Lily's POV
"Maafkan saya juga, tuan Vallen. Saya rasa benda ini cukup untuk menunjukkan identitas saya bukan?"ucap gadis elf itu, Nia, sambil memperlihatkan salah satu bandul kalungnya.
Bandul berupa kristal bening dengan sebatang bunga kecil berbentuk lonceng berwarna merah bergaris keemasan. Saat ayah dan ibu melihat bandul itu, mata mereka berdua melebar terkejut. Ibu sampai menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Apakah anda tidak keberatan apabila saya melihatnya dengan lebih dekat nona Nia?"tanya ayah. Aneh sekali, dia terlihat ragu-ragu dan takut.
Gadis itu melepaskan salah satu kalungnya dan menyerahkannya pada ayah. Ayah dengan hati-hati meletakkannya di tangan kanannya dan memperhatikannya. Ibu juga ikut memperhatikannya.
"Ini sungguh-sungguh tanda dari keluarga Rutilus?"
Keluarga Rutilus? Salah satu keluarga yang memegang kursi kerajaan para elf, kerajaan Fel. Bagaimana mungkin gadis itu memilikinya? Meskipun dari rambut peraknya, memang menunjukkan bahwa dia keturunan elf atas, tapi sebegitu berkuasanyakah dia?
"Iya. Apakah ada yang salah?"
"Kau tidak mencurinya bukan?"tanyaku.
"Lily! Maafkan dia, nona Nia. Saya kembalikan kalung anda."ucap ayah sambil menyerahkan kalung itu.
Gadis itu mengambilnya dan mengenakannya.
"Ehm... sesungguhnya ini adalah hadiah. Lei berkata bahwa selama saya berada di sini saya harus tetap menggenakannya."
"Lei? Maksud anda nama yang anda teriakkan saat di danau?"tanya kakak.
"Iya. Saya ke sini untuk liburan jadi Lei memberikanku kalung ini agar tidak terjadi apa-apa denganku. Begitu katanya. Apakah hal ini adalah hal yang salah?"tanya Nia.
Dia terlihat bingung. Ayah juga tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya ibu lah yang memecahkan suasana itu.
"Tidak ada yang salah, nona Nia. Karena anda sudah berada di sini, bagaimana kalau anda menikmatinya? Nanti malam, desa ini akan mengadakan festival. Pasti akan sangat menyenangkan."ucap ibu sambil tersenyum.
"Benarkah?" Gadis itu terlihat sangat senang. Bahkan matanya sampai berbinar-binar.
"Iya. Nah... Cal... Lily... Bawa nona Nia berkeliling. Nikmatilah festival ini."
---
Mengapa aku harus berjalan di festival bersama dengan gadis elf ini? Padahal aku 'kan mau menghabiskan waktuku bersama kakak. Gara-gara gadis sialan ini, kami malah harus menghabiskan waktu festival bertiga. Dan mengapa gadis ini terlihat penasaran banget sih?
"Nona Lily, apa ini?"
Aku tidak mau menjawab pertanyaannya dan aku juga tidak akan menjawab pertanyaannya. Kakak yang sudah kembali dari membeli crepe menyerahkannya padaku dan gadis itu.
"Silahkan, Nia."
"Apa ini, Cal?"
"Ini adalah crepe. Apakah anda tidak pernah memakannya?"
Gadis itu menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Gadis itu langsung membuka mulutnya dan memakannya dengan lahap.
"Hmm... enak sekali..."
"Saya senang and menikmatinya, Nia."balas kakak sambil tersenyum.
Arghhh!!! Kenapa sih aku justru harus menghabiskan waktu dengan elf ini? Kupikir keadaan ini tidak bisa menjadi lebih buruk. Dan ternyata keinginanku tidak didengar. Yap... keadaan menjadi sangat buruk setelah ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The END
Historical FictionPerang berkepanjangan antara para wizard dan abnormal membuat seluruh dunia menderita. Untuk membuat para rakyat tenang, akhirnya kedua raja membuat perjanjian damai. Namun, ada sesuatu yang harus dikorbankan. Kebebasan. Pangeran para wizard dan put...