mau nanya dong.
troye sivan itu gay beneran?-_-"
***
Luke membuka matanya. Dipicingkan matanya yang belum terbiasa dengan cahaya terang dari jendela. Semua orang yang mengerumuninya seketika mengucapkan kalimat-kalimat syukur. Hawa asing yang dirasakan disekitarnya membuat Luke tidak nyaman.
Dimana lagi ini?
Luke dapat melihat seorang lelaki berkepala botak dengan jubah putih yang sibuk mengotak-atik benda yang ada ditubuhnya. Luke menghirup banyak-banyak pasokan udara yang kelur dari selang yang ada dimulutnya. Dadanya sesak kekurangan oksigen. Kepalanya berdenyut dan penglihatannya agak buram. Luke dapat melihat seorang wanita dengan rambut dicepol berbaju putih mendekatinya. Membawa sebuah benda berujung tajam, lalu menusukkannya ke leher Luke. Dan seketika Luke merasakan rasa kantuk yang luar biasa. Dalam waktu beberapa detik, Luke sudah kembali dalam kegelapan.
.
Liz dapat merasakan tangan anaknya yang dari tadi digenggamnya bergerak perlahan. Membuat Liz segera menghapus air matanya. Memperhatikan gerak-gerik anaknya. Dan beberapa detik kemudian, mata anaknya yang tertutup langung terbuka. Matanya memicing tidak terbiasa dengan cahaya.
"Luke, kau sudah bangun. Ya Tuhan terima kasih," Liz langsung mencium punggung tangan Luke yang masih di infus. Semua orang yang menunggu bersama Liz pun sibuk mengucapkan kalimat syukur. Luke diam menatap sekitarnya yang terlihat begitu asing.
"Hey man, kau ingat namamu?" Jack mendekat kepada Luke. Ia ingin menguji apakah Luke benar-benar bangun dari koma dengan gangguan-gangguan yang pernah dokter sebutkan. Luke diam tak merespon.
"I'm Luke," Luke berkata pelan lalu wajahnya langsung terkejut. Terkejut bahwa mulutnya dapat berbicara seperti saat dirinya berada di padang rumput asing.
"You remember me, hun?" Kini Liz yang bertanya. Luke tersenyum.
"Tentu saja, mom," Luke mulai mengisi semua memorinya yang sempat sedikit menghilang. Luke pun menyebutkan nama orang-orang yang ada dalam ruangan itu dengan benar.
"Luke, 4 minggu kau menjadi sleeping beauty, kau tau?" Ben mengacak-acak rambut Luke. Mereka semua tidak dapat menyembunyikan kebahagian mereka karena melihat Luke sudah bangun.
"Holy shit, i'm sleeping for 4 weeks? You kidding?" Luke terkejut.
"Yeah, and it sucks. Mom is getting stressed out," balas Ben.
"Wow," hanya itu yang keluar dari mulut Luke. Ia shock mendengar itu. Merekapun berbincang banyak hal. Termasuk dikeluarkannya Luke dari 5sos. Reaksi Luke? Tentu saja sangat sangat kecewa. Ia bahkan mulai membenci Michael, Calum dan Adam.
"Hey, wait, where's my lipring?" Luke merasakan bibirnya terasa ringan dan ketika diraba, benar saja bahwa lipring kesayangannya tidak lagi menggantung di sana.
"Ask our lovely mom," ucap Jack sambil melirik Liz yang pura-pura tidak melihat.
"What? Don't look at me. I just hate that god damn lipring," mom membela dirinya sendiri.
"Oh mom, kau tidak berubah," Luke terkekeh."But you keep it, right?" Mom mengangguk sambil mengusap puncak kepala anaknya. Luke senang. Luke sangat bahagia akhirnya Ia bisa kembali bersama keluarganya meskipun Ia harus menanggung masalah yang besar dengan dikeluarkannya Ia dari 5sos. Luke sudah sangat mencintai 5sos. Tapi kenapa harus begini?
Luke kembali memperhatikan sekitarnya. Hanya Ashton kini yang mempertahankan persahabatannya. Rasanya Luke ingin menangis. Hidupnya sudah hancur. Luke ingin sekali menangis dipelukan Lauren.
KAMU SEDANG MEMBACA
iPhone 3 • lh
Fanfic[Book three of iPhone] "Are we belong?" Copyright©2015 • -gasolinee