neuf || 9

2.8K 525 111
                                    

Luke kembali memandangi sebuah kotak kecil berwarna hitam beludru digenggamannya. Untuk kesekian kalinya Luke kembali menatap benda itu. Memori-memori masa lalu kembali muncul di otaknya. Paras cantik yang selalu di pikirannya kembali mengusik otaknya. Luke sangat merindukan gadisnya. Dan akan selalu merindukannya sampai Ia bertemu lagi dengan gadis itu. Luke membuka kotak itu. Isinya cincin yang seharusnya kini berada di jari manis gadis pujaannya. Luke mengalihkan pandangannya kembali ke jalanan. Ia sedang berada di taxi.

Inggris. Negara yang mungkin sudah berkali-kali Ia datangi selagi Ia masih menjadi personil 5sos.

Inggris. Ia akan mencari gadisnya yang hilang di negara ini.

"Sudah sampai di hotel yang anda minta, tuan," supir taxi membuyarkan lamunan Luke. Luke menatap keluar. Memperhatikan sebentar hotel megah yang akan Ia tempati lalu membayar biaya taxinya dan keluar. Luke langsung disambut oleh pelayan hotel.

"Silahkan masuk tuan, uhm..tuan Hemmings," si pelayan yang baaru menyadari bahwa yang dilayaninya adalah seorang Luke Hemmings pun mempersilahkan Luke masuk. Usai check in dan mendapat kamar yang cocok, Luke langsung browsing tempat-tempat yang kemungkinan besar Lauren tinggal atau bekerja. Lauren mungkin akan bekerja di kantor fashion atau cafe untuk menyanyi. Untuk sementara Luke akan mencari di London terlebih dahulu. Luke pun sudah mendapatkan data-data beberapa perusahaan fashion dan cafe-cafe terkenal di London untuk Ia datangi. Keesokan harinya Luke langsung mendatangi semua tempat tersebut. Ia melakukan semuanya sendiri. Namun sayangnya semua perjuangan Luke tidak membuahkan hasil. Luke tidak bisa mendapatkan petunjuk apapun tentang keberadaan Lauren. Semua usahanya sia-sia. Namun Luke akan terus mencari. Ia tidak akan patah semangat.

Keesokan harinya Luke akan pindah hotel menuju Oxford. Destinasi pencarian selanjutnya adalah Oxford. Namun lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil. Ia tidak dapat menemukan Lauren di sana. Dan begitu seterusnya sampai Ia sudah melewati 5 kota di Inggris. London, Oxford, Cardiff, Birmingham, dan Peterborough.

"Hey man. Bagaimana kabarmu?" Jack menelepon.

"Not good enough. I'm tired. Tidak ada gunanya, Jack, aku tidak dapat menemukannya dan tidak akan bisa menemukannya di negara seluas ini," ucap Luke yang memang kelelahan karena Ia kurang tidur.

"Ayolah Luke. Semangat. Aku yakin kau pasti dapat menemukannya. Waktu Lauren menghilang ke Nashville saja kau dapat menemukannya. Sekarang kau juga pasti bisa!"

"I don't think so. Inggris itu luas. Harus berapa kali kukatakan itu," Luke mendengus pelan. Rambutnya dijambak pelan dan Ia kini benar-benar seperti orang stres.

"Luke tenanglah. Aku tau perasaanmu. Tapi--oh shit..Iya mom! Sebentar! Luke, mom memanggil. Nanti kutelepon lagi. Take care," klik. Luke terdiam di atas tempat tidur sambil memperhatikan langit-langit hotel. Ia kini berada di Edinburgh. Luke mengusap wajahnya. Ia hanya berharap ini semua mimpi. Sudah cukup Luke kehilangan 5sos, jangan lagi sampai Ia kehilangan Lauren. Luke memutuskan membuka iPhone nya. Scroll time line twitter nya. Namun Ia mendapatkan sebuah news.

@mtv 5sos new single is ROCK OUT! Called Catch 22.Go check it out!

Luke membanting iPhone nya ke sisi lain tempat tidur. Di sana the new 5sos berjaya dan bersenang-senang. Sedangkan disini Luke hampir gila. Fuck you Michael. Terima kasih sudah membuat ini semakin memburuk dengan kau mencium Lauren. Luke memang membenci Michael. Namun tak bisa dipungkiri Luke merindukannya. Merindukan ke empat sahabatnya yang idiot. Daripada Luke stres berada didalam kamar, ia memutuskan berjalan-jalan keluar. Paling tidak Ia dapat menghilangkan rasa rindunya pada sahabat-sahabatnya dan Lauren. Beberapa orang yang menyadari kehadiran Luke langsung memperhatikan. Bagaimanapun juga Luke akan tetap dianggap seorang superstar meski Ia kini bukan lagi member 5sos.Luke menuju salah satu coffee shop di Edinburgh.

"Oh halo Luke, selamat datang di coffee shop kami," sapa seorang ibu bertubuh gempal di balik meja pemesanan.

"Halo," Luke tersenyum."Macchiato."

"Okay, sebentar ya. Silahkan duduk dulu," ucap si ibu. Luke pun emncari tempat duduk kosong. Tak sampai beberapa menit, ibu itu datang membawa macchiato pesanan Luke.

"Kalau boleh tau, apa yang membawamu sampai ke sini, Luke?" tanya si ibu ramah sambil menurunkan macchiatonya dari nampan.

"Looking for someone," jawab Luke.

"Oh really? Siapa dia? Mungkin aku bisa membantu," ibu itu kini memeluk nampannya. Luke berpikir sejenak. Tidak ada salahnya Luke bertanya pada ibu ini. Siapa tau dia mengetahui keberadaan Lauren. Luke merogoh saku celananya dan mengambil iPhone nya dan membuka fot Lauren.

"Aku mencari gadis ini. Kau pernah melihatnya?" ibu itu memperhatikan sebentar foto itu. Tapi raut wajahnya langsung berubah.

"Ma'am? Kau pernah melihatnya?"

"Ehm..I-iya.Dia kan Victor Harper," Victor Harper? Oh pasti Lauren kembali memalsukan identitasnya seperti saat di Nashville.

"Dimana dia, ma'am?" Luke mulai antusias.

"uhm—dia..sudah meninggal, Luke," ucap ibu itu hati-hati. Takut menyinggung perasaan. Luke diam. Tidak, Lauren tidak mungkin meninggal!

"No, kau pasti salah lihat. Tidak mungkin!"

"Maaf Luke. Mataku masih bagus meski sudah tua. Aku tidak mungkin salah. Dia Victor Harper,"

"Bagaimana kau tau kalau dia meninggal!?"

"Dia gadis yang malang. Terlibat kecelakaan besar beberapa minggu lalu. Beritanya disiarkan hingga seluruh Edinburgh," ibu itu menatap Luke prihatin. "I'm sorry, Luke."

"Kalau kau belum percaya, kau bisa cari di internet. Kecelakaan maut Edinburgh. Aku harus kembali ke kasir. Aku permisi," ibu itu berlalu meninggalkan Luke yang masih diam. Luke menahan air matanya dan mulai mengetik keywords disafari nya.

Kecelakaan besar Edinburgh.

Dan ya, benar saja. Yang keluar adalah sebuah hot news. Kecelakaan seorang gadis bernama Victor Harper. Mobilnya menabrak sebuah truk bensin dan mobilnya terbakar habis. News itu pun disertai sebuah foto gadis. Ya, itu Victor Harper. Alias Lauren. Di foto itu Lauren berambut merah dan berkacamata. Dan kini Luke yakin. Gadisnya—Victor Harper—Lauren Reed, sudah tiada. Dan lagi, Luke meneteskan air matanya. Kepalanya tertunduk menutupi wajah. Luke terisak hebat.

My life is broken..

Sudah selesai..

"Halo?"

"She's gone, Jack,"

"What? Maksudnya?"

"Dia meninggal,"

"Hah? Jangan bercanda, bodoh!"

"No i'm not,"

"Luke.."

"Sudah selesai, Jack,"

***

Hm.

K.

Apa kabs?

iPhone 3 • lhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang