Chapter 01

2.1K 56 5
                                    

Seoul - 12 June - 2012

Pohon oak disekitar taman sekolah tampak menggugurkan daunnya yang sudah berwarna kecoklatan, mati karena terbawa waktu. musim semi telah tiba. Akhir masa orientasi seharusnya akan menjadi menyenangkan bagi murid baru di sekolah Seoul. Namun tidak untuk anak lelaki bername tag Oh Sehun itu. Dia sendiri baru saja menyelesaikan hukuman dari seniornya karena datang terlambat.

Mengelilingi lapangan seluas Busan-Incheon sebanyak 5 kali. Cukup membuat Sehun merasa sebal. Dia sendiri tidak menginginkan itu terjadi, dia tidak pernah ingin.

Sehun menghela napas panjang, kemudian dia mengusap wajahnya dengan lengan baju seragamnya sendiri. Anak lelaki itu duduk dan terdiam disudut ruangan Orientasi dengan wajah datar. Menjauh dari keramaian siswa lain yang tampak menikmati bekal makan siang yang mereka bawa dari rumah, bercanda dan tertawa bersama. Sungguh memuakkan.

"Hai, Namaku Park Jinhee"

"eung?"

Sehun refleks mendongakkan kepalanya saat tiba-tiba dia mendapati sepasang kaki dengan sepatu sneaker's berwarna sweet blues berdiri dihadapannya. Dia mulai mendelisir sosok itu dari ujung kaki hingga ujung kepala. Begitu dia mengetahui siapa sosok itu, tubuh Sehun nyaris terjengkal kebelakang tatkala dia mendapati seorang gadis berdiri dihadapannya.

Gadis berusia 15 tahunan itu menyodorkan tangan kecilnya pada seorang pemuda berambut hitam kelam didepannya. Senyuman mengembang tampak tersirat diwajah manis si gadis. Ditangannya terdapat sebuah catatan kecil berwarna pink, rambut panjangnya ia kuncir menjadi dua bagian. Tampak polos dan tak berdosa.

Anak lelaki itu hanya memandang uluran tangan Jinhee sekilas, kemudian memutar bola matanya acuh. Dia kemudian berdiri -Tidak peduli akan sambutan Jinhee dan meninggalkan gadis itu yang masih mematung ditempatnya.

Jinhee memandang punggung anak itu dengan tatapan aneh, perlahan dia menurunkan tangannya yang beberapa menit lalu menggantung diudara. Jinhee menggerutu sebal. "Ada apa dengan dia? Kenapa cuek sekali?" sungut Jinhee.

Jinhee melenggang pergi setelahnya, menumpu beberapa alat tulis dan catatan kecil ditangan. Dia kemudian bergabung dengan teman lainnya. Mengobrol sejenak guna mengisi waktu istirahat yang kosong ini.

"PENGUMUMAN!! SEKARANG!! WAKTUNYA KALIAN BERKUMPUL DAN BERBARIS MENJADI SATU!! KAJJA!! KAJJA!!"

Suara nyaring yang berasal dari aerophone milik Senior begitu memekakkan telinga para Haksaeng. Mereka kemudian berhambur untuk kemudian mengikuti interupsi dari senior mereka. Dalam hitungan detik saja mereka sudah bisa membentuk 3 banjar barisan yang teratur. Hening dirasakan saat para senior mulai menginterogasi haksaeng baru itu satu persatu. Meneliti setiap seragam dan asessoris yang mereka kenakan. Dan jika mereka tidak memenuhi persyaratan yang telah disepakati..

"Hei boy!! Kau tidak mengenakan ikat pinggang?"

Semua Haksaeng seketika bergetar takut. Wajah garang milik seniornya seolah menjadi momok tersendiri untuk mereka. Menunduk, takut setengah mati, hingga nyaris kencing dicelana saat senior laki-lakinya menemukan kekurangan dari perlengkapannya. Perkataan senior itu cukup tenang, namun dapat membuat para haksaeng membatu ditempatnya karena takut.

"Kau!! Berbarislah ditempat pengecut lain!!" bentak senior itu menunjuk salah satu barisan. Anak lelaki itu menunduk dan berjalan tanpa mendongak sedikitpun. Dia hanya pasrah dan menuruti apa permintaan seniornya tanpa membantah. Karena dia tahu dia memang salah.

Tepat pada barisan paling belakang, seorang anak lelaki tampak menggerutu tidak jelas. Dia memeriksa penampilannya sendiri sedari tadi. Tidak mengenakan ikat pinggang, tidak memakai Topi, dan seragamnya-pun acak-acakan. Pemuda itu cukup tegang kali ini, dia kemudian mencoba mengalihkan pandangannya kearah lain. perasaan was-was terus menghujamnya saat ini, bagaimana tidak? Barang seniornya sudah sampai dibaris ketengah dan tinggal tiga banjar lagi senior itu akan memeriksa barisannya, dan dirinya pasti akan ketahuan telah melanggar peraturan yang sudah ada. Berniat mencari jalan keluar, Nampak sekali sorot mata elang itu mencari-cari seseorang yang bernasib sama sepertinya.

Mr. Arrogant; SEHUN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang