Chapter 05

703 41 0
                                    

"M-mwo?!!"

"Appa akan segera mempertemukan kalian besok!"

"T-tapi ap-ppaa.. Aku masih anak s..sekolah"

"Kalian akan menikah setelah lulus sekolah, kau akan menjalin hubungan sebatas tunangan saja sebelum kelulusan berlangsung"

"................."

"Eomma akan mempersiapkan gaun untuk kencan kalian dan pihak Tuan Kim akan mempersiapkannya"

"Apa? Tuan Kim?"

"Hmm, Tuan Kim adalah teman baik appa selama ini. Beliau memliki dua orang putra yang sama-sama berotak jenius, Beliau sebenarnya adalah seorang duda beranak satu, dan beliau mulai menikah lagi sejak 10 tahun yang lalu..saat anak kandungnya berusia 7 tahun" Jelas Tuan Park perlahan.

Jinhee mulai menggigit bibir bawahnya cemas, dirinya cukup tegang saat ini, Entahlah.. tetapi Jinhee sedikit merasa lega saat mengetahui marga seseorang yang menjadi pilihan ayahnya itu. Setidaknya tidak ada marga 'Oh' yang terucap dari bibir Tuan Park.

".....eung... baiklah.. dan... s-siapa.. yang.. akan menjadi t-tunanganku.. appa?" tanyaku gelagapan

"entahlah.. Tuan Kim akan mempertemukan kalian besok"

Jinhee menelan ludahnya dengan susah payah

'Wahai nasib sial, enyahlah kau dari muka bumi ini!'

Mengerang -Bahkan menjambak rambutnya sendiripun Jinhee takkan bisa menghindar dari fakta kalau dia akan menikah, memiliki pasangan. Jinhee hanya dapat mengusap dadanya berulang kali, mencoba membantah permintaan seorang Tuan Park Jungsu? Hanya akan membuatnya menemukan masalah baru nantinya. Park Jinhee benar-benar tidak menginginkannya. Menikah diusia muda -Memiliki anak dan -Ah, yang benar saja! Mimpi Jinhee terlalu buruk untuk sekedar terwujud. Sayang dia hanya anak gadis yang menjadi korban atas keinginan ayahnya dan sahabat karibnya itu, Sial!

Terlalu banyak mimpi buruk yang masuk kedalam kehidupan nyata Jinhee, bahkan dia sendiri tidak yakin jika mimpi indahnya pun dapat terwujud. Jinhee sudah terlalu lama menderita, meratapi nasib terlalu lama memang tidak akan berguna jika dia sendiri tidak bertindak. Jinhee mengusap wajahnya perlahan, menatap keadaan sekelilingnya melalui balkon rumah dan menghembuskan nafasnya kasar berkali-kali, lama terdiam diatas balkon dan masuk kedalam ruangannya kembali. Jinhee tak lantas beristirahatw setelahnya, dia mencoba melepas kegusaran hatinya dengan cara keluar dari dalam ruangan berikuran lumayan besar miliknya itu. Jinhee membuka kemudian menutup pintu kamarnya asal, gadis itu berjalan menuju lorong lain didalam rumahnya. Tampak gelap dan lumayan sepi, sebab keadaan kediaman keluarga Park sudah terasa hening sejak 1 jam yang lalu. Chanyeol melenggang pergi bersama teman dekatnya Baekhyun untuk bermain Billiard bersama, sedangkan Tn. dan Ny. Park sedang ada keperluan bisnis di daerah Busan, kemungkinan mereka akan kembali 3 jam nanti.

"Huuuuuftt"

Jinhee menghela nafasnya dengan kasar. Berulang kali dia mengutuk dirinya sendiri akan betapa sialnya dia hari ini. Mengutuk si tuan sombong bernama Oh Sehun dan mengutuk perjodohan itu, Semua kejadian hari ini benar-benar membuat Jinhee hampir gila. Semua terjadi tanpa dia inginkan, dan -Persetan dengan harapan baiknya beberapa waktu yang lalu.

This is a bad day ever in my life

Tangan Jinhee perlahan mulai membuka knop pintu sebuah ruangan yang terletak lebih menyudut dari ruangan lainnya. Ruangan itu didominasi oleh cahaya redup, hanya ada pedang dan tongkat sabre berjejer rapih disana serta dinding ruangan yang terbuat dari kayu tua. Jangan bertanya mengapa Jinhee masuk kedalam ruangan itu, dia sendiri juga bingung.

Namun suasana hatinya lah yang membawa gadis itu ketempat ini. Tempat dimana dia menyalurkan emosinya dengan permainan kendo.

Rasa gusar dalam hatinya dapat terkendali hanya dengan satu layangan tongkat sabre kearah sebuah boneka manekin manusia di depannya.

Menusuk benda itu dan mengoyak isi didalamnya hingga tak tersisa

"Hyaaaaa!!"











--

Usianya baru saja menginjak 18 tahun, Terkesiap bahkan mengerjap beberapa kali, Jinhee tak habis pikir jika hari itu adalah hari terakhir dalam hidupnya menghirup udara bebas-Bukan dalam artian Park Jinhee akan mati di hari itu, melainkan Jinhee harus menerima sebuah kenyataan terburuk dalam hidupnya. Sebuah kenyataan yang membuatnya harus terjebak dalam keadaan dimana dia akan tinggal satu atap dengan seseorang yang amat dia benci. Bahkan melebihi kebenciannya pada seekor anjing Doberman pinscher dan German shepherd sekalipun.

-Flashback-
Some day's ago...

Harum aroma tanah yang basah didominasi dengan bau dedaunan yang menjadi hiasan tersendiri bagi sorot mata hitam itu, berlapis tetesan embun kecil yang tampak begitu segar tersirat diatas tumbuhan berjenis Aloevera disana. Dan hari itu adalah hari dimana Sehun sengaja datang pagi-pagi sekali saat hendak menuju sekolah, dilangkahkannya kaki pemuda itu dengan kecepatan sedang, sebab dia harus menunggu Bus lebih awal agar tidak berdesakan dengan penumpang yang lain. dan sesampainya disekolah, Sehun tak langsung masuk kedalam kelasnya. Dengan alasan mencari udara segar dan juga menghindari kontak bersama teman-teman sekelasnya yang hanya memanfaatkan dirinya untuk menyontek PR yang belum mereka selesaikan, sungguh itu adalah hal termuak yang pernah dialami oleh Oh Sehun.

Bayangkan saja, teman-temannya hanya akan mencari keberadaan dirinya hanya ketika mereka membutuhkan jawaban PR Sehun, sedangkan untuk bergaul dia sama sekali bukan tipical pemuda yang easy going dan hal itu jelas-jelas membuatnya sulit untuk mendapatkan teman. Sehun terdiam beberapa saat sebelum kaki jenjangnya ia langkahkan menuju koridor sekolah, Pria itu kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan ditaman belakang sekolah terlebih dahulu guna mengisi kekosongan sebelum pelajaran dimulai. sekaligus menunggu seseorang yang selalu ia buntuti secara diam-diam ketika berada di lingkungan sekolah. Seseorang yang hanya dirinya sendirilah yang tahu.

Sehun mendudukkan dirinya disalah satu bangku taman yang berjejer dihalaman sekolah, tak lupa dengan setelan seragam berwarna hitam kuning yang membalut tubuh tegapnya-Dan secara tidak langsung menambah kesan manly pada pria bermarga Oh tersebut. Ditutupinya kedua lubang telinga pemuda itu menggunakan earphone berwarna putih yang nampak kontras dengan warna kulit susunya.

Sehun sendiri merupakan seorang Nerd yang memiliki sifat angkuh. Dia tidak suka bergaul, mudah emosional dan dia sama sekali tidak mempunyai teman selain anjing berjenis Doberman sincher didalam rumahnya. Sehun merupakan seorang anak tiri dari sebuah keluarga kaya didaerah Busan, sejak awal Sehun memang tidak pernah menginginkan ibunya menikah dengan pria paruh baya itu, namun..

Keadaanlah yang merubah segalanya, Sehun berpikir jika semua yang dilakukan itu demi kebaikan ibunya, dan dia sama sekali tidak ingin menyakiti perasaan sang ibu sedikitpun, perlahan namun pasti.. sikap Sehun yang dulu begitu dingin dan tidak peduli mulai luluh dan menghormati keberadaan Ayah serta adik tirinya saat ini, tak terkecuali.. jika sang Ayah meminta sesuatu padanya. Sehun tak segan-segan untuk menerima dan tidak ada kata penolakan terlontar dari bibir pemuda itu.

Srek!! ..









-

Mr. Arrogant; SEHUN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang