Langit tak begitu gelap Hujan tak juga reda
Ku harus menyaksikan
Cintaku terenggut tak teselamatkan
Ingin ku ulang hari , Ingin ku perbaiki
Kau sangat ku butuhkan Beraninya kau pergi dan tak kembaliDi mana letak surga itu
Biar ku gantikan tempatmu denganku
Adakah tangga surga itu
Biar ku temukan untuk bersamamuKu biarkan senyumku
Menari di udara
Biar semua tahu
Kematian tak mengakhiri cinta...
Di mana letak surga itu
Biar ku gantikan tempatmu denganku
Adakah tangga surga itu
Biar ku temukan untuk bersamamu
Apalah artinya hidup
Tanpa kekasihku
Percuma ku ada di sini..— Agnes Monica • Tanpa Kekasihku —
***
Aku mengerjapkan mataku beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk mengenai pupil mataku
Ini di Rumah Sakit yaa karna aku mengenal bau obat obatan ini , kuedarkan pandangan ku . Ku dapati kak Milla berjalan mendekat ke-arah ku sembari tersenyum bahagia namun aku dapat melihat gurat kesedihan yang ia pancarkan dari kedua bola matanya
"Gimana Prill? Apa yang kamu rasain ? Ada yang sakit?"
Aku menggeleng lemah , aku justru merasa baik baik saja saat ini bahkan aku merasa seperti terlahir kembali
"Oh iya kak ... Ali mana?"
Kak Milla kelihatan tidak tenang
"Kamu ngga usah khawatir , saat ini Ali baik baik aja"
aku mengrenyitkan alis bingung , aku bertanya Ali dimana bukan menanyakan keadaan nya
Suara handle pintu yang ditekan dari luar membuatku dan kak Milla menoleh
Tak beberapa lama dari balik pintu muncul seorang wanita paruh baya yang tersenyum manis
"Ali .."
Aku tersenyum mendapati Tante Resi berjalan ke-arahku namun seketika senyuman ku meluntur saat mengetahui tidak ada siapapun dibelakang tante Resi
"Haii Pril , tante kira kamu masih betah tidur"
Tante Resi mengelus rambutku lembut , dan aku hanya menanggapi nya dengan tersenyum
"Ali mana Tan?"
Aku dapat merasakan mata Tante Resi berkaca kaca
"Mulai sekarang kamu biasakan diri tanpa Ali ya Pril"
Ha? Membiasakan diri tanpa ali? Apa maksudnya? Kenapa sedari tadi aku bertanya namun jawaban nya selalu melenceng dari pertanyaan ku
"Ini ada bingkisan dari Ali"
Aku menerima kotak persegi yang dilengkapi dengan pita berwarna pink dengan perasaan campur aduk
Aku membuka kotak itu ku dapati sebuah tape recorder dan aku menatap bingung Tante Resi , sejenak wanita itu mengangguk
Aku menekan tombol merah dan disaat itu aku dapat mendengar suara Ali
'aku senang bisa menjadi Dandelion dan aku juga senang karna kamu bersedia menjadi Angin , saat dimana Angin menerpa tangkai dandelion dan membuat setiap putik dandelion terlepas dari tangkai nya lalu akhirnya terbang mengudara bersama Angin akhirnya saat itu datang .. cinta mu yang kamu tiupkan berhasil membuat tangkai ku terlepas terbang berdansa dengan mu di udara , namun kali ini tampaknya putik ku terhempas di tanah yang kering dan tandus sehingga aku tidak dapat tumbuh kembali menjadi tangkai dandelion yang dapat menari lagi bersama mu di udara..
Maaf karna aku tak lagi bisa menemani alunan Angin yang selalu membuatku terbang..Aku terisak saat mulai bisa mencerna tiap kata yang ali ucapkan dari tape recorder itu
'Pril .. Ali bahagia bisa kenal sama Prilly , Ali bahagia bisa menghabiskan banyak waktu sama Prilly .. tapi mungkin kebersamaan kita cukup sampai disini . Izinkan Ali untuk bisa menyatu dengan Prilly , menjadi bagian dari hidup Prilly .. untuk itu Ali memberikan setiap detak jantung Ali buat Prilly . Ali mohon pelihara jantung Ali dengan sepenuh hati layak nya Prilly menjaga Ali .. setelah ini Ali berharap Prilly jangan pernah menitikkan air mata dari mata indah prilly , Ali pergi bukan untuk menghilang tapi Ali pergi untuk memberi Prilly kesempatan mencintai sosok Ali yang baru . Tetap tiup bunga dandelion ya Pril .. Tiup dengan doa untuk kebahagiaan Ali disini .. di Tempat keabadian yang Allah kasih buat Ali'
Aku menyentuh dada ku dapat kurasakan detak jantung yang damai , Tidak! Tolong bilang kalau ini Mimpi! Siapapun ku mohon bangungkan aku!
"Ali mengorbankan jantung nya untuk kamu Pril, dia memohon pada Tante untu mengizinkan nya .. tante ngga bisa berbuat apa apa"
Aku melihat Tante Resi berusaha menahan air mata nya namun pertahanan nya gagal , isakan kecil mulai terdengar dari bibir wanita itu
Aku masih terdiam namun di detik selanjutnya aku menangis terisak
"Aliii.... "
Kak Milla dengan sigap memelukku .. sama halnya ia juga terisak namun aku terus meronta dalam pelukan nya
.
.
.
Aku menarik koperku melewati sisi beberapa batu nisan sampai dimana aku memberhentikan langkahku di Gundukan tanah yang masih baru
Aku berjongkok disebelah nisan yang bertuliskan 'Aliandra Faddenio'
"Hai .. makasi lo udah mau berkorban banyak buat gue Li , gue masih belum percaya sama semuanya .. gue minta maaf gue ngga bisa setiap waktu jenguk lo disini .. gue mau diMutasi ke negara orang buat nerusin kelas 3 disana , tapi gue janji akan pulang kesini buat jenguk lo .. gue pergi ya Li .."
Aku mencium batu nisan itu sebelum pergi
'Kematian bukan akhir dari segala nya .. justru ini adalah awal hidup untuk Prilly'
————
KAMU SEDANG MEMBACA
My [idiot] Boyfriend~
Fanfiction"Tuhan menciptakan sebuah kelebihan bukan untuk dihina dan diinjak injak! kalo semua kelebihan hanya untuk dihina , buat apa Tuhan harus menciptakan sebuah kelebihan!" "Tuhan memang ngga kasih kesempurnaan sama lo Ali! tapi Tuhan udah kasih satu Ke...