Cheosa merapikan kacamatanya sedikit, kemudian ia membuka mulutnya lebar-lebar sebab ingin menguap dan kini ujung matanya sedikit berair. Kedua matanya kini serasa berat dikarenakan cuaca yang dingin sehingga hasrat untuk tidur semakin menjadi-jadi. Cheonsa ingin cepat-cepat hujan berhenti agar dia bisa pulang dan menikmati kasurnya yang empuk sambil menengelamkan tubuhnya di dalam selimut tebal yang hangat.
Dengan perlahan gadis itu menutup kedua matanya, tetapi ia dikejutkan dengan sesuatu yang melompat ke arah pangkuannya. Dengan sigap Cheonsa membuka matanya, ternyata Monggulah yang melompat ke arahnya seraya memukul perut Cheonsa dengan tangan kecil anjing itu.
"Monggu-a." Cheonsa langsung tersenyum sumringah, ia juga langsung memeluk Monggu dengan erat dan memainkan bulu-bulu halus binatang itu.
"Guk." Monggu menjilat telinga Cheonsa, sehingga gadis itu langsung tertawa geli.
"Hei monggu, kau jangan menjilat telinga nonna." Teriak Jiwoo dari dapur yang melihat kejadian Monggu menjilat Cheonsa.
"Gwenchana (tidak apa-apa)." Cheonsa mencium Monggu dengan gemas. "Aishh, kyeopta (lucunya)."
Cheonsa mendengar suara kasak-kusuk dari dapur pun menuju ke arah sana sambil membawa Monggu. Jiwoo sedang membuat makan malam, Cheonsa sedikit terkejut dikala Jiwoo dengan hebatnya mengoyang-goyangkan frying pan bak Chef profesional.
"Woahh, kau ternyata pandai masak juga." Jiwoo hanya terkekeh mendengar ucapan Cheonsa dan terus melanjutkan kegiatan memasaknya.
"Tidak juga." Balas Jiwoo.
Makanan yang dimasak Jiwoo sudah tertata rapi diatas meja makan. Mereka berdua pun menikmati makanan itu. "Selamat makan." Kata Cheonsa langsung memasukan pasta yang dibuat oleh Jiwoo ke dalam mulutnya.
"Mmm, ini benar-benar enak. Woahh, sebaiknya setelah kita lulus kau harus menjadi chef." Lanjut Cheonsa.
"Benarkah?" Sebenarnya Jiwoo sangat senang sewaktu Cheonsa memujinya.
"Hmm."
Setelah menyelesaikan makan malam Cheonsa berjalan ke balkon milik Jiwoo.
Cheonsa melihat hujan telah berhenti, perasaan bahagia langsung memuncak begitu saja. "Ah, hujannya sudah berhenti. Aku akan pulang." Ucap Cheonsa melangkah masuk ke dalam apartemen Jiwoo.
Jiwoo yang sedang membersihkan piring, ketika mendengar perkataan Cheonsa langsung melepaskan sarung tangan khusus mencuci dan menuju ke arah Cheonsa yang sudah siap-siap merapikan tas sekolah miliknya.
"Tapi ini sudah malam Cheonsa." Gadis itu kemudian melihat jam dinding yang terpampang sudah menunjukkan pukul 22.07KST.
"Tak apa-apa. Tidak mungkin juga aku menginap di apartementmu ini." Balas Cheonsa.
"Kau naik apa untuk pulang?" Cheonsa terdiam nampak untuk berpikir.
"Bis."
"Bis? Ini sudah malam bis terakhir sudah habis sejak 1 jam yang lalu." Kata Jiwoo terkejut, sebenarnya ia ingin Cheonsa menginap karena ini sudah malam, ia takut jika Cheonsa nantinya terjadi apa-apa.
"Taxi. Apa kau lupa masih ada taxi." Cheonsa masih bersikukuh untuk pulang ke rumahnya.
"Tapi--"
"Sudahlah Jiwoo, kenapa kau jadi perhatian padaku ini. Yasudah aku pulang dulu." Pamit Cheonsa. "Oh ya, terima kasih juga untuk makan malamnya." Pria itu menyusul Cheonsa dari belakang.
Baru saja Cheonsa melangkah ke tempat sepatunya kini berada. Lampu di apartement Jiwoo mati serentak dengan suara guntur yang besar.
"Aaa." Teriak Cheonsa, ia memandang sekelilingnya hanya ada kegelapan. Kedua kakinya langsung lemas dan ia terjatuh ke lantai. Tubuhnya mengigil seperti orang sedang ketakutan dan juga kepalanya serasa membeku, beberapa memori yang sudah lama ia lupakan dikarenakan sangat menyedihkan tiba-tiba serasa terputar kembali di otaknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/52568014-288-k684889.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd For Playboy Fiance
RandomCheonsa memiliki wajah terkesan polos, tetapi tidak menutup kemungkinan ia juga sering pergi ke club untuk sekedar minum-minum. Suatu hari ayahnya mengetahui kelakuannya dan langsung mengambil tindakan untuk menyuruhnya kembali ke Korea. Setelah Che...