"Oke, kita sudah sampai." Jiwoo meletakkan Cheonsa dengan perlahan di kursi halte bus. Cheonsa sedikit meringis kesakitan ketika kakinya mengenai kursi halte.
Jiwoo yang melihat Cheonsa kesakitan merasa iba dalam lupuk hatinya. Dia pun duduk di sebelah Cheonsa dan berniat memegang kaki Cheonsa.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Tanya Cheonsa heran melihat Jiwoo ingin memegang kakinya. Jiwoo tak mengatakan apapun langsung saja menaikan kaki Cheonsa yang terkilir ke atas kursi.
"Tahan sedikit, mungkin akan sedikit sakit, tetapi ini cara agar rasa sakit di kakimu bisa berkurang." Tanpa aba-aba dan persetujuan gadis itu, ia meluruskan kaki Cheonsa serta menekannya.
"Arggh." Teriak Cheonsa tak kuasa menahan sakit. "Kau bilang sedikit sakit jelas-jelas ini sakit sekali." Omel gadis itu di tengah teriakannya.
"Sudah, apa masih sakit?"
Cheonsa pun sedikit mengerak-gerakan kakinya yang di regangkan oleh Jiwoo. Ternyata kakinya sudah tidak lebih sakit dari sebelumnya.
"Hanya sedikit nyeri." Dia menurunkan kakinya dari kursi.
"Terima kasih, kau sudah banyak menolongku hari ini." Ucap Cheonsa tanpa menatap ke arah Jiwoo. Sebenarnya ia menyembunyikan mukanya yang malu karena harus mengucapkan terima kasih kepada Jiwoo.
"Sebagai balasannya kau mau meminta apa?"
"Ada satu hal yang mengganjal di pikiranku." Jiwoo berkata jujur kepada Cheonsa.
"Apa itu?" Tanya Cheonsa penasaran.
"Kenapa penampilanmu berbeda dengan sewaktu pertama kali kita bertemu."
"Itu--" Cheonsa binggung harus menjawab apa? Tidak mungkin ia memberi tahu tentang perjodohannya dengan Sehun dan segala rencananya berusaha membatalkan niat kedua orang tuanya dan tentu juga orang tua Sehun. Dia tak ingin Jiwoo terlibat dengan urusannya karena ia melihat Jiwoo adalah orang yang sangat baik.
"Ah itu karena memang dari dulu style pakaianku seperti ini dan yang kau lihat sewaktu aku di Sungai Han itu karena aku dipaksa ibuku mencoba pakaian itu." Kata Cheonsa berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Ehmm, benarkah?" Tanya Jiwoo menaikan sebelah alisnya.
"Terserah dirimu ingin mempercayaiku atau tidak." Cheonsa takut jika Jiwoo merasa curiga dengannya.
"Tentu saja aku mempercayaimu." Jiwoo terkekeh kecil sambil menatap ke mata Cheonsa. Dia merasa ada yang disembunyikan Cheonsa darinya, meskipun Cheonsa berkata dengan lancar tanpa ada sedikitpun nada gugup. Namun sorot matanya mengatakan yang berbeda.
"Busnya sudah datang." Teriak Cheonsa menunjuk Bus yang datang dari jauh. Spontan saja Jiwoo berhenti memikirkan apa yang disembunyikan Cheonsa.
"Kajja (ayo)." Sahut Jiwoo.
-oOo-
"Aku pulang." Ucap Kyungsoo sambil menutup pintu rumahnya.
"Kau sudah pulang Kyungsoo-a, ayo bersihkan badanmu dan langsung makan." Suruh ibu Kyungsoo mengambil alih tas Kyungsoo dan meletakkannya ke atas meja.
"Ne, eomma." Jawab Kyungsoo menuruti perintah ibunya, langsung saja ia bergegas menuju kamarnya.
Setelah ia membersihkan diri, Kyungsoo menuju ke ruang makan. Disana sudah tertata rapi beberapa makan buatan ibunya. Pria itu menarik kursi dan duduk melihat makanan lezat buatan ibunya.
Ibunya pun duduk dihadapannya dan memberikan semangkuk nasi kepada Kyungsoo. Ditengah-tengah Kyungsoo makan ibunya memulai sebuah percakapan.
"Bagaimana dengan nilai ulanganmu?" Tanya ibu Kyungsoo berharap mendapat kabar baik tentang nilai anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd For Playboy Fiance
CasualeCheonsa memiliki wajah terkesan polos, tetapi tidak menutup kemungkinan ia juga sering pergi ke club untuk sekedar minum-minum. Suatu hari ayahnya mengetahui kelakuannya dan langsung mengambil tindakan untuk menyuruhnya kembali ke Korea. Setelah Che...