"Lyra Marhone, kamu akan kami kirim menuju Middle Earth."
Mendengar perkataan Sirius itu, Regulus langsung berdiri dan menarik kerah pakaian Sirius, memaksanya berdiri.
"Apa maksudnya ini, Sirius?"
Lyra yang awalnya diam mendengar hal itu, langsung berusaha memisahkan kedua kakaknya itu.
"Kak Reg.... tenanglah... kak Sirius pasti memiliki alasannya sendiri. Bukankah begitu, kak Sirius?"tanya Lyra sambil menatap Sirius.
Sirius tidak mampu membalas tatapan Lyra. Dia hanya bisa memalingkan kepalanya. Melihat reaksi Sirius, tangan kanan Regulus yang bebas itu mengambil pisau dari sarung dan bersiap untuk mengancam Sirius. Akan tetapi tindakannya itu dihentikan oleh satu orang yang segera mengacungkan pedangnya.
"Pangeran Regulus, hamba harap anda segera melepaskan yang mulia raja Sirius."ancam pemuda itu.
Tatapan tajam Regulus langsung tertuju pada pemuda itu.
"Kita akan lihat, Max. Lebih cepat siapa, lebih pedangmu atau pisauku?"ucapnya Regulus sambil tersenyum dingin.
Sirius mengayunkan tangannya kepada Max. Max pun menurunkan pedangnya dengan enggan.
"Keputusan yang tepat, Max. Jadi sekarang jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi, Sirius."
"Mungkin lebih baik kamu melepaskanku terlebih dahulu,Reg."
Sorot mata Sirius telah berubah. Regulus yang merasakan perubahan itu, langsung melepaskan cengkramannya dan melangkah mundur. Sirius pun merapikan pakaiannya dan menatap dingin Regulus.
"Kamu tahu Reg kalau orang lain yang melakukan seperti yang kamu lakukan tadi, kepala mereka mungkin sudah tidak lagi menempel di leher mereka."
Regulus terlihat kesal dengan tatapan dan ucapan Sirius. Akan tetapi dia tidak dapat berkutik. Regulus pun hanya bisa berdecak dan melipat kedua tangannya di depan dadanya.
"Jadi, switchmu telah aktif ya? Mungkin dengan ini kamu bisa menjelaskan dengan lebih baik kepada saya dan Lyra apa yang sesungguhnya terjadi."
"Kalian tentunya sudah tahu apa itu Middle Earth bukan?"
Lyra menganggukkan kepalanya.
"Middle Earth tepat berada di antara empat kerajaan besar. Tempat itu dibentuk sebagai daerah netral di antara kita semua. Tapi tempat itu juga tempat yang paling berbahaya di dunia."
"Dan dengan mengetahui hal itu, kamu berniat mengirim Lyra ke sana. Apakah kamu berniat membunuh Lyra?"ucap Regulus. Nadanya penuh kekesalan dan kemarahan.
Sirius berjalan menuju tahtanya dan mendudukinya. Dengan wajah tenang, dia menatap Regulus dan Lyra.
"Apakah kamu meragukan keputusanku, Reg?"
Nada penuh kemutlakan tersirat penuh dalam ucapan Sirius. Regulus semakin kesal. Saat dia akan membalas, Sirius memotongnya.
"Atau apakah kamu tidak dapat mempercayai Lyra?"
Amarah Regulus langsung reda akan tetapi dia tetap terlihat kesal. Dia menatap Sirius tajam.
"Saat switchmu aktif, sikapmu menjadi sangat menyebalkan. Kamu tahu itu, kak Sirius? Dan untuk menjawab pertanyaanmu, tentu saja saya mempercayai Lyra. Lebih mempercayainya daripada dirimu."
Sirius tersenyum puas mendengar jawaban Regulus.
"Kalau begitu, sebaiknya kita mendengar jawaban dari Lyra."
Tatapan semua orang di ruangan itu langsung mengarah pada Lyra. Lyra dari tadi hanya tertunduk dan terdiam. Saat mendengar ucapan Sirius, dia mengangkat kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The END
Historical FictionPerang berkepanjangan antara para wizard dan abnormal membuat seluruh dunia menderita. Untuk membuat para rakyat tenang, akhirnya kedua raja membuat perjanjian damai. Namun, ada sesuatu yang harus dikorbankan. Kebebasan. Pangeran para wizard dan put...