Klunting!
Bunyi handphone Veve, bersamaan dengan bunyi hape Citra, Putri dan Indah.
Mereka membuka hape masing-masing. Ketua kelas XII IPA 1, Faisal memberitahukan bahwa khusus kelas IPA 1 diharap berkumpul di taman hotel pada sore hari."Jadi gimana? Kita IPA 1 mengadakan trip tersendiri ke Pantai Kuta besok?" seru Faisal berdiri didepan semua murid IPA 1, terlihat disampingnya beridiri lah seorang anak penuh banyolan dan pembuat onar.
"Oke-oke aja sih" yang lain menimpali.
"Pak Setyo ikut juga kan?" Citra bertanya.
Mendengar nama Pak Setyo, pandangan wajah cantik Veve berubah kosong, memikirkan kejadian pada siang hari tadi.
"Iya tentu Pak Setyo ikut. Btw, Pak Setyo dimana Ve?" tanya Faisal mengalihkan pandangan ke Veve.
Mata Veve masih kosong.
"Ve... Veve?" Faisal menggoyang-goyangkan tangannya didepan wajah Veve.
"Vee!" bentak Faisal tak sabar.
"Eeh iya-iya, apaan sih teriak-teriak gitu. Budeg ni kuping" ucap Veve mengorek lubang telinganya.
"Yee lo ditanya malah nglamun. Pak Setyo ada dimana?"
"Ya mana gua tahu" judes Veve menutupi kebodohannya.
Faisal hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah penanggung jawab dadakan nya ini.***************
"Lo beneran mau ikutan Ve? Udah baikan sekarang?" ucap Citra memperhatikan Veve dengan seksama dari atas rambut sampe bawah kaki.
"Iye-iye, lu kek dukun gitu ih ngliatinnya"
"Yaudah yok berangkat"***************
"Pak Setyo!!" teriakan gembira dari semua murid cewek.
"Maaf ya saya terlambat, ada rapat mendadak para guru tadi" ucap Setyo. Saat itu Setyo mengenakan kaos polo putih dengan kerah berstrip hitam dan celana hitam selutut yang membuatnya tampak lebih tampan.
"Iya tidak apa-apa, Pak. Citra baik-baik saja disini" celetuk Citra dengan mata berbinar-binar melihat Pak Setyo hari itu.
"Wuuu!!!" seru semua murid.
Kelihatannya semua anak IPA 1 sudah mengetahui kalau Citra naksir gurunya sendiri Pak Setyo.Semua anak-anak bermain dengan senangnya di Pantai Kuta saat itu.
Hari itu Veve bersenang-senang bersama teman sekelasnya.
Diapun melihat Pak Setyo yang sedang duduk beralaskan pasir dipantai sendirian dengan sebotol Coca-Cola dingin di tangannya.
Ia pun menghampirinya.
"Bapak tidak ikut bersenang-senang?" tanya Veve dan memposisikan diri duduk disamping Setyo.
"Bersenang-senang hanyalah untuk anak-anak"
"Bersenang-senang di pantai gak kekanak-kanakan juga kan pak" bantah Veve.
"Entahlah, sedang tidak ingin bersenang-senang" Setyo meneguk Coca-Cola nya.
"Bapak adiknya Pak Tiar kan?"
"Bagaimana kamu bisa tahu?" tanya Setyo menatap Veve.
Veve tampak cantik hari itu dengan kaos putih dan celana selutut. Hm senada dengan Setyo.
"Nama bapak mirip sih sama pak Tiar. Sutiarso Budi Laksono dengan Setyo Budi Laksono, apalagi nama panggilan, Tiar dengan Tyo. Seperti saudara kembar. Ayah bapak ya yang memberi nama?" ucap panjang lebar Veve.
Mendengar nama 'Ayah' disebut oleh Veve. Emosi Setyo kembali meluap dan tiba-tiba dia meninggalkan Veve sendirian terduduk di bibir pantai.
'Loh kok gua ditinggal sih'
Saat Veve akan beranjak mengejar Setyo. Ia melihat seorang perempuan menghampiri nya. Dan kemudian memeluk Setyo tiba-tiba.
Veve mengurungkan niatnya untuk mengejar Setyo. Saat Veve berbalik badan, ia melihat Citra sedang melihat lurus pemandangan yang tidak mengenakkan baginya.
Veve tahu apa yang sedang Citra lihat.
"Citra.." lirih Veve.
"Siapa dia Ve?" ucap Citra bergetar masih memandang lurus kedepan.
"Sebaiknya kita pergi dari sini" Veve memegang tangan Citra dan menyuruhnya untuk membalikkan badan agar dapat segera pergi dari sana.***************
"Setyo!" seru seseorang.
'Sepertinya ada yang memanggilku dan terdengar seperti suara seorang perempuan' batin Setyo.
Dari arah jam 11, Setyo melihat seorang perempuan mengenakan baju putih dengan topi pantai nya dan berkalungkan bermacam kalung berwarna-warni.
"Diana..." lirih Setyo.
Kemudian perempuan itu yang diketahui bernama Diana pun dengan sigap memeluk Setyo.
"Aku merindukanmu.." ucap Diana di pelukan Setyo.
Diana memeluk Setyo begitu erat sehingga mau tidak mau ia harus membalas pelukan itu agar dirinya tidak terjatuh kebelakang.
"Diana, Apa yang kau lakukan disini?" tanya Setyo.
"Aku hanya berjalan-jalan disini dan tanpa sengaja aku melihatmu. Bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar Mamah?" tanya Diana melepaskan pelukannya. Diana memanggil Tante Widya dengan panggilan Mamah.
"Baik-baik saja. Kau...." belum selesai Setyo berbicara Diana menyela, "Kau bertambah tampan Tyo, terakhir kali kita bertemu di Jogja kau masih begitu polos dan lugu untuk seumuran anak SMA. I've heard a story from the street, kalau keluargamu pindah ke Jakarta, right? Aku ingin sekali menemuimu tetapi aku tidak mendapat petunjuk apapun mengenai rumah baru mu di Jakarta" ucap Diana masih dengan logat bahasa Indonesia nya yang sudah berubah karena Diana tinggal di Amerika selama beberapa tahun belakangan.
Dia adalah cinta pertama Setyo sewaktu masih SMA kelas 1 dan saat masih berdomisili di Jogja.
"Kau, k-kau?" hanya itu yang dapat keluar dari mulut Setyo, ia masih tak sadar jika Diana ada dihadapannya.
"Aku disini Setyo. Always" peluk Diana kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Lover
RomansVeve, cewek gokil, ceria dan pantang menyerah ini sangat membenci matematika. Entah untuk beberapa alasan dia tetap membenci pelajaran berhitung tersebut. Usaha sekeras apapun tidak ada yang mampu masuk kedalam otaknya. Setya Budi, guru baru di seko...