Kusuka dirinya
Mungkin aku sayang
Namun apakah mungkin
Kau menjadi milikku.
.
."Makasih ya" ucap (namakamu) tersenyum senang
"Iya sama-sama" ucap salsha
Salsha hendak mencuci tangannya namun pandangannya kembali teralihkan kepada sebuah kotak kecil di balik tubuh (namakamu)
Apa itu ? Sepertinya itu.. Tunggu jangan-jangan
"(Nam..) lo ga per-"
Salsha melihat (namakamu) sedang memegang dahinya sepertinya sedang menahan sakit.
"(Nam..) lo kenapa ? Lo sakit?" tanya salsha. Ya cukup bodoh! Iya dia sakit mengapa kau malah menanyakan hal itu?.
"Ga gua gapapa" ujar (namakamu) yang kini terpejam dan kerutan didahinya mengatakan hal sebaliknya dari ucapannya tadi.
"Ga! Lo kenapa napa! Lo harus kerumah sakit" ucap salsha mendekat untuk menuntunnya namun hal itu cepat di cegah oleh (namakamu)
"Gua bilang gua gapapa sal!" ucap (namakamu) dengan sedikit menekan.
"Lo itu sakit!! Lo harus kerumah sakit!" perintah salsha
(Namakamu) melepaskan tanggannya didahi dan mulai membuka matanya lalu berdiri tegap.
"Gua bilang gapapa ya gapapa sal!!!" (namakamu) sangat menekan.
"Lo yakin ?" nada suara salsh merendah.
(Namakamu) hanya mengangguk
"Tapi gua yang ga yakin" ucap salsha
"Percaya atau gua akan menjauh ?" tak tau mengapa hal tersebut keluar begitu saja dari mulut (namakamu).
Kalimat simple dan dengan nada rendah namun mengartikan ancaman cukup dalam.
"Oke gua percaya. Tapi kalo lo kenapa-napa cerita sama gue oke ?" ucap salsha.
Lagi lagi (namakamu) hanya mengangguk.
"Gue keluar dulu ya ? Gaenak sama iqbaal dan teh ody mungkin mereka ingin pulang" ucap salsha.
"Bilang kepada mereka gue gapapa" ucap (namakamu)
"Iya" salsha melangkahkan kakinya keluar kamar mandi
Belum sempat salsha menutup pintunya kembali...
"Sal" panggil (namakamu)
"Ya ?" salsha sedikit melebarkan pintunya.
"Makasih ya" (namakamu) tersenyum
"Hmm" salsha tersenyum lalu menutup pintunya
'Tuhann sungguh beruntung aku memiliki mereka.. Mereka yang selalu ada untukku,membantuku bahkan menjagaku.'
'Tuhan apa aku sanggup ? Tolong jangan buat mereka seperti itu terhadapku. Tolong.'
'Bukan! Bukan aku tak menyukai hal itu. Namun aku tidak mau jika nanti aku pergi akan menjadi tangisan dan beban mereka.'
'Aku menyangi mereka begitu juga mereka menyayangiku. Namun apa yang harus aku lakukan jika nanti takdir yang akan memisahkan aku dan mereka ?'
'Ku mohon beri aku waktu untuk membuat jarak yang begitu jauh antara aku dan mereka agar ketika aku pergi mereka tidak akan menangisiku dan aku tidak akan menjadi beban mereka.'
Begitu banyak yang (namakamu) pinta. Tapi tujuannya hanya satu 'kembali tanpa ada tangis dari keluarga dan sahabatnya'.
Apakah dia bisa membuat jarak yang cukup jauh ? Kurasa mustahil namun apa salahnya berusaha ?.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONLY ONE
FanfictionCinta. Sebuah kata yang mudah dikatakan. Tapi.. Tak semua mengerti apa arti cinta sesungguhnya. Cinta butuh banyak pengorbanan 'Resiko mencinta adalah sakit. Dan aku siap sakit untuk mencintai kamu' -(namakamu) 'Resiko dicintai adalah menyakiti. Dan...