Part 2 [First Enemy]

124 9 2
                                    


Dan sosok yang mengikuti mereka ke markas Deep Dark Fears adalah seoramg laki-laki yang menggunakan topeng badut putih.

"Oh, jadi inilah markas utama Deep Dark Fears yang disembunyikan keberadaannya selama ini oleh Dark?" Lanjutnya, "Fufufu.. boleh juga."

"Hei." Dark membalikkan badannya tiba-tiba, "jangan kira aku tak tahu bahwa kau membuntuti kami sedari tadi. Siapa kau? Keluar. Jangan jadi pengecut."

Sosok laki-laki itu tersenyum licik, "belum saatnya kau mengetahui siapa diriku ini. Suatu saat ,kau pasti akan bertemu denganku lagi. Sampai jumpa, Dark." Dan dengan cepat ,ia menghilang di balik rindangnya pepohonan, menghilang bagaikan pencuri.

Fuuko menyadari suatu hal yang ditinggalkan oleh sosok itu. Topeng putihnya tertinggal, atau lebih tepatnya , "sengaja ditinggal" olehnya. Fuuko pun memungut benda itu, dan dengan sekejap kembali ke hadapan Dark.

"Masker ini?!" Dark terkesiap, ia tak mampu berkata-kata lagi. "Cih ,padahal dia ada disini, kenapa aku membiarkannya pergi?"

"Sudahlah." Fuuko menenangkan Dark , "aku yakin ia akan kembali muncul di hadapan kita. Sekarang bagaimana kalau kita masuk ke markas saja?"

"Baiklah."

Mereka pun masuk ke dalam suatu bangunan yang tampak agak tua, dari luar tampak seperti kastil kecil yang usang dan,penuh dengan tanaman rambat di sekelilingnya. Namun di dalamnya ternyata jauh dari kesan kuno dan jelek. Di dalam bagaikan istana megah yang penuh peralatan ,buku-buku kuno, dan juga beberapa perlengkapan untuk mengusir tokoh urban legend.

Di tengah ruang baca, terpampang lambang Deep Dark Fears dengan ukuran yang besar.

"Baiklah Fuuko, rapikan barang-barangmu di kamar lantai 2. Pilihlah salah satu kamar yang kau inginkan,dan cepat kembali ke sini. Kita akan memberantas satu tokoh urban legend lagi."

Fuuko hanya mengangguk, ia naik ke lantai atas ,merapikan barang-barangnya, dan mulai mengagumi furniture yang tertata rapi di dalam kamar itu.

"Padahal aku ingin beristirahat, tapi, yasudahlah."

Ia pun turun ke lantai bawah, dan melihat Dark sedang membuka sebuah buku kuno ,sambil larut dalam pikirannya sendiri.

"Yang kali ini.. mungkin tokoh lokal. Ia suka meresahkan orang-orang di rumah sakit." Dark memasang raut wajah yang agak kesal, "memang menguntungkan sih, dia bisa membersihkan lantai rumah sakit, tapi kalau membuat kacau.. buat apa?"

"Siapa yang kau bicarakan?" Perkataan Fuuko membuat Dark agak terkejut.

"Suster ngesot, tokoh lokal yang agak konyol kedengarannya. Agak susah melawannya ,setingkat di atas si Kuchisake -onna. Bersiaplah,sebentar lagi kita akan menghadapinya."

"Oh ya ampun, kalian akan menghadapi suster ngesot? Mungkin aku akan membantu kalian, fufufu." Laki-laki misterius itu ternyata masih mengikuti mereka. Ia menyibak rambut putihnya. "Selain itu,aku harus mengambil topengku lagi."

"HIHIHIHIHI" tiba-tiba suster ngesot muncul di hadapan Fuuko dan Dark. Ia bersiap-siap untuk menyerang mereka berdua. Sebelum akhirnya..

"STOP, kok suster ngesot ketawanya gitu? Bukannya itu suara ketawa kuntilanak? Terus kenapa suster ngesot adanya disini? Bukannya rumahmu di rumah sakit? Jelaskan! Tuliskan 3 halaman penuh di kertas folio." Ucap Fuuko.

Suster ngesot pun terpaku, lalu ..

Bersambung...



Deep Dark FearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang