(24) pasti ada alasan

771 34 0
                                    

Author's pov

Pagi yang cerah. Karin mendengar suara jam weker dan segera mengumpulkan nyawanya di atas ranjang. Ia segera masuk ke kamar mandi untuk mandi.

Selesai mandi, karin segera mengenakan seragamnya. Ia menggunakan bedak sedikit tebal di bagian bawah mata karena sembab. Ia mengoleskan sedikit pelembap bibir dan selesai. Ia siap pergi kesekolah

Karin menyambar kunci mobilnya dan segera mengendarai ferari nya ke sekolah dengan santai. Otaknya buntu. Hanya ada satu nama yang menari-nari keliling kepala nya

Ya, william

Setelah sampai ke sekolah, karin segera keluar dari rumahnya dan berjalan menelusuri koridor dengan santai. Ia mengenakan kacamata hitam agar tidak dilihat oleh oranglain.

Saat karin berada di belokan antara gedung ipa dan ips, ia bertabrakan dengan seseorang yang ia hindari tatapannya.

Michael

"Pagi love" sapa michael

"Gue lagi males ngomong. Misi" jawab karin ketus

Baru saja karin ingin berjalan sebelah kiri mencari cela untuk lewat, ia dihadang lagi oleh michael

"Michael, saya sedang malas berbicara. Bisa anda minggir? Karena saya butuh waktu untuk menerima anda." ucap karin lagi

"Love aku cowok kamu rin. Aku anter kamu sampe kelas ya rin." bujuk michael

Karin bungkam.

Michael segera menarik tangan karin lembut dan karin mengikutinya.

Ia sedang tidak cukup energi untuk berdebat. Ia tidak sarapan tadi

Mereka sudah sampai kelas karin, dan karin segera masuk ke kelas namun lengannya ditahan michael

"Ada apa lagi tuan?" tanya karin sinis

"Kiss dulu dong.." goda michael sambil mengetuk pipi kirinya dengan telunjuk mengisyaratkan karin untuk mengecup pipinya

Karin berjinjit sedikit dan mendekati pipi michael seolah-olah benar-benar akan mencium michael.

Michael memejamkan mata dan tersenyum

Sekarang jarak bibir karin dengan pipi michael sangat dekat hingga hembusan nafas karin menerpa pipi michael

"In your dream" bisik karin

Michael yang mendengarnya langsung membelakkan mata. Padahal ia sudah sangat senang tadi

Karin segera meninggalkannya dan masuk ke kelas. Ia langsung menyenderkan tubuhnya kekursi

Alexa yang sedari tadi memperhatikannya langsung berkata pada karin

"Lo kenapa rin?" tanya alexa

Karin yang mendengarnya langsung melepaskan kacamatanya dan tersenyum (paksa)

"Gapapa xa. Gue belum siap cerita" ucap karin

Alexa meneliti wajah karin dekat dengan tampang herannya

"Kenapa xa?" tanya karin bingung

"Lo.. Nangis?" tanya alexa lagi

"Hah? Keliatan banget ya? Padahal gue udah pake bedak agak tebelan dibagian bawah mata" gumam karin yang masih bisa didengar alexa

"Kenapa lagi rin? William? Lo kenapa sih sia-siain dia rin?" tanya alexa beruntun

Karin menggeleng pelan, "ga bisa lanjut aja xa. Kalo gue siap gue cerita. Gue ga bisa cerita sekarang. Rasanya pengen nangis. Gue ga mau rapuh xa" ujar karin

One Call AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang