Baliiiiiiii!!!!
"Ah akhirnya sampe juga di Bali. Badan capek banget dua hari di bus terus" ucap Veve menggeliat."Lo sih enak Ve bisa duduk berduaan bareng Pak Tyo di depan" celetuk Indah.
"Yee duduk berdua apaan, ada sopir juga keles, kalo gua bisa milih nih ya, mending gua duduk dibelakang yang bau keringet kalian yang kayak kambing kagak mandi sebulan. Daripada duduk berduaan sama monster kutub super cuek itu" balas Veve merebahkan diri di kamar hotel Puri Nusa Indah.
Melihat Citra berdiri dan akan beranjak, Veve mengikuti langkah Citra.
"Eh Cit, Citra lo mau kemana?" Veve mensejajarkan langkahnya.
"Lo mau tau aja deh haha"
"Ye main rahasia-rahasiaan ya"
"Lo bakal tau deh"
Sesampainya di taman hotel, terlihat ada kolam renang dan disisi lainnya terhampar pemandangan laut yang indah.
"Kita mau ngapain disini Cit?" celingak-celinguk Veve memandangi tiap sisi taman.
"Gue mau nyerahin ni bekal" Citra menunjukkan bungkusan plastik kersek hitam yang ia dapat di pelabuhan.
"Ha? Buat siapa? Aciye" goda Veve.
Saat akan menjawab pertanyaan Veve, Citra melihat seseorang yang akan ia temui."Nah kebetulan, Pak Setyo!" Citra berlari kearah Setyo yang sedang berjalan menuju taman. Sedangkan Veve ditinggal sendiri.
"Eh Cit, Citra! Duh gua ditinggal lagi" rutuk Veve.
"Ya? Ada apa Citra?" Setyo menghentikan langkahnya.
Setyo mengenakan kaos polo berwarna putih yang dipadu padankan dengan celana hitam pendek selutut.
"Ehm.. Gini Pak, waktu di pelabuhan saya membeli makanan, ternyata saya membelinya kelebihan Pak. Bapak mau menerima nya kan? Masih baru kok Pak, enak lagi. Cobain deh" Citra menyerahkan bungkusan itu.
"Beneran ini untuk saya?"
"Iya khusus untuk Bapak" senyum Citra.
"Makasih ya Citra" ucap Setyo datar sambil mengambil bungkusan itu dari tangan Citra.
"Dimakan ya Pak"
"Iya nanti saya makan. Terimakasih" untuk pertama kali Setyo tersenyum.
Melihat tersebut, Veve hanya terpaku ditempat dengan mulut menganga melihat adegan seorang sahabatnya itu sedang ganjen dengan wali kelasnya sendiri.
***************
Suara jangkrik menghiasi malam pertama anak-anak kelas XII SMA Bhakti di Bali."Halo... Kau sudah sampai di Bali?" sapa Tiar diseberang telpon.
"Aku sudah sampai tadi siang. Bagaimana kuliahmu?" Setyo menyeruput hot coffee nya dan memandang rembulan dari kursi taman.
"Baik. Sudah 3 bulan kau mengajar di SMA Bhakti, apakah kau betah?"
"Tidak terlalu buruk. Ku relakan waktu ku menjadi dosen hanya untuk menemani mereka Field Trip disini"
"Itulah bagaimana menjadi guru" ucap Tiar bangga.
Hening di antara mereka.
"Apakah ada sesuatu dihatimu tentang Diana?" Tiar memecah keheningan.
"Kau selalu bisa menebaknya"
"Hotel yang kau tempati sekarang juga merupakan hotel dimana kau pertama kali bertemu dengannya bukan?"
"Semua memori difikiranku saat ini berputar layaknya film" jawab Setyo menyeruput tetes terakhir hot coffee-nya.
"Tidak usah kau ingat. Bukankah ada seseorang yang sedang dekat denganmu sekarang?"
"Siapa?" tanya Setyo penasaran, selama ini dia tidak dekat dengan perempuan siapapun kecuali Mamanya, Tante Widya.
"Salah satu guru, Ika kan?"
Mendengar hal tersebut, Setyo hanya tertawa."Tidak. Aku hanya dekat dengannya karena sesama guru. Tidak lebih" jelas Setyo.
"Mama menceritakannya padaku. Dia cantik bukan? Dia sepertinya menyukaimu. Dia pernah bilang padaku, bagaimana type laki-laki yang dia inginkan. Dan semua itu ada di dirimu"
"Benarkah itu?" mendengar hal yang diucapkan Tiar. Setyo hanya tersenyum simpul.
"Cobalah kau dekati dia. Kau dan dia hanya berbeda umur 2 tahun saja"
"Entahlah" jawab Setyo menutup telpon nya.
***************
"Lo ngapain sih tadi siang sama monster kutub itu?" interogasi Veve di kamar.Veve, Putri dan Indah sekamar di hotel tersebut pun mengelilingi Citra untuk meminta penjelasan, terutama Indah yang berharap bahwa cerita Veve salah.
"Ya ngasih makanan aja ke Pak Setyo. Kali aja dia belum makan, kan?" ucap Citra sok polos.
"Alesan lo ah! Padahal lo demen kan sama Pak Setyo?" interogasi Veve.
"Hmm gimana ya, tapi lo lihat kan gimana reaksi Pak Setyo saat gue ngasih makanan ke dia? Dia senyum ke gue, mungkin itu senyum pertama dia untuk muridnya" sombong Citra.
"Sejak kapan lo suka sama itu monster kutub?" tanya Putri.
"Sejak pertama kali gue ngelihat dia masuk kelas" senyum Citra yang sedang mengingat-ingat kembali bagaimana rasanya waktu itu.
"Eh tapi kalo guru sama murid jadian gak bakalan mungkin deh" celetuk Indah.
"Ye sirik aja lo, Ndah" jawab Citra.
"Bener juga sih, jarang terjadi. Tapi kan umur monster kutub itu baru 21 tahun" terang Veve.
"Ve, lo bisa gaksih stop menyebut Pak Setyo my darling itu dengan sebutan monster kutub"
"Iya-iya Citra ku sayang, Your darling Mr. Setyo. Lo kenapa bisa suka sih sama tu guru?"
Putri dan Indah saling mengangguk meminta penjelasan.
"Gaktau, kharisma nya dia, cara dia ngomong, cara dia menatap seseorang itu beda dari yang lain. Apalagi kegantengannya, baru kali ini gue nemu guru seganteng dia" jawab Citra sambil menerawang bagaimana sosok Setyo.
"Ye lo kira apaan, nemu" jawab Putri.
Mereka semua tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher, My Lover
RomansaVeve, cewek gokil, ceria dan pantang menyerah ini sangat membenci matematika. Entah untuk beberapa alasan dia tetap membenci pelajaran berhitung tersebut. Usaha sekeras apapun tidak ada yang mampu masuk kedalam otaknya. Setya Budi, guru baru di seko...