Pagi-pagi sekali, keributan sudah terdengar di salah satu kamar di rumah sakit, dua orang perawat sedang berusaha menenangkan seorang gadis yang memberontak. Kamar rawatnya pun sudah porak poranda akibat ulahnya.
"AKU TIDAK MAU! SUDAH AKU BILANG KAN AKU TIDAK MAU! JADI JANGAN PAKSA AKU!" Gadis bersurai panjang itu berteriak histeris kepada dua orang perawat itu, tampilannya benar-benar berantakan. Kedua perawat itu mencoba mendekatinya.
"Nona, tenangkan dirimu. Kami hanya akan memberikanmu obat, kami juga hanya akan menyuntikkan beberapa obat ketubuh mu agar kau cepat sembuh" perawat itu menjelaskan dengan lembut sambil terus mencoba mendekti gadis itu.
"DIAM! Sudah aku bilang aku tidak mau!"
BRAAAKKK
"Ada apa ini?" seorang pria tua memasuki ruangan itu sambil membawa boneka beruang besar
"AYAAAAAAAHHHH!!!" Gadis itu berlari kepelukan pria tua tersebut
"Fellicia apa yang kau lakukan?" pria tua itu memeluk putrinya sambil menatap kamar pasien putrinya yang sudah porak poranda. Gadis itu hanya mengkerucut kan bibirnya dalam pelukan ayahnya.
"Aku tidak melakukan apapun ayah"
"Benarkah, Hmm? Lalu apa yang terjadi pada kamar mu ini? Bisa kau jelaskan Fellic?"
Gadis itu melepaskan pelukan pada ayahnya sambil tetap mengkerucutkan bibirnya.
"Ck, itu karena mereka memaksa aku untuk minum obat lagi ayah! Aku bosan minum obat itu lagi! Aku juga bosan berada disini, mereka tidak pernah memperbolehkan aku keluar dari kamar ini! Aku seperti di isolasi saja bukan dirawat ayah!"
Pria tua itu hanya terkekeh geli mendengar penuturan putrinya
"Maaf pak, nona Fellicia berbohong, kami melakukan itu karena nona Fellic selalu mencoba kabur dari kamar ini" perawat itu menjelaskan. Fellic mengeram kesal mendengar penjelasan perawat itu.
"Bohong! Itu semua bohong ayah, aku... aku tidak pernah kabur dari kamar ini, mereka selalu mengurung ku seperti aku ini pasien rumah sakit jiwa" Fellic menatap ayahnya dengan wajah memelas.
"Ti-tidak pak nona Fellic—"
"Diam!"
"Fellic"
"Ayaaahh"
Fellic mencebikkan bibirnya sebal, dia membalikkan badannya membelakangi tubuh ayahnya. Melipat kedua tangannya didepan dadanya.
"Keluar lah. Aku ingin bicara berdua dengan putriku" ayah Fellic menatap kedua perawat itu, kedua perawat itu pun keluar meninggalkan ayah dan anak tersebut.
Ayah Fellic berjalan, duduk diatas kasur menatap putrinya yang masih setia dengan sikap 'merajuk' kepadanya. Ayah Fellic hanya tersenyum samar melihat kelakuan putrinya yang masih kanak-kanak. Sikapnya itu mengingatkan dirinya pada Almarhumah istrinya dan 'seseorang' lagi yang ada di hatinya.
"Fellic kemarilah" ayah Fellic memanggil putrinya, namun putrinya itu masih bergeming menolak panggilannya.
"Fellic" ayah Fellic memanggil kembali namun kali ini dengan nada rendah. Fellic tahu arti dari nada itu, ayahnya paling tidak suka jika pangillannya tidak di hiraukan. Dengan menghentakkan kakinya Fellic melangkah maju mendekati ayahnya.
"Kemarilah. Duduk disini" ayah Fellic menepuk tempat di sebelahnya. Fellic duduk disebelah ayahnya namun ia mengalihkan pandangannya dari ayahnya, dengan wajah masih cemberut lucu. Melihat wajah putrinya, ayah Fellic terkekeh geli. Dengan gemas ia mencubit pipi gembil putrinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/58692468-288-k255005.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET A DOCTOR [ H O L D ]
Romance"Dasar dokter muda jelek, baru juga jadi dokter tapi udah sombong dan ngatur-ngatur! Liat aja nanti bakal aku bikin gak tenang jadi dokter pribadi aku!" - Fellicia Andriana. "Dasar anak kecil sialan! Berani-beraninya dia ngelecehin pekerjaan aku! O...