VIII

22 2 0
                                    

"Lyra?"

"Rufus?"

Lyra segera berjalan mendekati pemuda itu dan langsung memegang dan meraba wajah pemuda itu. Memastikan bahwa dia tidak salah melihat.

"Lyra, apa yang kau lakukan?"tanya Rufus.

"Yeah!!! ini benar-benar Rufus!"

Lyra langsung memeluk Rufus dan menggosok wajahnya ke dada Rufus.

"Ini juga aromanya Rufus."

"Kalau kedua kakakmu melihat ini, aku akan langsung dibunuh oleh mereka."

Lyra mengangkat kepalanya dari dada Rufus tapi tidak melepaskan pelukannya. Dia tersenyum pada Rufus.

"Tenang saja, saya tidak akan membiarkanmu mati sia-sia nanti. Akan saya jadikan kamu boneka marionetku nanti."

Rufus langsung mendorong Lyra menjauh darinya dan menatap kesal padanya.

"Itu lebih buruk lagi."

"Hehehe..." Lyra tertawa kecil lalu tersenyum lebar.

Orang-orang yang mengerumuni mereka, menatap mereka heran. Dari pembicaraan mereka berdua, mereka terlihat tidak akrab. Tapi apabila lihat dari tingkah laku mereka, mereka terlihat sangat intim. Sesungguhnya apa hubungan mereka?

"Jadi, Rufus... kamu masih sering berkelahi dengan abnormal ya?"tanya Lyra.

"Apakah kau perlu mempertanyakannya lagi? Kalian pantas hilang dari muka bumi ini."

Kerumunan orang itu langsung menahan napas mereka. Mereka semua telah mengetahui bahwa kedua pemuda yang sedang berkelahi sebelumnya adalah seorang wizard dan seorang abnormal. Ketika abnormal tadi melihat dan mendengar nama gadis itu, abnormal itu langsung berlutut gemetaran. Ditambah lagi dengan aura yang dikeluarkan gadis itu ketika mengancam pemuda abnormal itu membuat semua orang dalam bangunan itu terasa terancam. Jelas bahwa gadis itu adalah seorang abnormal. Ditambah lagi sepertinya dia berada pada posisi yang tinggi. Tapi pemuda wizard di depan mereka, saat ini, dengan terang-terangan menghinanya.

"Hehehe... inilah Rufus."

Lyra langsung mengandeng lengan Rufus. Rufus berusaha melepaskan gandengan itu tapi gandengan Lyra sangat erat. Akhirnya, Rufus pun menyerah dan membiarkan Lyra mengandengnya.

Tiba-tiba saja kerumunan orang dengan baju zirah memaksa untuk melewati kerumunan orang yang mengitari mereka. Salah seorang dari mereka yang menggenakan baju zirah yang terlihat lebih kuat, maju di depan, sang kapten.

"Itu kapten Pyta."

"Iya. Ini adalah pasukan pertama Middle Earth yang terkenal itu."bisik-bisik kerumunan orang itu.

Saat mendengar bisikan pujian dari kerumunan orang itu, senyum sombong terpampang di wajah Pyta.

"Di mana pembuat onar yang dilaporkan?"ucapnya dengan lantang.

Matanya menatap tajam orang-orang di sekitarnya. Kerumunan orang itu langsung bergerak mundur. Matanya langsung mengarah ke arah Rufus dan Lyra yang masih berdiri di tengah. Biasanya orang-orang akan langsung menunduk saat dia menatap mereka. Tapi kedua orang di hadapannya ini sama sekali tidak seperti itu.

Dahinya mengerut tidak senang. Malahan pemuda di hadapannya menatap remeh dirinya sedangkan gadis itu sama sekali tidak memandang dirinya.

"Apakah kalian berdua pembuat onarnya?"teriak lantang.

Pemuda abnormal tadi langsung maju dan berdiri di hadapan Rufus dan Lyra. Saat Pyta melihat pemuda abnormal itu, Pyta langsung melakukan salam hormat ala militer.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Till The ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang