(25) de ja vu.

810 28 0
                                    

Author's pov

2minggu sudah karin menjauhi william

2minggu sudah karin dan michael pacaran

2minggu sudah alexa bingung akan apa yang mendasari karin untuk meninggalkan william

2minggu sudah karin menangis setiap malam

2minggu sudah karin jarang makan

2minggu sudah william tak fokus belajar

2minggu sudah william mencari alasan itu, tapi tak kunjung ia dapatkan

Pagi ini mereka sekolah seperti biasa. Dan seperti yang diketahui, william duduk dengan nigel dan karin dengan alexa

Lomba akan diadakan bulan depan

Alexa dan nigel senang mengikuti lomba. Tidak dengan karin dan william

"Rin, lo sampe kapan sih kaya gini? Sampe kapan lo nangis tiap malem? Sampe kapan lo sama michael? Sampe kapan lo rahasiain ini semua sama gue?" tanya alexa

Mereka sekarang ada di kantin. Alexa dan karin memesan bakso tapi sampai sekarang belum satu biji pun masuk ke mulut karin

Ia tak nafsu

"Rin lo denger ga sih!?" tanya alexa sedikit memekik. Seluruh mata dikantin melihat kearah alexa tapi tak alexa hiraukan

Karin yang tersadar dari lamunannya langsung tersentak kaget

"Apa sih xa teriak-teriak. Malu-maluin ih" ucap karin

"Elo yang apa. Gue daritadi nanya lo hirau-in. Gue ulangin ya pertanyaan-pertanyaan manis gue ini. Yang jelas lo harus jawab sejujur-jujurnya!" perintah alexa

"Hm" karin bergumam tanda meng-iya-kan

"lo sampe kapan sih kaya gini? Sampe kapan lo nangis tiap malem? Sampe kapan lo sama michael? Sampe kapan lo rahasiain ini semua sama gue?" tanya alexa (lagi)

"Ha ? Satu-satu bisa? Gue ga cerna" kata karin (pura-pura) tidak tau

"Karin!!" tegur alexa sambil melototkan matanya membuat karin menyerah

"Oke. Gue bakal jawab. Tapi gue ga bakal kasih penjelasan oke? Satu, Gue ga tau sampe kapan bisa bertahan gini.. Dua, Gue juga ga tau sampe kapan nangis semaleman. Mungkin sampe gue bener-bener rela.. Tiga, sampe semuanya aman. Empat, sampe gue siap memberitahunya. Puas nona alexa?" jawab karin

"Oohh gitu." jawab alexa sambil mengangguk-anggukan kepalanya

Syukur deh dia ga nanya apa-apa, batin karin lega

"Eh tunggu!" teriak alexa tersadar sambil menunjukkan jari telunjuknya keatas (seperti anak kecil yang mendapat ide dan kepalanya ada lampu. Abaikan)

Haish.. Baru lega.. Batin karin lagi

"Bisa lo kasih tau gue, apa maksud lo bilang 'sampe semuanya aman'?" tanya alexa

"Gue bilang gue belum bisa jelasin kan xa?" ucap gue

"Tolong jelasin gue sedikit mengenai keamanan yang lo maksud, gue mohon." mohon alexa

Karin diam menatap alexa sambil menaikan sebelah alisnya.

"Karin!? Gue itu siapa lo sih? Lo masih anggap gue sahabat lo kan?" tanya alexa

"Iya lo sahabat gue selamanya xa. Kok tanya gitu sih?" ucap karin

"Gue sahabat lo. Lo harus percaya sama gue. Gue selalu ada buat lo. Jadi sekarang lo bisa jelasin ada apa semua ini?" ucap alexa

"Oke. Gue jelasin tapi ga disini. Semua pertanyaan di otak lo bakal kejawab nanti. Kita pergi ke suatu tempat tar pulang" ujar karin


William sedaritadi duduk berpunggung-an dengan karin mendengarkan obrolan mereka. Ia masih setia mencaritahu alasan dari ini semua

"Oke. Gue harus ikutin karin sama alexa nanti pulang. Gue harus tau semuanya" gumam william

Kring kring..

Bel berbunyi tanda masuk kelas. Jam istirahat sudah selesai dan karin segera meneguk habis es jeruknya

"Xa, temenin gue ke loker sebentar ya, gue mau ambil powerbank gue. Kemarin gue lupa bawa balik" ucap karin

"Yodah ayo" putus alexa

Mereka pun berjalan keluar kantin dan menelusuri koridor menuju loker

Baru saja karin mendekati lokernya, tiba-tiba ada seorang pemuda bersender santai di loker karin

"Ehhm.. Misi. Gue mau ambil barang" ucap karin dingin

"Hai love" sapanya dengan smirk khasnya

Ya kalian tau siapa

"Iya hai michael.. Sekarang misi gue mau ambil barang" ujar karin sinis

"Oh silakan" michael segera kesamping untuk memberi karin ruang

Karin segera mengunci lokernya dan bergegas masuk kelas

"Ayo xa" ajak karin

Alexa segera menyusul karin berjalan

Tiba-tiba pegelangan karin ada yang menahan.

Tanpa ia berbalik juga ia tau siapa

"Kenapa mic?" tanya karin

"say something?" ucap michael

Satu hal yang ada di pikiran karin.

De ja vu.

"Ok, bye" ucap karin lalu langsung pergi bersama alexa ke kelas

Sepanjang jalan alexa selalu merepet mengocehi sikap michael pada karin

"Udah lah xa sampe mulut lo berbusa juga ga bakal ngaruh apa-apa kan?" ucap karin menyudahi

"Apaan rin tetep aja gue BT, dia itu udah gila ya, ga ada abisnya sok-sok perilaku manis gitu sama lo. Najis banget. Maksudnya apa coba jadi PHO. Tuhan cabutlah nyawanya astagaaa" ujar alexa panjang lebar

Karin hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum. Betapa baik sahabatnnya satu ini. Mau berteman dengan karin tanpa memandang harta. Gila tapi menyenangkan.

"Sungguh beruntung memiliki sahabat seperti alexa" ucap karin dalam hati

One Call AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang