Author's pov
Pagi yang cerah. Karin mendengar suara jam weker dan segera mengumpulkan nyawanya di atas ranjang. Ia segera masuk ke kamar mandi untuk mandi.
Selesai mandi, karin segera mengenakan seragamnya. Ia menggunakan bedak sedikit tebal di bagian bawah mata karena sembab. Ia mengoleskan sedikit pelembap bibir dan selesai. Ia siap pergi kesekolah
Karin menyambar kunci mobilnya dan segera mengendarai ferari nya ke sekolah dengan santai. Otaknya buntu. Hanya ada satu nama yang menari-nari keliling kepala nya
Ya, william
Setelah sampai ke sekolah, karin segera keluar dari rumahnya dan berjalan menelusuri koridor dengan santai. Ia mengenakan kacamata hitam agar tidak dilihat oleh oranglain.
Saat karin berada di belokan antara gedung ipa dan ips, ia bertabrakan dengan seseorang yang ia hindari tatapannya.
Michael
"Pagi love" sapa michael
"Gue lagi males ngomong. Misi" jawab karin ketus
Baru saja karin ingin berjalan sebelah kiri mencari cela untuk lewat, ia dihadang lagi oleh michael
"Michael, saya sedang malas berbicara. Bisa anda minggir? Karena saya butuh waktu untuk menerima anda." ucap karin lagi
"Love aku cowok kamu rin. Aku anter kamu sampe kelas ya rin." bujuk michael
Karin bungkam.
Michael segera menarik tangan karin lembut dan karin mengikutinya.
Ia sedang tidak cukup energi untuk berdebat. Ia tidak sarapan tadi
Mereka sudah sampai kelas karin, dan karin segera masuk ke kelas namun lengannya ditahan michael
"Ada apa lagi tuan?" tanya karin sinis
"Kiss dulu dong.." goda michael sambil mengetuk pipi kirinya dengan telunjuk mengisyaratkan karin untuk mengecup pipinya
Karin berjinjit sedikit dan mendekati pipi michael seolah-olah benar-benar akan mencium michael.
Michael memejamkan mata dan tersenyum
Sekarang jarak bibir karin dengan pipi michael sangat dekat hingga hembusan nafas karin menerpa pipi michael
"In your dream" bisik karin
Michael yang mendengarnya langsung membelakkan mata. Padahal ia sudah sangat senang tadi
Karin segera meninggalkannya dan masuk ke kelas. Ia langsung menyenderkan tubuhnya kekursi
Alexa yang sedari tadi memperhatikannya langsung berkata pada karin
"Lo kenapa rin?" tanya alexa
Karin yang mendengarnya langsung melepaskan kacamatanya dan tersenyum (paksa)
"Gapapa xa. Gue belum siap cerita" ucap karin
Alexa meneliti wajah karin dekat dengan tampang herannya
"Kenapa xa?" tanya karin bingung
"Lo.. Nangis?" tanya alexa lagi
"Hah? Keliatan banget ya? Padahal gue udah pake bedak agak tebelan dibagian bawah mata" gumam karin yang masih bisa didengar alexa
"Kenapa lagi rin? William? Lo kenapa sih sia-siain dia rin?" tanya alexa beruntun
Karin menggeleng pelan, "ga bisa lanjut aja xa. Kalo gue siap gue cerita. Gue ga bisa cerita sekarang. Rasanya pengen nangis. Gue ga mau rapuh xa" ujar karin
KAMU SEDANG MEMBACA
One Call Away
Aléatoiregadis itu bernama Lavinia Karina. dulu ia seorang gadis ceria. tapi semenjak ibunya meninggal, semua berubah. ia menjadi gadis yang dingin dan angkuh. namun datang seseorang yang memperjuangkannya. mencintainya dengan tulus dan semenjak itu, semua b...