Cal yang terkejut saat menyadari bahwa gadis elf itu mendekatinya langsung berlutut dan tidak berani mengangkat kepalanya.

"Ah... maafkan saya, nona elf. Saya tidak bermaksud untuk mengintip anda."

Gadis itu terlihat bingung.

"Nona elf? Apa maksudmu?"

Masih dengan kepala tertunduk, Cal menjawab.

"Rambut perak itu... pastinya anda adalah elf  kerajaan. Maafkan saya karena menganggu waktu anda."

Gadis itu masih bingung. Dia berusaha mencerna apa yang dikatakan pemuda itu. Lalu tiba-tiba saja dia ikut terduduk dan memaksa Cal untuk mengangkat kepalanya.

Saat Cal mengangkat kepalanya, dia terlihat takut. Gadis itu berusaha menahan tawa saat melihat pemuda itu menatapnya. Saat Cal melihat gadis itu, Cal langsung menundukkan kepalanya lagi.

"Maafkan saya, nona elf."

Akhirnya gadis itu terlihat kesal. Dia berdiri sambil memegang tangan Cal, memaksanya untuk ikut berdiri dengannya.

Till The ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang